Menyelami dalamnya lautan ilmu Islam hingga nampak cahaya dan terasa indah dalam sukma

Fi`il Mudhari` Marfu`

Fi`il Mudhari` Manshub

Khutbah Rasulullah saw Menjelang Ramadhan



Bismillahirrahmanirrahim.

Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah limpahkan kepada junjungan alam, Nabi akhir zaman Nabi Muhammad saw. 

Sungguh merupakan nikmat yang besar tatkala kita bisa merasakan kemuliaan bulan ramadhan, dan kita tidak menyia-nyiakan pertemuan ini, sehingga mampu membentuk diri kita ini menjadi hamba-hamba yang bertakwa. Pada kesempatan kali ini akan ditulis khutbah Rasulullah saw menjelang bulan suci ramadhan, dimana apabila kita mampu menghayati dan mengamalkannya, maka insya Allah sudah cukup bagi kita untuk bersua dengan ramadhan dan menuai banyak berkah dan kebaikan di dalamnya.

Share:

Persiapkan Diri Menyambut Ramadhan



Wahai kaum muslimin, hendaknya kita mengetahui bahwa salah satu nikmat yang banyak disyukuri meski oleh seorang yang lalai adalah nikmat ditundanya ajal dan sampainya kita di bulan Ramadhan. Tentunya jika diri ini menyadari tingginya tumpukan dosa yang menggunung, maka pastilah kita sangat berharap untuk dapat menjumpai bulan Ramadhan dan mereguk berbagai manfaat di dalamnya.
Bersyukurlah atas nikmat ini. Betapa Allah ta’ala senantiasa melihat kemaksiatan kita sepanjang tahun, tetapi Dia menutupi aib kita, memaafkan dan menunda kematian kita sampai bisa berjumpa kembali dengan Ramadhan.

Share:

Bulan Yang Dinantikan



Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kalian puasa sebagaimana diwajibkan kepada orang-orang sebelum kalian, mudah-mudahan kalian bertakwa” (QS. Al-Baqarah: 183)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Islam adalah kamu bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, kamu mendirikan sholat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan kamu menunaikan ibadah haji ke Baitullah jika kamu mampu mengadakan perjalanan ke sana” (HR. Muslim)

Share:

Berdakwah Dengan Akhlak Mulia



SEBUAH RENUNGAN DARI SEPENGGAL KISAH NYATA
Seorang preman mendapatkan hidayah mengenal manhaj Salaf. Dulu, ia dibenci masyarakat karena suka mengganggu, gemar mabuk, berjudi, mengganggu orang lain dan seabrek perilaku negatif lain yang merugikan masyarakat. Namun tidak ada seorang pun yang berani menegurnya, karena takut mendapatkan bogem mentah darinya.

Setelah mengenal dakwah Ahlu Sunnah ini, ia berubah menjadi orang yang baik (shalih) dan alim, hanya saja masyarakat tetap tidak menyenanginya, tetap membencinya, padahal ia sudah meninggalkan keburukanya dulu. Kalau dulu masyarakat tidak berani menegurnya, sekarang malah berani memarahi, bahkan menyidangnya pula. Apa pasalnya?
Share:

Kaifiat dan Bacaan Shalat Jenazah




Kaifiat Shalat Jenazah
Dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma bahwa anaknya telah meninggal di kawasan Qudaid atau ‘Asfan. Maka ia pun berkata, “Wahai Kuraib (budak beliau), lihatlah berapa orang yang telah berkumpul untuk menyalatkannya.” Kuraib berkata, “Maka aku pun keluar, ternyata orang-orang telah berkumpul untuknya. Lalu aku memberitahukannya kepada Ibnu Abbas.” Dia bertanya, “Apakah jumlah mereka telah mencapai empat puluh orang?” Kuraib menjawab, “Ya.” Kemudian Ibnu Abbas berkata, “Keluarkanlah mayatnya, karena aku telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلًا لَا يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلَّا شَفَّعَهُمْ اللَّهُ فِيهِ

