BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Seperti yang telah kita ketahui bahwasannya lebah
adalah hewan yang memiliki banyak manfaat bagi manusia. Terutama madu yang
dihasilkan dapat digunakan sebagai obat berbagai macam penyakit.
Dari situlah banyak ilmuwan serta ahli biologi yang mengkaji kehidupan hewan ini lebih dalam. Termasuk
bagaimana cara pembuatan sarang, cara mencari nektar yang akan diolah menjadi
madu, hingga seluk beluk kehidupan lebah lainnnya.
B.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah:
Mengetahui
keistimewaan-keistimewaan lebah sehingga dapat semakin meningkatkan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Dalil tentang Lebah dan Madu
·
وَأَوْحَى رَبُّكَ إِلَى النَّحْلِ أَنِ اتَّخِذِي مِنَ الْجِبَالِ بُيُوتًا وَمِنَ الشَّجَرِ وَمِمَّا يَعْرِشُونَ
“Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah: Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.” (QS. An-Nahl, 16:68)
·
"Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya,
didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya
pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi
orang-orang yang memikirkan." (QS. An-Nahl,
16: 69)
·
"Berobatlah, maka sesungguhnya Allah tidak meletakkan penyakit
kecuali Allah menyediakan baginya obat, kecuali satu penyakit, yaitu tua"
( Hadits riwayat Abu Daud)
·
"Ambillah/pergunakanlah olehmu sekalian akan dua obat penyembuh
yaitu madu dan al-Qur'an." (Hadits riwayat Ibnu Majah)
·
"Dari Abu Hurairah, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda:
"Barangsiapa yang menjilat madu sebanyak tiga kali pagi pada setiap bulan,
maka dia tidak akan terkena cobaan yang besar."
B.
Keistimewaan Lebah
·
Lebah madu membuat tempat penyimpanan madu dengan
bentuk heksagonal. Sebuah bentuk penyimpanan yang paling efektif dibandingkan
dengan bentuk geometris lain. Lebah menggunakan bentuk yang memungkinkan mereka
menyimpan madu dalam jumlah maksimal dengan menggunakan material yang paling
sedikit. Para ahli matematika merasa kagum ketika mengetahui perhitungan lebah
yang sangat cermat.
·
Aspek lain yang mengagumkan adalah cara komunikasi antar lebah yang sulit untuk dipercaya. Setelah menemukan sumber makanan, lebah pemadu yang bertugas mencari bunga untuk pembuatan madu terbang lurus ke sarangnya. Ia memberitahukan kepada lebah-lebah yang lain arah sudut dan jarak sumber makanan dari sarang dengan sebuah tarian khusus. Setelah memperhatikan dengan seksama isyarat gerak dalam tarian tersebut, akhirnya lebah-lebah yang lainnya mengetahui posisi sumber makanan tersebut dan mampu menemukannya tanpa kesulitan.
Aspek lain yang mengagumkan adalah cara komunikasi antar lebah yang sulit untuk dipercaya. Setelah menemukan sumber makanan, lebah pemadu yang bertugas mencari bunga untuk pembuatan madu terbang lurus ke sarangnya. Ia memberitahukan kepada lebah-lebah yang lain arah sudut dan jarak sumber makanan dari sarang dengan sebuah tarian khusus. Setelah memperhatikan dengan seksama isyarat gerak dalam tarian tersebut, akhirnya lebah-lebah yang lainnya mengetahui posisi sumber makanan tersebut dan mampu menemukannya tanpa kesulitan.
·
Lebah menggunakan cara yang sangat menarik ketika
membangun sarang. Mereka memulai membangun sel-sel tempat penyimpanan madu dari
sudut-sudut yang berbeda, seterusnya hingga pada akhirnya mereka bertemu di
tengah. Setelah pekerjaan usai, tidak nampak adanya ketidakserasian ataupun
tambal sulam pada sel-sel tersebut. Manusia tak mampu membuat perancangan yang
sempurna ini tanpa perhitungan geometris yang rumit, akan tetapi lebah
melakukannya dengan sangat mudah. Fenomena ini membuktikan bahwa lebah diberi
petunjuk melalui “ilham” dari Allah swt sebagaimana firman Allah dalam surat
An-Nahl ayat 68.
