Menyelami dalamnya lautan ilmu Islam hingga nampak cahaya dan terasa indah dalam sukma

Fi`il Mudhari` Marfu`

Fi`il Mudhari` Manshub

Ramadhan Bulan Al-Quran

Pastikan anda me-like Cahaya Islam di Fans Page Facebook untuk mendapatkan informasi yang up to date.


Ramadhan Bulan Al-Quran



Al-quran Al-Karim adalah pedoman hidup umat manusia, walaupun yang mengambil manfaat hanyalah orang-orang yang bertakwa (QS al-Baqarah [2]: 2). Al-Quran diturunkan secara berangsur-angsur dan diturunkan pada bulan suci Ramadhan, sehingga Bulan Ramadhan seringkali disebut dengan nama Syahrul Quran.
Allah –Subhanahu wa Ta’ala- berfirman,
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَ الْفُرْقَانِ
Bulan Ramadhan yang di dalamnya –mulai- diturunkannya Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan keterangan-keterangan yang nyata yang menunjuk kepada kebenaran, yang membedakan antara yang haq dan yang bathil.” (QS Al-Baqarah: 185)

Al-Hafizh Isma’il bin ‘Umar bin Katsir Al-Bashrawi Ad-Dimasyqi (700-774) yang lebih terkenal dengan sapaan Ibnu Katsir –rahmatullah ‘alaih-, berkata mengenai ayat ini dalam Tafsir Al-Quran Al-‘Azhim (I/460-461 –Darul Hadits), “Allah menyanjung bulan puasa disbanding bulan-bulan lain dengan dipilihnya sebagai waktu diturunkannya Al-Quran Al-‘Azhim. Karena hal ini pula Dia mengistimewakannya. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa kitab-kitab suci diturunkan kepada para nabi –‘alaihimussalam- di bulan ini. Imam Ahmad bin Hanbal –rahimahullah- [Al-Musnad VI/107] berkata, Abu Sa’id Maula Bani Hasyim telah bercerita kepada kami, ‘Imran Abul ‘Awwam telah bercerita kepada kami, dari Qatadah, dari Abul Malih, dari Watsilah yaitu Al-Asqa’, bahwasannya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda,
أنزلت صحف إبراهيم في أول ليلة من رمضان ، و أنزلت التوراة لست مضين من رمضان و الإنجيل لثلاث عشر خلت من رمضان و أنزل الله القرآن لأربع و عشرين خلت من رمضان
Suhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama Ramadhan, Taurat diturunkan pada enam Ramadhan, Injil diturunkan pada tiga belas Ramadhan, dan Allah menurunkan Al-Quran pada dua puluh empat Ramadhan.”

Telah diriwayatkan pula hadits dari Jabir bin ‘Abdullah –radhiyallahu ‘anhu-. Di dalamnya disebutkan, “Bahwasannya Zabur diturunkan pada dua belas Ramadhan dan Injil pada sepuluh Ramadhan.” Sementara yang lainnya sebagaimana di atas yang diriwayatkan oleh Ibnu Mardawih.
Adapun Shuhuf, Taurat, Zabur, dan Injil, maka diturunkan secara spontan kepada nabi yang menerima. Sedangkan Al-Quran diturunkan secara spontan di Baitul ‘Izzah yang berada di langit bumi. Hal itu terjadi pada bulan Ramadhan di lailatul qadar, berdasarkan firman Allah Ta’ala, “Kami telah menurunkannya di lailatul qadar,” juga pernyataan-Nya, “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya di malam yang penuh keberkahan.” Kemudian setelah itu turun berangsur-angsur berdasarkan pristiwa-pristiwa yang dialami Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam-.” Selesai keterangan Ibnu Katsir.