‘Tidaklah seorang muslim meninggal dunia, dan dishalatkan oleh empat puluh orang, yang mana mereka semua ini tidak menyekutukan Allah, niscaya Allah akan memberikan syafaat mereka kepadnya.” (HR. Muslim no. 948)

Dari Aisyah radhiallahu anha dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda:


مَا مِنْ مَيِّتٍ تُصَلِّي عَلَيْهِ أُمَّةٌ مِنْ الْمُسْلِمِينَ يَبْلُغُونَ مِائَةً كُلُّهُمْ يَشْفَعُونَ لَهُ إِلَّا شُفِّعُوا فِيهِ

“Tidak ada satupun mayat yang dishalatkan oleh kaum muslimin dengan jumlah mencapai seratus orang, dan semuanya mendo’akannya, kecuali do’a mereka untuknya akan dikabulkan.” (HR. Muslim no. 947)

Share:

Kupas Tuntas Masalah Nishfu Sya`ban



Segala puji hanyalah bagi Allah yang telah menyempurnakan agama-Nya bagi kita, dan mencukupkan nikmat-Nya kepada kita, semoga shalawat dan salam selalu dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi besar Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam pengajak ke pintu tobat dan pembawa rahmat.
Amma ba'du:
Sesungguhnya Allah telah berfirman,
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku dan telah Ku ridhai Islam sebagai agama bagimu." (QS. Al-Maidah: 3)

Share:

KITAB ILMU



BAB I: KEUTAMAAN ILMU.

54[Bukhari 59] Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, dia berkata: Ketika Rasulullah Saw sedang menyampaikan nasehat kepada orang banyak di sebuah majelis, tiba-tiba seorang Arab pedalaman datang, lalu dia bertanya, "Kapan Kiamat?" Rasulullah Saw terus saja berbicara, sehingga sebagian orang mengatakan, "Rasulullah Saw mendengar peranyaan orang Arab pedalaman itu namun beliau tidak menyukainya", sementara sebagian yang lain mengatakan, Rasulullah Saw tidak mendengar pertanyaan tersebut". Setelah Rasulullah Saw selesai menyampaikan nasehat, beliau bertanya, "Mana tadi orang yang bertanya tentang kiamat?" orang tersebut menjawab, "saya, ya Rasulullah". Rasulullah Saw bersabda, "Apabila amanat telah diabaikan, maka tunggulah kiamat". Tanya orang tersebut, "Bagaimana mengabaikan amanat itu?" Rasulullah Saw menjawab, "Apabila urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kiamat".[footnote 1]



[footnote 1]: As-saa'ah yang sering diterjemahkan kiamat bisa bermakna kehancuran terbatas pada hal-hal tertentu dan bisa bermakna kehancuran total seluruh jagad seisinya.

Share:

Pelajaran Penting dari Pohon untuk Pemimpin

Pohon Besar (Ilustrasi)
Pernahkah terbayangkan oleh kita tentang pelajaran dan hikmah dari sebuah pohon?. Banyak sekali hal yang bisa kita pelajari dari sebuah pohon yang sering sekali kita jumpai sehari-hari. Di negara tropis seperti Indonesia ini, banyak sekali jenis dari pohon. Mulai dari pohon yag memiliki kayu tidak terlalu lunak seperti sengon (Parasesianthes falcataria) sampai  pohon yang kayunya sangat kuat seperti kayu Ulin (zwgeri). 