·
Sejak jutaan tahun yang lalu lebah telah
menghasilkan madu sepuluh kali lebih banyak dari yang mereka butuhkan.
Satu-satunya alasan mengapa binatang yang melakukan segala perhitungan secara
terinci ini memproduksi madu secara berlebihan adalah agar manusia dapat
memperoleh manfaat dari madu yang mengandung “obat bagi manusia” tersebut.
C.
Madu
Madu tersusun atas beberapa molekul gula seperti glukosa dan fruktosa
serta sejumlah mineral seperti magnesium, kalium, potasium, sodium, klorin,
sulfur, besi dan fosfat. Madu juga mengandung vitamin B1, B2, C, B6 dan B3 yang
komposisinya berubah-ubah sesuai dengan kualitas madu bunga dan serbuk sari
yang dikonsumsi lebah. Di samping itu di dalam madu terdapat pula tembaga,
yodium dan seng dalam jumlah yang kecil, juga beberapa jenis hormon.
Sebagaimana firman Allah, madu adalah “obat yang menyembuhkan bagi manusia”. Fakta ilmiah ini telah dibenarkan oleh para ilmuwan yang bertemu pada Konferensi Apikultur Sedunia (World Apiculture Conference) yang diselenggarakan pada tanggal 20-26 September 1993 di Cina. Dalam konferensi tersebut didiskusikan pengobatan dengan menggunakan ramuan yang berasal dari madu. Para ilmuwan Amerika mengatakan bahwa madu, royal jelly, serbuk sari dan propolis (getah lebah) dapat mengobati berbagai penyakit.
Seorang dokter asal Rumania mengatakan bahwa ia mencoba menggunakan madu
untuk mengobati pasien katarak, dan 2002 dari 2094 pasiennya sembuh sama
sekali. Para dokter asal Polandia juga mengatakan dalam konferensi tersebut
bahwa getah lebah (bee resin) dapat membantu menyembuhkan banyak
penyakit seperti wasir, penyakit kulit, penyakit ginekologis dan berbagai
penyakit lainnya.
Di samping
itu dengan memakan madu juga bisa menyembuhkan batuk-batuk yang menganggu dan
bisa mencegah daripada kekejangan pada otot tubuh khususnya pada bagian kaki.
Dalam perobatan tradisional, madu telah dimanfaatkan untuk menahan luka-luka
terbakar pada kulit. Jika diusapkan madu akan dapat mengurangi rasa sakit yang
menyengat dan mencegah pembentukan lepuh (melecur) dan cepat sekali
menyembuhkan kawasan yang terbakar. Di samping itu banyak lagi penyakit yang
boleh sembuh misalnya hidung tersumbat, anak yang kencing malam dan sesuai
untuk kanak-kanak yang baru lahir.
Dalam al-Qur'an, hadits-hadits yang disebutkan dan amalan perubatan tradisional, madu mempunyai keistimewaannya yang tersendiri. yaitu menjadi suatu amalan yang baik menjadikan madu sebagai obat dan penjagaan kesehatan.
BAB III
PENUTUP
Demikianlah ulasan yang dapat kami sampaikan, semoga
ini semua dapat menjadi amal jariyah bagi kita semua. Sesungguhnya tidak ada ciptaan
Allah di dunia ini yang sia-sia. Dan setiap makhluk memiliki kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Mari kita bersama-sma
meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kita dengan mensyukuri dan mengkaji
ciptaan-Nya. Dan juga mari kita menggunakan madu sebagi obat dalam kehidupan
sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
·
http://amarstain.blogspot.com/2013/04/makalah-tentang-sejarah-turunnya-al.html
Penulis: Arih Amirah Sari, Siswi Kelas XII IPA 2,
MAN Insan Cendekia Gorontalo.
0 Comments:
Posting Komentar