Dalam kehidupan kita ini, terdapat begitu banyak
amalan yang bisa menambah kedekatan kita kepada sang maha pencipta. Sebagai
seorang muslim yang bailk sudah seharusnya kita sen antiasa berusaha untuk
bermunajat ke hadirat ilahi.
Problematika
kita di jaman sekarang ini, yaitu kurangnya pemahaman mengenai ilmu agama.
Oranorang seakan acuh tak acuh dan seakakn menutup mata dan telinganya dalam
melirik ilmu agama. Mun gkin terkadang kita pun seperti itu, lebih
memprioritaskan untuk menguasai ilmu agama ketimbang mencapai predikat takwa.
Kesuksesan di dunia itu belum pasti membuat kesuksesan di hari kemudian, namun
kesusksesan di akheerat tentunya lebih kekal dan secarfa otomatis dunia juga
akan ikut.
Betapa banyak fenomena di jaman ini, berjibun-jibun orang mendatangi yang namanya orang pintar, dukun, kuburan, pohon, bahkan sampai percaya pada sebuah bbatu. Hal ini jelas didasari kurangnya pemahaman mengenai ilmu agama. Seharusnya tempat jkita meminta adalah kepada Rabb yang maha Mendengar, yang tak pernah tidur, yang senantiasa nebolong hamba-hambaNya. Jadi alat untuk meminta yang paling tepat adalah berdoa. Masalahnya masih banyak juga orang yang mau berdoa namun kurang begitu paham dengan doa. Mulai dari pengertian doa, tujuan berdooa, hahal yang membatalkan dalam berdoa, dan segala hal yang berkaitan dengan doa. Bagaimana mungkin kita berharap doa diterima, namun kita tak begitu mengerti dengan doa. Apakah saying dapat timbuk tanpa kenal? N bb ukankah dudah jelas firman Tuhanmu:"Berdo'alah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS. 40:60)
Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa
apabila ia berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah)-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran. (QS. 2:186)
Do’a itu adalah otaknya ‘ibadah. (h.r. Ibnu Hibban dan Tirmidzi)
Barangsiapa yang tidak mendo’a kepada Allah maka Allah murka kepadanya. (h.r. Tirmidzi)
Do’a itu senjata orang beriman dan tiangnya agama serta cahaya langit dan bumi. (h.r. Hakim dan Abu Ya’la)
Kalian mintalah kepada Allah dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah senang untuk diminta. (h.r.Tirmidzi dan Abu Nu’aim)
Inginkah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menyelamatkan kalian dari musuh-musuh dan memudahkan rezeki bagi kalian ? Maka berdo’alah kalian kepada Allah di waktu malam dan di waktu siang. Karena sesungguhnya do’a itu adalah senjatanya orang mu’min. (h.r. Abu Ya’la)
Dari Abi Dzarr r.a. dari Nabi saw dalam suatu yang diceritakannya dari Tuhannya Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi (hadits Qudsiy), Allah berfirman : "Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan atas diri-Ku menganiaya hamba-Ku, dan aku haramkan pula untuk diperbuat diantaramu, maka janganlah kamu saling aniaya. Wahai hamba-Ku, semua kamu adalah sesat kecuali orang-orang yang Ku-beri petunjuk, maka mintalah petunjuk-Ku, supaya kamu mendapat petunjuk itu. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kamu adalah lapar, kecuali orang-orang yang Ku-beri makan, maka mintalah makanan pada-Ku, Aku akan memberimu makan. Wahai hamba-Ku, semua kamu telanjang, kecuali orang-orang yang Ku-beri pakaian, maka mintalah kepada-Ku pakaian, supaya Aku berikan pakaian padamu. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kamu berbuat kesalahan baik di waktu malam atau di waktu siang, sedangkan Aku yang mengampuni dosa-dosamu semua, maka minta ampunlah kepada-Ku, akan Ku-ampuni dosa-dosamu itu. Wahai hamba-Ku, kalaupun orang-orang yang terdahulu dari kamu dan orang-orang yang belakangan, baik manusia atau jin, semuanya serupa dengan orang yang paling taqwa diantara kamu, semua itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hambaku, sekiranya orang-orang yang terdahulu dari kamu dan orang-orang yang belakangan, baik manusia atau jin, semuanya serupa dengan orang yang paling jahat diantara kamu, semuanya itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku, sekiranya orang-orang yang terdahulu dari kamu dan yang belakangan, baik manusia atau jin, tegak berdiri di satu bukit, sambil semuanya memohon kepada-Ku, lalu semua Ku-beri segala permohonannya, kesemuanya itu tidak akan mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali hanya seperti apa yang dikurangi sebuah jarum yang dicelupkan ke laut. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya itulah amal-amalmu yang akan Ku-hitung untukmu. Barangsiapa yang memperoleh kebaikan, hendaklah ia memuji Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi, dan barangsiapa yang memperoleh selain itu (keburukan), maka ia jangan mencela kecuali kepada dirinya sendiri. (h.r. Muslim)
olehnya itu, sudah seyogyanya kita berusaha untuk menambah pengetahuan kita mengenai doa.