Selain manfaat kayu yang memang bernilai ekonomis  tinggi, juga banyak sekali pelajaran kehidupan yang bsa kita contoh dari pohon ini. Setiap bagian pada pohon memiliki keunikan masing-masing. Mulai dari akar yang tesembunyi di dalam tanah sampai pucuk yang berada di tempat tertiggi.
Share:

DAHSYATNYA SAKARATUL MAUT

DAHSYATNYA SAKARATUL MAUT

Allah subhanahu wata’ala dengan sifat rahmah-Nya yang sempurna, senantiasa memberikan berbagai peringatan dan pelajaran, agar para hamba-Nya yang berbuat kemaksiatan dan kezhaliman bersegera meninggalkannya dan kembali ke jalan Allah subhanahu wata’ala.
Sementara hamba-hamba Allah subhanahu wata’ala yang beriman akan bertambah sempurna keimanannya dengan peringatan dan pelajaran tersebut.

Namun, berbagai peringatan dan pelajaran, baik berupa ayat-ayat kauniyah maupun syar’iyah tadi tidak akan bermanfaat kecuali bagi orang-orang yang beriman.

Share:

RUQYAH

Ruqyah adalah membacakan sesuatu pada orang yang sakit, bisa jadi karena terkena ‘ain (mata hasad), sengatan, sihir, racun, rasa sakit, sedih, gila, kerasukan, dan lainnya.Ruqyah di kalangan para dukun atau paranormal dikenal dengan istilah jampi-jampi. Sedangkan ruqyah yang syar’i ada ketentuannya sebagaimana disebutkan dalam tulisan berikut. Jika tidak memenuhi kriteria yang ada maka ruqyah tersebut tidak jauh dari jampi-jampi yang dilakukan oleh para dukun.
Share:

ADAB BERTAMU



1. Memperbaiki Niat
Tidak bisa dipungkiri bahwa niat merupakan landasan dasar dalam setiap amalan. Hendaklah setiap muslim yang akan bertamu, selain untuk menunaikan hajatnya, juga ia niatkan untuk menyambung silaturahim dan mempererat ukhuwah. Sehingga,… tidak ada satu amalan pun yang ia perbuat melainkan berguna bagi agama dan dunianya. Tentang niat ini Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إنما الأعمال بالنيات وإنما لكل امريء ما نوى
“Sesungguhnya seluruh amal perbuatan itu dengan niat dan setiap orang tergantung pada apa yang ia niatkan” (HR. Bukhari, Muslim dan selain keduanya).
Ibnul-Mubarak berkata :
رب عمل صغير تعظمه النية ورب عمل كبير تصغره النية
“Betapa amal kecil diperbesar oleh niatnya dan betapa amal besar diperkecil oleh niatnya” (Jaami’ul-Ulum wal-Hikam halaman 17 – Daarul-Hadits).

Share:

Mengenal Kamus-kamus Bahasa Arab yang Mu’tabar



Pentingnya Bahasa Arab Dalam Islam
Bagi umat islam, Bahasa Arab bukan sekedar kebudayaan. Bisa dikatakan, vitalitas Islam –dalam tataran realitas- sangat tergantung pada kelestarian Bahasa Arab. Tanpa pemahaman Bahasa Arab yang baik, Al-Qur’an dan as-Sunnah hanya akan menjadi bunyi-bunyian tanpa makna. Jika sudah demikian, maka keduanya tidak mungkin dapat difungsikan sebagai guidance bagi umat muslim dalam menjalani kehidupan mereka.
Karena alasan itulah para ulama jauh-jauh hari sudah menaruh perhatian yang serius terhadap kelestarian Bahasa Arab. Berbagai cabang ilmu pun lahir untuk lebih dapat memahaminya secara mendalam. Dan salah satu usaha para ulama dalam memelihara eksistensi dan keaslian Bahasa Arab adalah dengan menyusun berbagai kitab mu’jam atau qamus (kamus).

Share:

Langkah Menjadi Manusia Terbaik



Ada hadits pendek namun sarat makna dikutip Imam Suyuthi dalam bukunya Al-Jami’ush Shaghir. Bunyinya, “Khairun naasi anfa’uhum linnaas.” Terjemahan bebasnya: sebaik-baik manusia adalah siapa yang paling banyak bermanfaat bagi orang lain.