Al-Quran merupakan mukjizat Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam- yang paling agung dan akan terus nampak hingga akhir zaman. Keberkahannya terus mengalir dan tak akan pernah terputus. Sebuah kitab suci yang akan selalu membimbing seorang muslim menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat. Orang yang menjadikannya imam, akan selamat dengan izin Allah, namun siapa yang tak menghiraukannya, maka cepat atau lambat kebinasaan akan menghampirinya.
Keberkahan Al-Quran nampak jelas dengan adanya riwayat-riwayat yang mengabarkan akan keutamaan dan keistimewaannya. Ia merupakan pedoman hidup seorang muslim, obat dari segala penyakit badan dan hati, dan banyak keistimewaan lainnya. Allah berfirman:
وَ نُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَ رَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ لَا يَزِيْدُ الظَّالِمِيْنَ إِلَّا خَسَارًا
Dan Kami turunkan Al-Quran (Sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang yang zhalim hanya akan menambah kerugian.” (QS Al-Isra’ : 82)

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud –radhiyallahu ‘anhu-, beliau menuturkan, Rasulullah –shallalahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Siapa yang membaca satu huruf dari Kitab Allah (Al-Quran), maka baginya satu kebaikan. Satu kebaikan dilipatkan menjadi sepuluh. Aku tidak mengatakan alif lam mim satu huruf. Namun alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf.” (HR At-Tirmidzi)
Dari Abu Umamah Al-Bahili –radhiyallahu ‘anhu-, beliau mengatakan, Aku mendengar Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Bacalah Al-Quran. Sebab pada hari kiamat ia akan datang sebagai pemberi syafaat bagi pengembannya.” (HR Muslim)
Diriwayatkan pula dari Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, “Siapa yang membaca Al-Quran dan mengamalkannya, pada hari kiamat orang tuanya akan dikenakan mahkota yang cahanya lebih bagus daripada cahaya matahari yang masuk ke rumah-rumah di dunia. Lantas bagaimana menurut kalian dengan orang yang mengamalkannya?” (HR Abu Dawud dan Al-Hakim. Al-Hakim berkomentar, “Sanadnya shahih)
Berikutnya, ‘Abdullah bin ‘Amr –radhiyallahu ‘anhuma- meriwayatkan, bahwasannya Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam- bersabda, “Puasa dan Al-Quran akan datang pada hari kiamat untuk mensyafaati hamba. Puasa berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku telah mencegahnya dari makanan dan minuman di siang hari, oleh karena itu izinkanlah aku memberinya syafaat.’ Al-Quran berkata, ‘Wahai Rabb-ku, aku telah mencegahnya tidur malam, oleh sebab itu berilah aku izin untuk memberinya syafaat.’ Maka keduanya pun memberi syafaat.” (HR Ahmad, Ibnu Abid Dun-ya, Ath-Thabrani, dan Al-Hakim)
Dan masih banyak lagi dalil-dalil yang menunjukkan akan keutamaan membaca Al-Quran.