Do’a itu adalah otaknya ‘ibadah. (h.r. Ibnu Hibban dan Tirmidzi)
Barangsiapa yang tidak mendo’a kepada Allah maka Allah murka kepadanya. (h.r. Tirmidzi)
Do’a itu senjata orang beriman dan tiangnya agama serta cahaya langit dan bumi. (h.r. Hakim dan Abu Ya’la)
Kalian mintalah kepada Allah dari anugerah-Nya. Sesungguhnya Allah senang untuk diminta. (h.r.Tirmidzi dan Abu Nu’aim)
Inginkah kalian aku tunjukkan sesuatu yang dapat menyelamatkan kalian dari musuh-musuh dan memudahkan rezeki bagi kalian ? Maka berdo’alah kalian kepada Allah di waktu malam dan di waktu siang. Karena sesungguhnya do’a itu adalah senjatanya orang mu’min. (h.r. Abu Ya’la)
Dari Abi Dzarr r.a. dari Nabi saw dalam suatu yang diceritakannya dari Tuhannya Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi (hadits Qudsiy), Allah berfirman : "Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan atas diri-Ku menganiaya hamba-Ku, dan aku haramkan pula untuk diperbuat diantaramu, maka janganlah kamu saling aniaya. Wahai hamba-Ku, semua kamu adalah sesat kecuali orang-orang yang Ku-beri petunjuk, maka mintalah petunjuk-Ku, supaya kamu mendapat petunjuk itu. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kamu adalah lapar, kecuali orang-orang yang Ku-beri makan, maka mintalah makanan pada-Ku, Aku akan memberimu makan. Wahai hamba-Ku, semua kamu telanjang, kecuali orang-orang yang Ku-beri pakaian, maka mintalah kepada-Ku pakaian, supaya Aku berikan pakaian padamu. Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kamu berbuat kesalahan baik di waktu malam atau di waktu siang, sedangkan Aku yang mengampuni dosa-dosamu semua, maka minta ampunlah kepada-Ku, akan Ku-ampuni dosa-dosamu itu. Wahai hamba-Ku, kalaupun orang-orang yang terdahulu dari kamu dan orang-orang yang belakangan, baik manusia atau jin, semuanya serupa dengan orang yang paling taqwa diantara kamu, semua itu tidak akan menambah kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hambaku, sekiranya orang-orang yang terdahulu dari kamu dan orang-orang yang belakangan, baik manusia atau jin, semuanya serupa dengan orang yang paling jahat diantara kamu, semuanya itu tidak akan mengurangi kerajaan-Ku sedikitpun. Wahai hamba-Ku, sekiranya orang-orang yang terdahulu dari kamu dan yang belakangan, baik manusia atau jin, tegak berdiri di satu bukit, sambil semuanya memohon kepada-Ku, lalu semua Ku-beri segala permohonannya, kesemuanya itu tidak akan mengurangi apa yang ada pada-Ku, kecuali hanya seperti apa yang dikurangi sebuah jarum yang dicelupkan ke laut. Wahai hamba-hamba-Ku, sesungguhnya itulah amal-amalmu yang akan Ku-hitung untukmu. Barangsiapa yang memperoleh kebaikan, hendaklah ia memuji Allah Yang Maha Mulia dan Maha Tinggi, dan barangsiapa yang memperoleh selain itu (keburukan), maka ia jangan mencela kecuali kepada dirinya sendiri. (h.r. Muslim)
olehnya itu, sudah seyogyanya kita berusaha untuk menambah pengetahuan kita mengenai doa.