Derajat hadits ini ini menurut Imam Suyuthi tergolong hadits hasan. Syeikh Nasiruddin Al-Bani dalam bukunya Shahihul Jami’ush Shagir sependapat dengan penilaian Suyuthi.

Adalah aksioma bahwa manusia itu makhluk sosial. Tak ada yang bisa membantah. Tidak ada satu orangpun yang bisa hidup sendiri. Semua saling berketergantungan. Saling membutuhkan.
Karena saling membutuhkan, pola hubungan seseorang dengan orang lain adalah untuk saling mengambil manfaat. Ada yang memberi jasa dan ada yang mendapat jasa. Si pemberi jasa mendapat imbalan dan penerima jasa mendapat manfaat. Itulah pola hubungan yang lazim dan adil. Setiap orang akan berusaha memberikan yang terbaik untuk orang lain agar memperoleh kepercayaan dan perlakuan yang baik dalam kehidupan sosial. Layaknya sebuah air yang bermanfaat, manusia juga seharusnya memiliki jiwa dan perangai bagaikan air yang senantiasa dapat menghilangkan dahaga dan sangat bermanfaat untuk kehidupan umat manusia.

Share:

ألصَّلاَةُ



ألصَّلاَةُ
الخطبة الأولى
الحمد لله الذي جعل الصلاة للمؤمنين نورا، وراحة وسرورا، أحمده سبحانه حمدا يليق بجلال وجهه وعظيم سلطانه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، ولي الصالحين، وأنيس المتقين، ولعبادته تشتاق قلوب المصلين، وأشهد أن سيدنا محمدا عبد الله ورسوله، وصفيه من خلقه وحبيبه، إمام المتقين، وسيد العابدين، وقائد الغر المحجلين، فاللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله الطيبين الطاهرين، وعلى أصحابه الكرام الميامين، وعلى من تبعهم بإحسان إلى يوم الدين.
Share:

At-Ta`min (Ucapan Amin)

Kata at-ta’mîn adalah masdar dari ‘ammana’, berarti: ‘âmîn’, berdasarkan wazan ‘yâsîn’, dengan dipanjangkan bacaannya dan diringankan (atau tanpa tasydid) menurut semua riwayat yang ada dan pendapat seluruh pakar qira’at. Sedangkan menurut tata bahasa, adalah ‘amîn’ dengan dipendekkan (qashr) dan diringankan (tidak di-tasydîd), dikatakan bahwasanya kata-kata tersebut keluar dari kaidah yang tidak lazim (syâdz), layaknya dua bahasa asing. Untuk lebih jelasnya akan disampaikan pada pembahasan tentang ‘koreksiannya’ (tashih).

Kata ini merupakan isim fi’il (kata benda yang berfungsi sebagai kata kerja) yang diposisikan sebagai do`a, yang berarti: ‘istajib’ (kabulkanlah), atau ‘allahumma istajib’ (ya Allah, kabulkanlah). Maka, ta’mîn (ucapan amin) pada hakikatnya adalah do`a. Ucapan ini disyari’atkan (dianjurkan) hanya setelah berdo`a, dikarenakan ia berperan sebagai ringkasan (talkhîsh) dari do`a setelah do`a-do`a yang panjang lebar. 
Share:

JANGAN MENUNGGU..!!

JANGAN MENUNGGU..!!


 إِنَّ اللَّهَ لا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

"Sesungguhnya Allah swt tidak akan merubah nasib suatu kaum, sebelum mereka (kaum itu) merubah nasib mereka sendiri." (Ar-Ra`du: 11)

1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu akan bahagia.

2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya.

3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.

4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan.