Al-Quran di Bulan Ramadhan
Orang-orang terdahulu memiliki perhatian luar biasa kepada bulan Ramadhan ini. Perhatian mereka ditunjukkan jauh-jauh hari sebelum Ramadhan tiba. Disebutkan bahwa para shahabat –radhiyallahu ‘anhum ajma’in- selama enam bulan pertama memanjatkan doa kepada Allah agar mereka disampaikan di bulan Ramadhan, kemudian di enam bulan setelahnya mereka berdoa agar mereka dipertemukan dengan bulan mulia ini. Hal semacam ini tentu merupakan bukti kuat akan antusias kuat mereka dalam menggapai pahala besar padahal secara umum mereka telah dijamin masuk surga.
Jika mereka yang jelas-jelas manusia yang dijamin surga saja begitu hebatnya dalam berlomba-lomba dalam kebaikan, tentu kita sebagai manusia belakangan yang tidak ada yang menjamin surge, tentu lebih berhak untuk banyak melakukan ibadah.
Terkhusus aktifitas membaca Al-Quran, mereka memiliki perhatian yang sangat. Dalam Lathaif Al-Ma’arif, Ibnu Rajab –rahmatullah ‘alaih- menjelaskan, “Kebiasaan orang-orang terdahulu di bulan Ramadhan ialah membaca Al-Quran dalam shalat dan selainnya.”
Ini dia Jibril –‘alaihissalam- selalu mendatangi baginda Nabi Muhammad -shallallahu ‘alaihi wa sallam- di setiap Ramadhan untuk mengajarinya Al-Quran. Pengkhususan Jibril bulan Ramadhan tentu menjadi sinyal kuat bahwa Ramadhan benar-benar waktu istimewa sehingga ia pantas menjadi waktu tadarus Al-Quran.
Imam Al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Abbas –radhiyallahu ‘anhuma-, beliau menceritakan, “Adalah Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- merupakan sosok yang paling dermawan. Terlebih lagi di bulan Ramadhan ketika Jibril menjumpainya untuk mengajarinya Al-Quran. Jibril menemui beliau di setiap malam Ramadhan untuk mengajarinya Al-Quran. Maka ketika Jibril menjumpainya, beliau adalah orang yang paling dermawan, lebih dari angin yang bertiup.”
Mengenai riwayat ini, Ibnu Rajab menuturkan (Lathaif Al-Ma’arif: 243), “Dalam hadits Ibnu ‘Abbas bahwa tadarus yang berlangsung antara beliau (Nabi –shallahu ‘alaihi wa sallam-) dan Jibril di malam hari menunjukkan sunnahnya memperbanyak membaca Al-Quran malam hari di bulan Ramadhan. Sebab, di malam hari sudah tidak ada lagi kesibukkan, semangat menguat, hati dan lisan akan saling bersepakat untuk tadabbur, berdasarkan firman Allah, “Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyu’) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan.” (QS Al-Muzammil : 6)”
Lihatlah Amirul Mukminin ‘Utsman bin ‘Affan –radhiyallahu ‘anhu- bagaimana beliau bersama Al-Quran di bulan Ramadhan. Dikhabarkan bahwa beliau menghidupkan seluruh malamnya. Beliau membaca Al-Quran di setiap rakaat shalat yang beliau kerjakan.
Ini dia shabat Ubai bin Ka’b –radhiyallahu ‘anhu-, beliau mampu mengkhatamkan Al-Quran di setiap delapan harinya. Sementara shabat Tamim Ad-Dari mampu mengkhatamkannya dalam setiap pekannya.
Imam kita, Muhammad bin Idris Asy-Syafi’i –rahmatullah ‘alaih-, bahkan di bulan berkah ini mampu mengkhatamkan Al-Quran sebanyak enam puluh kali selain Al-Quran yang beliau baca di waktu shalat.
Adalah Qatadah –rahmatullah ‘alaih- biasa mengkhatamkan Al-Quran setiap pekannya. Jika datang bulan Ramadhan, beliau mampu mengkhatamkannya setiap tiga harinya dan di sepuluh hari terakhirnya beliau mampu mengkhatamkannya di setiap malamnya. (Lathaif Al-Ma’arif : 191)
Diriwayatkan pula bahwa Ibrahim An-Nakha’i melakukan hal itu khusus di sepuluh hari terakhir saja, sedangkan untuk sisa bulannya dalam tiga hari sekali. (Lathaif Al-Ma’arif: 191).
Disebutkan pula bahwa Qatadah biasa mengajar Al-Quran di bulan Ramadhan.
Imam Malik bin Anas Al-Asbahi yang bergelar Imam Darul Hijrah yang memiliki pengajian dengan hadhirin yang luar biasa banyaknya, belau rela meninggalkan pengajiannya itu dan bergegas membaca Al-Quran.
‘Abdurrazzaq menceritakan, “Apabila Sufyan Ats-Tsauri menjumpai bulan Ramadhan, beliau biasa meninggalkan seluruh ibadah (sunnah) dan bergesa membaca Al-Quran.”
Sufyan meriwayatkan, “Apabila Zubaid Al-Yami memasuki bulan Ramadhan, beliau mendatangkan Al-Quran dan mengumpulkan murid-muridnya.”
Muhammad bin Mas’ar menceritakan, “Ayah saya tidak pernah tidur sampai beliau membaca setengah Al-Quran.” (Lathaif Al-Ma’arif : 318-319)