TUJUAN PENULISAN
Ø Memperluas pengetahuan tentang doa
Ø Mengetahui cara membuat makalah
Ø Menyelesaikan tugas hari raya
(THR)
PEMBAHASAN
Pengertian Do'a Dan Fungsi Do'a
DOA adalah memohon atau meminta pertolongan kepada Allah
SWT. Akan tetapi bukan berarti hanya orang-orang yang sedang ditimpa musibah
saja yang layak memanjatkan doa. Dalam keadaan segar-bugar dan tidak kekurangan
suatu apa pun, sebagai manusia, kiranya kita layak berdoa. Setidaknya berdoalah
memohon perkenan Allah SWT untuk mengampuni segala dosa-dosa, baik yang kita
segaja maupun tidak. Juga meminta tetap diberi kekuatan iman dan kesehatan agar
dapat melaksanakan segala perintah-Nya. Lalu memohon perlindungan-Nya dari
gangguan setan dan hawa nafsu kita sendiri supaya tidak terjerembab dalam
jurang maksiat.
Apalagi jika kita sadari bahwa situasi dan kondisi yang kita
hadapi sehari-hari berputar bagai roda pedati. Mungkin saja hari ini kita bisa
beribadah dengan baik dan ikhlas, namun siapa tahu hari- hari berikutnya kita
didera rasa malas? Boleh jadi hari ini kita begitu bahagia, tetapi siapa tahu
nasib kita pada esok atau lusa menjadi sebaliknya? Karena itulah dalam keadaan
sebaik apa pun kita tetap perlu berdoa. Muhammad Rosulullah saw. bersabda,
"Tiada sesuatu yang paling mulia dalam -pandangan Allah, selain dari
berdoa kepada-Nya, sedang kita dalam keadaan lapang." (HR. Al-Hakim).
Tentu saja dalam berdoa jangan memohon sesuatu yang menurut
kita baik, padahal sesungguhnya buruk. Suatu misal karena sudah lama menderita
sakit parah, karena merasa selalu tersiksa lalu kita memohon kematian. Bukankah
seharusnya kita memohon kesembuhan. Nabi saw. juga melarang kita memohon mati.
Abu Huroiroh ra. mengutarakan, Muhammad Rosulullah saw. bersabda, Sekali-kali
janganlah kalian meminta mati. Jangan pula mendoakannya sebelum matiitu datang
sendiri. Sebab jika kamu telah mati, maka berhentilah kalian beramal.
Sesungguhnya bertambah panjang umur seorang mukmin, bertambah pula kebaikan
yang dapat diperbuatnya". (HR. Muslim)
Allah SWT juga berjanji untuk mengabulkan doa para hamba-
Nya. Dan Tuhanmu berfirman, "Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku
perkenankan bagimu." (QS. 40/Al- Mukmin: 60) "Dan Dia
memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta
menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. (QS. 42/Asy- Syuro: 26)
Dalam hadits juga diungkapkan bahwa Allah SWT tidak akan
menolak doa hamba-Nya. Muhammad Rosulullah saw. bersabda, "Sesungguhnya
Allah, Tuhan Yang Maha Hidup lagi Maha Mulia, merasa malu jika seseorang
mengangkat kedua tangannya untuk berdoa, lalu orang itu ditolak dengan kosong
dan kecewa". (HR. Empat Ahli Hadits, kecuali Nasai dari Salman ra.)
Dengan
demikian setiap doa pasti dikabulkan oleh-Nya. Bahkan ada tiga orang yang
mendapat prioritas doanya segera dikabulkan.
Muhammad Rosulullah saw. menerangkan, "Ada tiga
orang yang sekali- kali tidak akan ditolak doanya oleh Allah SWT, ialah orang
yang sedang berpuasa sampai waktu menjelang berbuka, kepala negara yang adil,
dan orang yang teraniaya." (HR. Tirmidzi dari Abu Huroiroh ra.)
Jika doa-doa yang telah kita panjatklan belum terkabulkan,
bukan berarti bahwa doa kita tersebut ditolak. Muhammad Rosulullah saw.
bersabda: "Apabila seorang muslim menyungkurkan wajahnya (sujud) kepada
Allah dalam memohon sesuatu, pasti Allah memberinya. Dan pemberian itu
disegerakan atau menjadi simpanan di akhirat". (HR. Ahmad dari Abu
Huroiroh ra.).
Adab
Berdoa
1. Ikhlas karena
Allah Ta'ala (lihat surat Al Mu'min: 65)
2. Memulai dengan
memuji Allah dan menyanjung-Nya, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu
'alaihi wa sallam dan menutup dengannya.
