Menyelami dalamnya lautan ilmu Islam hingga nampak cahaya dan terasa indah dalam sukma

Fi`il Mudhari` Marfu`

Fi`il Mudhari` Manshub

PAKU



Suatu hari, ada seorang anak laki-laki yang memiliki sifat sangat pemarah. Siapapun orangnya yang
dihadapi tidak segan-segan untuk memarahi dan memaki orang lain. Untuk mengurangi sifat tersebut maka sang ayah anak itu memberikan sekantong paku dan menyuruhnya untuk memakukannya pada pagar depan rumah setiap kali dia marah. Anak itu pun menuruti apa yang ayahnya katakan meskipun dengan perasaan yang penuh dengan kemarahan.


Hari pertama anak itu sampai menancapkan 50 paku di pagar rumah, dan sebanyak itu pula dia berada dalam nafsu amarahnya. Lalu setiap hari jumlah paku yang ditancapkannya itu semakin hari semakin berkurang. Dan seketika itu juga dia tersadar bahwa ternyata menahan amarah lebih mudah daripada memakukan paku ke pagar. Pada akhirnya tibalah hari dimana anak tersebut merasa sama sekali bisa mengendalikan amarahnya itu dan tidak mudah marah serta tidak cepat kehilangan kesabaran. Lalu anak itu memberitahukan hal tersebut kepada ayahnya, yang kemudian menyuruhnya untuk mencabut kembali paku yang telah tertancap di pagar depan rumahnya setiap hari satu paku disaat setiap kali dia tidak marah. 

Hari-hari berlalu dan anak laki-laki itu akhirnya memberitahu ayahnya bahwa semua paku telah tercabut olehnya. Lalu sang ayah berkata: “Hmm..kamu sudah berhasil dengan baik anakku.. Tapi lihatlah lubang--lubang di pagar bekas paku yang kau tancapkan ternyata masih ada dan membekas dan tidak akan kembali kepada kondisi seperti sebelumnya.” Anaknya terdiam, lalu ayahnya berkata kembali: “Ketika kamu menyatakan sesuatu dalam kemarahan, maka kata-katamu akan membekas di hati orang lain layaknya lubang paku ini. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang lalu mencabutnya kembali. Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada. Dan luka karena kata-kata sama buruknya seperti luka fisik.”

Akhirnya anak laki-laki itu tersadar dan mampu menahan amarah setiap ada hal-hal yang membuatnya marah. Dengan panuh keyakinan bahwa ketika kita tidak bisa membalas perbuatan orang lain, maka Allah swt lah yang akan membalasnya baik dari kebaikan ataupun keburukan..  
Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Latest Posts

Back to Top

Recent Posts

default
Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Cari Blog Ini


CAHAYA ISLAM

Join & Follow Me

Recommend us on Google!

Postingan Populer

Sepakbola GP