Share:

BALDATUN THAYYIBATUN-NEGERI IDEAL YANG DIDAMBAKAN



لَقَدْ كَانَ لِسَبَإٍ فِي مَسْكَنِهِمْ ءَايَةٌ جَنَّتَانِ عَن يَمِينٍ وَشِمَالٍ كُلُوا مِن رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوا لَهُ بَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَرَبٌّ غَفُورٌ
“Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Rabb) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri.(kepada mereka dikatakan):”Makanlah olehmu dari rezki yang (dianugerahkan) Rabb-mu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya.(Negerimu) adalah negeri yang baik(Baldatun Thayyibah) dan (Rabb-mu) adalah Rabb Yang Maha Pengampun”. (QS. Saba’:15)

Belasan tahun lalu, sering kita dengar optimisme para pembesar negeri mengungkapkan impian negeri ini sebagai negeri ideal dengan slogan ‘baldatun thayyibatun wa rabbun ghafuur’, sebuah negeri yang baik, dan diberi ampunan oleh Allah.
Share:

IMAM ASY SYAFI'I



IMAM ASY SYAFI'I

Namanya adalah Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafi’ bin As-Saib bin Ubaid bin Abdi Yazid bin Hasyim bin Al-Muthalib bin Abdi Manaf  bin Qushay bin Kilab bin Murrah  bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib. Nama panggilannya adalah Abu Abdillah. Nabi bersabda:

إِنَمَا بَنُو الْمُطَلّبِ، وَبَنُوْ هَاشِم شَىْء وَاحِد

“Sesungguhnya keturunan Al-Muthalib dan Keturunan Hasyim adalah satu”. (HR. Al-Bukhari, 6/616, Abu Dawud, no. 2962, dan An-Nasa'i, 7/130-131)

Share:

Pemburu Dan Seekor Singa



  الصَّيّادُ وَالاَسَدُ
خَرَجَ رَجُلٌ لِلصَّيْدِ لِلصَّيْدِ فِى الْبَرِّيَّةِ، فِرَأَى أَسَدًا يَسْتَرِقُ الْخُطَا خَلْفَهُ مِنْ بُعْدٍ، كَأَنَّهُ يَقْصِدُ افْتِرَاسَهُ، مَتِى أَتَى الظَّلاَمُ. وَلَمْ يَسْتَطِعِ الرَّجُلُ أَنْ يَهْرُبَ جَرْيًا، لِعِلْمِهِ أَنَّ الْأَسَدَ يَجْرِى أَسْرَعَ مِنْهُ فَيُدْرِكُهُ. فَمَشَى مُسْرِعًا وَهُوَ يَتَلَفَّتُ وَرَاءَهُ، لِيُرَاقِبَ حَرَكَاتِ الْأَسَدِ. وَصَارَ يُفَكِّرُ فِى حِيْلَةٍ مُنْجِيَةٍ مِنْ ذٰلِكَ الْعَدُوِّ الْكَاسِرِ.
Share:

Kata-Kata Mutiara - 1



Hiasilah kehidupan ini dengan senyuman kerana ia melambangkan kehidupan yang harmoni.

Say what you want to say when tou have the time,tomorrow maybe one day late. Oue deepest regrets are words unsaid and things undone.

Nafsu mengatakan wanita cantik atas dasar rupanya, akal mengatakan wanita
Cantik atas dasar ilmu dan kepandaiannya, dan hati mengatakan wanita cantik
atas dasar akhlaknya.

Sahabat yang beriman ibarat mentari yang menyinar. Sahabat yang setia bagai
pewangi yang mengharumkan. Sahabat sejati menjadi pendorong impian. Sahabat berhati mulia membawa kita ke jalan Allah.

Share:

PAKU



Suatu hari, ada seorang anak laki-laki yang memiliki sifat sangat pemarah. Siapapun orangnya yang
dihadapi tidak segan-segan untuk memarahi dan memaki orang lain. Untuk mengurangi sifat tersebut maka sang ayah anak itu memberikan sekantong paku dan menyuruhnya untuk memakukannya pada pagar depan rumah setiap kali dia marah. Anak itu pun menuruti apa yang ayahnya katakan meskipun dengan perasaan yang penuh dengan kemarahan.