Fudhalah bin 'Ubaid radhiyallahu
'anhu berkata:
سَمِعَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَجُلًا يَدْعُو فِي صَلَاتِهِ
لَمْ يُمَجِّدِ اللَّهَ تَعَالَى، وَلَمْ يُصَلِّ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عَجِلَ
هَذَا» ، ثُمَّ دَعَاهُ فَقَالَ لَهُ: - أَوْ لِغَيْرِهِ - «إِذَا صَلَّى
أَحَدُكُمْ، فَلْيَبْدَأْ بِتَمْجِيدِ رَبِّهِ جَلَّ وَعَزَّ، وَالثَّنَاءِ
عَلَيْهِ، ثُمَّ يُصَلِّي عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،
ثُمَّ يَدْعُو بَعْدُ بِمَا شَاءَ»
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam pernah mendengar seseorang berdoa dalam shalatnya, namun tidak
mengagungkan Allah Ta'ala dan tidak bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi
wa sallam, maka Rasululullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
"Orang ini terburu-buru." Kemudian Beliau memanggilnya dan bersabda
kepadanya atau kepada yang lain, "Apabila salah seorang di antara kamu
shalat, maka hendaklah ia memulai dengan mengagungkan Tuhannya 'Azza wa Jalla
dan memuji-Nya, kemudian bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam,
lalu berdoa dengan apa yang dia inginkan." (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi,
dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
3.
Serius dalam berdoa dan yakin akan dikabulkan. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda,
لاَ
يَقُولَنَّ أَحَدُكُمْ: اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي إِنْ شِئْتَ، اللَّهُمَّ
ارْحَمْنِي إِنْ شِئْتَ، لِيَعْزِمِ المَسْأَلَةَ، فَإِنَّهُ لاَ مُكْرِهَ لَه
"Janganlah sekali-kali salah
seorang di antara kamu berkata, "Ya Allah, ampunilah aku jika Engkau
menghendaki. Ya Allah, sayangilah aku jika Engkau menghendaki. Hendaklah ia
serius meminta, karena tidak ada yang memaksa-Nya." (HR. Bukhari dan
Muslim)
ادْعُوا
اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالإِجَابَةِ، وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا
يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ
"Berdoalah kepada Allah dalam
keadaan kalian yakin akan dikabulkan. Ketahuilah, bahwa Allah tidak mengabulkan
doa dari (orang) yang hatinya lalai lagi lengah." (HR. Tirmidzi dan Hakim,
dan dihasankan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahihul Jami' no. 245)
4.
Mendesak dalam berdoa dan tidak terburu-buru. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
يُسْتَجَابُ
لِأَحَدِكُمْ مَا لَمْ يَعْجَلْ، يَقُولُ: دَعَوْتُ فَلَمْ يُسْتَجَبْ لِي
"Akan dikabulkan doa salah
seorang di antara kamu selama ia tidak terburu-buru, yaitu ia mengatakan,
"Aku berdoa, tetapi belum dikabulkan." (HR. Bukhari dan Muslim)
لَا
يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ، مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ،
مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ» قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ؟ قَالَ:
يَقُولُ: «قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ، فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي،
فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاء
"Akan senantiasa dikabulkan doa
seorang hamba selama ia tidak berdoa yang isinya dosa dan memutuskan tali
silaturrahim, dan selama ia tidak terburu-buru." Ada yang bertanya,
"Wahai Rasulullah, apa itu terburu-buru?" Beliau menjawab, "Ia
mengatakan, 'saya sudah berdoa, tetapi belum juga dikabulkan, akhirnya ia malas
dan meninggalkan doa." (HR. Muslim)
5.
Hadirnya hati ketika berdoa, lihat haditsnya di no. 3.
6. Tetap terus
berdoa, baik dalam kondisi lapang maupun sempit. Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam bersabda,
مَنْ
سَرَّهُ أَنْ يَسْتَجِيبَ اللَّهُ لَهُ عِنْدَ الشَّدَائِدِ وَالكَرْبِ
فَلْيُكْثِرِ الدُّعَاءَ فِي الرَّخَاءِ
"Barang siapa yang suka Allah
mengabulkan doanya ketika susah dan menderita, maka hendaknya ia memperbanyak
doa ketika lapang." (HR. Tirmidzi dan Hakim, dihasankan oleh Syaikh Al
Albani dalam Shahihul Jami' no. 6290)
7.
Tidak meminta selain kepada Allah Subhaanahu wa Ta'ala saja. Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا سَأَلْتَ فَاسْأَلِ اللَّهَ، وَإِذَا اسْتَعَنْتَ
فَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ
"Apabila kamu meminta, maka
mintalah kepada Allah, dan apabila kamu meminta pertolongan, maka mintalah
pertolongan kepada Allah." (HR. Tirmidzi, ia berkata: "Hadits hasan
shahih," dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani)
8.
