خَرَجَ
رَجُلٌ لِلصَّيْدِ لِلصَّيْدِ فِى الْبَرِّيَّةِ، فِرَأَى أَسَدًا يَسْتَرِقُ
الْخُطَا خَلْفَهُ مِنْ بُعْدٍ، كَأَنَّهُ يَقْصِدُ افْتِرَاسَهُ، مَتِى أَتَى
الظَّلاَمُ. وَلَمْ يَسْتَطِعِ الرَّجُلُ أَنْ يَهْرُبَ جَرْيًا، لِعِلْمِهِ أَنَّ
الْأَسَدَ يَجْرِى أَسْرَعَ مِنْهُ فَيُدْرِكُهُ. فَمَشَى مُسْرِعًا وَهُوَ
يَتَلَفَّتُ وَرَاءَهُ، لِيُرَاقِبَ حَرَكَاتِ الْأَسَدِ. وَصَارَ يُفَكِّرُ فِى
حِيْلَةٍ مُنْجِيَةٍ مِنْ ذٰلِكَ الْعَدُوِّ الْكَاسِرِ.
وَأَخِيْرًا هَضْبَةً عَالِيَةً
فَصَعِدَ عَلَيْهَا، وَكَانَتِ الشَّمْسُ قَدْ مَالَتْ لِلْغُرُوْبِ، وَأَخَذَ
النُّوْرُ يَزُوْلُ. فَتَأَمَّلَ الرَّجُلُ حَوَالَيْهِ، فَرَأَى أَمَامَةً
هُوَّةً عَمِيْقَةً جِدًّا، كُلُّهَا صُخُوْرٌ كَبِيْرَةٌ. فَخَلَعَ مِعْطَفَهُ
وَقُبَّعَتَهُ، وَ رَكَّبَهُمَا عَلى بُنْدُقِيَّتِهِ، ثُمَّ اخْتَفَى خَلْفَ
صَخْرَةٍ فِى الْهَضْبَةِ، وَ رَفَعَ الْبُنْدُقِيَّةَ بِمَا عَلَيْهَا مِنَ
الْمَلاَبِسِ.
فَتَخَيَّلَ الأَسَدُ أَنَّهَا
الرَّجُلُ لاَ يَزَالُ وَاقِفًا فِى مَكَانِهِ. فَتَقَبَّضَ وَاسْتَجْمَعَ
قُوَاهُ، وَوَثَبَ وَثْبَةً شَدِيْدَةً عَلَى ذٰلِكَ الشَّبَحِ، فَسَقَطَ فِى
قَعْرِ الهُوَّةِ، وَ مَاتَ صَرِيْعًا عَلَى صُخُوْرِهُا وَ نَجَا الرَّجُلُ
بِحِيْلَتِهِ.
Ø
الْمُفْرَدَاتُ
الْبَرِّيَّةُ
|
Sahara
|
قُبَّعَةٌ
|
Topi
|
يَسْتَرِقُ
|
Mencuri
|
تَخَيَّلَ
|
Berfikir,
Mengira
|
الْكَاسِرُ
|
Berbahaya
|
اِسْتَجْمَعَ
|
Mengumpulkan
|
هَضْبَةٌ
|
Bukit
|
صَرِيْعٌ
|
Tragis
|
مِعْطَفٌ
|
Mantel
|
الشَّبَحُ
|
Jebakan
|
Pada suatu hari, keluarlah pemburu
ke hutan , ia melihat seekor singa sedang curi-curi langkah dari jauh seakan
akan hendak menerkamnya. Ketika petang tiba, sang pemburu tak bisa berlari
karena ia tahu bahwa singa bisa berlari lebih cepat daripadanya. Alhasil,
Berjalanlah sang pemburu dengan cepat seraya menoleh ke kanan kirinya sekaligus
mewaspadai gerak gerik singa, dan ia terus menerus memikirkan tipuan (strategi)
yang dapat menyelamatkannya dari musuh yang berbahaya itu.
Hingga pada akhirnya sampailah sang pemburu ke sebuah bukit
yang tinggi, kemudian ia mendakinya, sedang matahari mulai condong dan cahaya
mulai hilang, ia terus menerus memikirkan keadaannya. Seketika itu, ia melihat
sebuah jurang yang sangat curam, kemudian ia melepaskan mantel dan topinya
serta memakaikan keduanya ke senapan yang dibawanya. Kemudian ia bersembunyi di
balik sebuah batu besar dan mengangkat senapan yang berpakaian itu. Dan si
singa menyangka bahwa senapan itu adalah lelaki yang hendak diterkamnya. Dia
meraung dan mengumpulkan segenap kekuatannya. Kemidian melompat dengan lompatan
yang dahsyat. Tapi sayangnya, itu hanyalah tipuan yang dibuat untuk mengelabuinya.
Maka, jatuhlah singa ke jurang tersebut, dan selamatlah pemburu tadi.
0 Comments:
Posting Komentar