Jika ada yang bertanya, bagaimana mungkin mereka mengkhatamkan Al-Quran kurang dari 3 hari sementara Nabi –shallallahu ‘alaihi wa sallam- melarang hal tersebut?
Berikut adalah jawaban Ibnu Rajab, “Adapun larangan mengkhatamkan Al-Quran kurang dari 3 hari, maka itu khusus jika dilakukan terus-menerus. Sedangkan di waktu-waktu yang memiliki keistimewaan sebagaimana bulan Rhamadhan terkhusus malam-malam yang di dalamnya diburu lailatul qadar, atau di tempat-tempat yang memiliki keutamaan seperti Makkah bagi orang-orang asing yang memasukinya, maka disunnahkan memperbanyak membaca Al-Quran sebagai bentuk perhatian pada zaman dan tempat. Inilah hemat Ahmad, Ishaq, dan imam-imam lain. Ini pula lah yang dipraktekkan selain mereka sebagaimana yang disebutkan di atas.” (Lathaif Al-Ma’arif: 319)
Kiranya cerita-cerita di atas sudah cukup dijadikan sebagai motivasi dan penyemangat bagi orang-orang yang mencari akhirat. Al-‘Allamah Muhammad bin ‘Ali bin Adab Al-Atsyubi –hafizhahullah- dalam Qurrah ‘Ain Al-Muhtaj (I/6) memberikan penjelasan, “Orang yang cerdas akan faham hanya dengan isyarat yang tidak difahami orang bodoh meski dengan seribu ungkapan. Orang yang dungu juga tak akan memperoleh faidah meski dibacakan Taurat dan Injil”.
Semoga Allah Jalla wa ‘Ala memberikan kita kekuatan untuk bisa lebih memanfaatkan bulan Ramdahan kali ini dan bulan-bulan lainnya dalam beribadah kepada Allah seiring berkurangnya jatah hidup di dunia.
Semoga shalawat beriringan salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad –shallallahu ‘alaihi wa sallam-, keluarga, shahabat, dan semua orang yang senantiasa menampakkan dan menghidupkan ajaran beliau hingga hari akhir.

Hikmah membaca Alquran

Pertama, mendapatkan pahala yang sangat banyak, di mana satu huruf diberi balasan dengan sepuluh kebajikan, sebagaimana diriwayatkan oleh Iman At-Tirmidzi dalam sebuah hadits Rasulullah SAW. Kita tahu bahwa seluruh Alquran, menurut sebuah literatur berjumlah 325.015 huruf, yang berarti satu kali khatam Alquran mendapatkan nilai pahala kebajikan kelipatan sepuluh, yakni 3.250.150.
Kedua, Allah SWT akan mengangkat derajat orang-orang selalu membaca Alquran, mempelajari isi kandungannya dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.
“Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum dengan Kitab Alquran dan Allah merendahkan kaum yang lainnya (yang tidak mau membaca, mempelajari dan mengamalkan Alquran).” (HR Bukhari).
Ketiga, mendapatkan ketengan jiwa atau hati yang sangat luar biasa, di mana setiap ayat Alquran yang dibacanya akan mendatangkan ketenangan dan ketentraman bagi para pembacanya. Sebagaimana diterangkan dalam surah Al-Isra [17] ayat 82, Alquran diturunkan Allah SWT untuk menjadi obat segala macam penyakit kejiwaan. Sehingga para pembaca Alquran, bahkan orang yang mendengarkan bacaannya mendapat pula ketenangan jiwa.

Keempat, mendapatkan syafaat (pertolongan) pada hari Kiamat. Hal ini dijelaskan pada hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan Imam Muslim. “Bacalah Alquran oleh kamu sekalian, karena bacaan Alquran yang dibaca ketika hidup di dunia ini, akan menjadi syafaat/penolong bagi para pembacanya di hari Kiamat nanti.”
Wallahu A`lam Bishshowab..


Sumber Artikel:  http://muslim.or.id
Share:

Puasa dan Kesehatan

Pastikan anda me-like Cahaya Islam di Fans Page Facebook untuk mendapatkan informasi yang up to date.


Puasa dan Kesehatan

Puasa yang kita jalani selama ini, ternyata memiliki rahasia yang menakjubkan. Disamping memiliki dampak kesehatan psikis, puasa juga menumbuhkan kesehatan fisik. Menurut WHO, kesehatan psikis manusia dapat dirumuskan dengan delapan syarat, yaitu dapat disesuaikan pada kenyataan secara konstruktif meskipun kenyataan itu buruk, dapat memperoleh kepuasan dari perjuangan, merasa lebih puas memberi daripada menerima, bebas dari rasa tegang dan cemas, dapat berhubungan dengan lingkungan secara tolong menolong dan saling memuaskan, dapat menerima kekecewaan untuk dipakai sebagai pelajaran di hari depan, dapat menjuruskan rasa permusuhan pada penyelesaian secara kreatif dan konstruktif , dan memiliki kasih sayang yang besar disamping mempunyai keinginan untuk disayangi. Rumusan kesehatan psikis ini bisa terpenuhi dengan puasa yang dilakukan secara baik.