Share:

40 Tahun Berbuat Dosa




Dalam sebuah riwayat dijelaskan, bahwa pada zaman Nabi Musa as, kaum bani Israil pernah ditimpa musim kemarau panjang, lalu mereka berkumpul menemui Nabi Musa as dan berkata: "Wahai Kalamullah, tolonglah doakan kami kepada Tuhanmu supaya Dia berkenan menurunkan hujan untuk kami!" 

Kemudian berdirilah Nabi Musa as bersama kaumnya dan mereka bersama-sama berangkat menuju ke tanah lapang. Dalam suatu pendapat dikatakan bahwa jumlah mereka pada waktu itu lebih kurang tujuh puluh ribu orang. 

Share:

Tata Cara Bersedekap Dalam Shalat



Hukum Bersedekap 

Para ulama bersepakat bahwa bersedekap ketika shalat adalah hal yang disyariatkan, berdasarkan hadits dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu’anhu:
كان الناسُ يؤمَرون أن يضَع الرجلُ اليدَ اليُمنى على ذِراعِه اليُسرى في الصلاةِ
Dahulu orang-orang diperintahkan untuk meletakkan tangan kanan di atas lengan kirinya ketika shalat” (HR. Al Bukhari 740)
Sebagian orang ada yang menukil pendapat Imam Malik bahwa beliau menganggap makruh bersedekap dalam shalat dan beliau menganjurkan irsal, yaitu membiarkan tangan terjulai disamping. Namun yang shahih adalah bahwa beliau juga berpendapat disyari’atkannya bersedekap. Buktinya dalam kitab Al Muwatha, beliau membuat judul bab:
باب وضع اليدين إحداهما على الأخرى في الصلاة
“Bab: Meletakkan kedua tangan, yang satu di atas yang lain, ketika shalat”
Share:

MENGUBURKAN JENAZAH DAN ADAB-ADABNYA

Adab-Adab menguburkan jenazah

1.         Menguburkan jenazah hukumnya fardhu kifayah bagi kaum Muslimin. (Al-Anfal:21)
2.         Salah satu hak saudara Muslim terhadap saudara muslim yang lainnya yaitu mengiringi dan menguburkan jenazah. (Bukhari)
3.         Prinsip kedalaman kubur mayat adalah lebih dalam itu lebih baik. (Tirmidzi)
4.         Boleh dua atau tiga orang yang menerima mayat di dalam kuburan. Sebaiknya yang menerima mayat di liang kubur adalah orang yang banyak membaca Alquran atau hafizh Alquran. (Tirmidzi)
Share:

HIKMAH ISRA DAN MI`RAJ RASULULLAH SAW



Segala puji bagi Allah swt yang telah melimpahkan berbagai nikmat-Nya untuk kita semua, nikmat keimanan, keislaman, kesehatan, dan kesempatan untuk memperteguh kita sebagai hamba-hamba Allah yang bertaqwa.

Allah swt memerintahkan kepada seluruh hamba-Nya untuk menjalankan ibadah yang terangkum dalam rukun Islam. Dan salah satu yang ibadah yang sangat penting yaitu ibadah shalat. Tentang kewajiban shalat maka ingatan kita tak akan terpisahkan oleh suatu peristiwa yang menjadi awal mula adanya perintah ibadah tersebut. Peristiwa yang dimaksud adalah Isra dan Mi`raj. Sekarang kita sudah berada di bulan rajab, dimana bulan ketika Baginda Rasulullah saw dipanggil oleh Allah swt yang diabadikan dalam firman-Nya sebagai berikut:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الأقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (1)
“Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha mendengar lagi Maha mengetahui.”(QS. Al-Isra’{17}: 1)
Share:

Latest Posts

Back to Top

Recent Posts

default
Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Cari Blog Ini


CAHAYA ISLAM

Join & Follow Me

Recommend us on Google!

Postingan Populer

Sepakbola GP