Seperti yang sudah kami sebutkan diatas, puasa juga memiliki dampak kesehatan psikis. Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda:

Artinya: “Puasalah kamu, maka kamu akan sehat”. ( sanadnya Dhoif )

Puasa dapat mengistirahatkan mesin pencernaan. Seorang dokter utusan Raja Mesir untuk Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasallam sudah bermukim beberapa lama di Madinah, tetapi karena tidak satupun orang yang berobat kepadanya, maka ia minta izin kepada Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasallam untuk pulang, sebelum pergi, dokter itu mengungkapkan kekagumannya dan bertanya, “ Tuan, izinkan kami mengethui rahasia apa yang menyebabkan tidak seorangpun yang mengeluh sakit di sini?”, maka Rasulullah Salallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “ Kami kaum yang tidak makan, sehingga merasa lapar, dan bila makan kami tak sampai kenyang.” (HR Abu Dawud). ( Belakangan kami ketahui bahwa itu bukan hadits Nabi )

Para Ulama Muslim dan para pakar kesehatan menyatakan bahwa sumber dari berbagai penyakit yang sulit diobati adalah memasukkan makanan diatas makanan. Artinya, makanan yang belum tercerna dengan baik di lambung, sudah dimasukkan lagi makanan berikutnya dan seterusnya. Sehingga mesin pencernaan terus bekerja tanpa ada waktu istirahat.

Selain itu, puasa juga dapat meningkatkan daya serap makanan, menyeimbangkan kadar asam dan Basa dalam tubuh, meningkatkan fungsi organ reproduksi, meremajakan sel-sel tubuh, membuat kulit lebih sehat dan berseri, meningkatkan daya tahan tubuh (Menambah jumlah sel darah putih dan memblokir bakteri, virus dan sel kanker), memperbaiki sistem hormon, dan lainnya.

Rasulullah Salallahu ‘Aalaihi Wasallam menganjurkan kita untuk bersahur, anjuran bersahur ini memiliki makna bahwa puasa perlu persiapan agar mendapatkan tenaga yang prima selama berpuasa. Dengan bersahun, kita akan bangun lebih pagi dan mendapatkan udara yang dibutuhkan oleh tubuh, disamping makanan dan zat cair, tubuh juga memerlukan zat asam, zat asam ini dapat diperoleh dengan menghirup udara segar.

Dr Mahmud Ahmad Najib (Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Ain-Syams Mesir),
Puasa akan memberi kesempatan pada jantung untuk memperbaiki vitalitas dan kekuatan sel-selnya.
Puasa memberi kesempatan kepada alat-alat pencernaan untuk beristirahat setelah bekerja keras sepanjang tahun.
Dari segi gerak (olah raga), dalam bulan puasa banyak sekali gerakan yang dilakukan terutama lewat pergi ibadah.
Fakta Membuktikan
·         meningkatkan kolesterol ‘baik’ (HDL) sebanyak 25 titik
·         menurunkan lemak trigliserol sekitar 20 titik yang merupakan bahan pembentuk kolesterol ‘jahat’ (LDL).
·         Mengurangi Radikal Bebas
·         mengurangi produksi senyawa oksigen yang bersifat racun (radikal bebas oksigen).
·         Radikal bebas oksigen yang berlebihan di dalam tubuh akan mengurangi aktivitas kerja enzim, menyebabkan terjadinya mutasi, dan kerusakan dinding sel.
·         Ada sekira 50 penyakit degeneratif, termasuk penyakit jantung dan stroke, dicetuskan dan diperparah oleh senyawa radikal bebas.
·         Puasa dan Kencing Manis
·         Bagi orang yang sehat, puasa juga akan mengurangi risiko terkena penyakit diabetes tipe-2.
·         saat puasa, dengan sendirinya konsumsi kalori secara fisiologis akan berkurang. Hal ini akan mengurangi sirkulasi hormon insulin dan kadar gula darah.
·         meningkatkan sensitivitas hormon insulin dalam menormalkan kadar gula darah.
·         Pengontrolan gula darah yang baik akan mencegah penyakit diabetes tipe-2.
·         Dokter Probosuseno SpPD, spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Dr Sardjito, Yogyakarta,
·         Mendorong terjadinya rejuvinasi (pergantian) sel-sel tubuh.
·         Membantu menurunkan tekanan darah bagi yang menderita tekanan darah tinggi. Berat badan juga akan turun.
·         Dispepsia (maag) fungsional kebanyakan akan membaik berkat puasa.
·         Penyakit kulit khususnya jamur akan lebih cepat membaik.
·         Puasa dapat meningkatkan volume semen, persentase spermatozoa hidup dan jumlah total spermatozoa.
Manfaat puasa yang lain?
·         Berat badan juga akan turun,
·         menambah jumlah sel darah putih sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh
·         menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh
·         memblokir makanan untuk bakteri, virus, dan sel kanker,
·         meningkatkan daya serap makanan,
·         memperbaiki fungsi hormon & meningkatkan fungsi organ tubuh.


SHAUM DAN KESEHATAN MENTAL
”Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS:Al Baqarah 45).
”Orang-orang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS:Ar-Ra’d 28).
”Hai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku.”(QS:Al Fajr 27-30).

SYARAT PUASA YANG SEHAT
1.      Jangan Tinggalkan Sahur dan akhirkan
2.      Jangan Tunda Berbuka
3.      Makanlah Secara Bertahap
4.      Jangan Tinggalkan Olahraga
5.      Konsumsi Cukup Air
6.      Kendalikan Emosi

TIPS
§  Makan dan minum yang cukup, sekitar 8-10 gelas sehari.
§  Untuk kebutuhan kalori, biasanya wanita membutuhkan kalori sekitar 1.900 kalori, sementara pria 2.100 kalori
§  Saat berbuka puasa, hendaknya tidak makan sekaligus banyak, tapi secara bertahap.
§  Dimulai dengan menikmati makanan ringan atau minuman yang manis-manis.
§  Sedangkan pada saat sahur, meski kurang bernafsu untuk makan karena rasa kantuk belum hilang, sebaiknya digunakan sebaik-baiknya.
§  Ada anjuran untuk makan sahur selambat mungkin, kira-kira setengah jam sebelum Imsak. Tapi ingat, sebaiknya makan sahur tidak terlalu kenyang, kira-kira sepertiga dari kebutuhan kalori sehari.
§  Selama bulan suci Ramadhan, makanan yang kita makan diupayakan tidak berbeda jauh dengan makanan kita sehari-hari sebelum bulan puasa dan diupayakan sesederhana mungkin.
§  Makanan yang kita makan perlu diatur sedemikian rupa sehingga kita tetap dapat mempertahankan berat badan yang normal, tidak bertambah atau berkurang.
§  Akan tetapi, jika anda memiliki berat badan yang berlebih, maka Ramadhan ini adalah saat yang ideal untuk menormalkan berat badan.
Upayakan memakan:
§  Karbohidrat kompleks pada waktu sahur sehingga makanan yang anda makan bertahan lebih lama dan membuat anda tidak terlalu merasa lapar.
§  Tahu dan tempe adalah sumber protein yang sangat baik dan merupakan makanan yang lambat dicerna.
§  Kurma adalah sumber yang sangat baik untuk gula, serat, karbohidrat, kalium dan magnesium.
§  Pisang adalah sumber yang baik untuk kalium, magnesium dan karbohidrat.
§  Untuk mencegah sembelit,
§  sebaiknya sayur dan buah dikonsumsi setiap hari. Jika perlu mengonsumsi suplemen.
§  Istirahat di waktu siang hari. Ini berguna untuk menghindari keluarnya keringat yang sangat banyak.
§  Saat Shaum sebaiknya berolahraga saat menjelang berbuka 1 jam-30 menit sebelumnya
ISTIRAHAT
Berkata seorang ahli hikmah :
“ Istirahat itu ada empat jenis :
Istirahat jiwa, itu dilakukan
dengan sedikit dosa.
Istirahat fikir itu dilakukan
dengan sedikit angan-angan.
Dan istirahat lisan itu dilakukan
dengan sedikit berbicara
Istirahat jasmani, itu dilakukan
dengan sedikit makan.”
Wallahu A`lam Bishshawab

Sumber Bacaan:


Share:

Latest Posts

Back to Top

Recent Posts

default
Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Cari Blog Ini


CAHAYA ISLAM

Join & Follow Me

Recommend us on Google!

Postingan Populer

Sepakbola GP