Tidak mendoakan keburukan kepada keluarga, harta, anak dan diri sendiri.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
لَا
تَدْعُوا عَلَى أَنْفُسِكُمْ، وَلَا تَدْعُوا عَلَى أَوْلَادِكُمْ، وَلَا تَدْعُوا
عَلَى أَمْوَالِكُمْ، لَا تُوَافِقُوا مِنَ اللهِ سَاعَةً يُسْأَلُ فِيهَا
عَطَاءٌ، فَيَسْتَجِيبُ لَكُم
"Janganlah kalian mendoakan
keburukan kepada diri kalian, juga jangan kepada anak kalian dan harta kalian,
agar kalian tidak bertepatan dengan waktu yang jika diminta, maka Dia akan
mengabulkannya." (HR. Muslim)
9.
Merendahkan suara antara pelan sekali dan keras, lihat surah Al A'raaf: 55 dan
205.
10. Tidak memberatkan diri dengan
bersajak (berpuisi) dalam berdoa. Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu berkata:
حَدِّثِ
النَّاسَ كُلَّ جُمُعَةٍ مَرَّةً، فَإِنْ أَبَيْتَ فَمَرَّتَيْنِ، فَإِنْ
أَكْثَرْتَ فَثَلاَثَ مِرَارٍ، وَلاَ تُمِلَّ النَّاسَ هَذَا القُرْآنَ، وَلاَ
أُلْفِيَنَّكَ تَأْتِي القَوْمَ وَهُمْ فِي حَدِيثٍ مِنْ حَدِيثِهِمْ، فَتَقُصُّ
عَلَيْهِمْ، فَتَقْطَعُ عَلَيْهِمْ حَدِيثَهُمْ فَتُمِلُّهُمْ، وَلَكِنْ أَنْصِتْ،
فَإِذَا أَمَرُوكَ فَحَدِّثْهُمْ وَهُمْ يَشْتَهُونَهُ، فَانْظُرِ السَّجْعَ مِنَ
الدُّعَاءِ فَاجْتَنِبْهُ» ، فَإِنِّي عَهِدْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابَهُ لَا يَفْعَلُونَ إِلَّا ذَلِكَ يَعْنِي لاَ
يَفْعَلُونَ إِلَّا ذَلِكَ الِاجْتِنَاب
"Sampaikanlah (nasihat) kepada
manusia sejum'at (sepekan) sekali. Jika engkau tidak suka, maka dua kali, dan
jika engkau ingin menambah, maka cukup tiga kali. Jangan membuat manusia bosan
terhadap Al Qur'an ini. Dan aku tidak ingin sama sekali engkau mendatangi orang
yang baru sadar, lalu engkau sampaikan kisah kepada mereka sehingga kamu
putuskan pembicaraan (aktifitas) mereka, akhrnya kamu membuat mereka bosan.
Akan tetapi berhentilah. Jika mereka menyuruh(meminta)mu, maka sampaikanlah
(nasihat) sedang mereka dalam keadaan suka. Perhatikanlah masalah berdoa dengan
sajak (puisi), jauhilah ia. Karena yang aku tahu Rasulullah shallallahu 'alaihi
wa sallam dan para sahabatnya tidak melakukan selain itu, yakni
meninggalkannya." (Diriwayatkan oleh Bukhari)
11.
Merendahkan diri, khusyu', berharap dan cemas dalam berdoa, lihat surah Al
An'aam: 43 dan Al A'raaf: 55-56.
12.
Mengembalikan barang yang diambil secara zalim kepada pemiliknya disertai
dengan meminta maaf dan bertobat kepada Allah Subhaanahu wa Ta;ala. Jika ia
merasa malu mengembalikan, maka ia bisa melalui kawannya agar menyerahkan
barang itu kepada yang punya sambil meminta maafnya dan meminta agar tidak
disebutkan namanya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda,
إِنَّ
اللهَ تَعَالَى طَيِّبٌ لاَ يَقْبَلُ إِلاَّ طَيِّباً، وَإِنَّ اللهَ أَمَرَ
الْمُؤْمِنِيْنَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ فَقَالَ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا
صَالِحاً وَقاَلَ تَعَالَى : يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ
طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيْلُ السَّفَرَ
أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ ياَ رَبِّ يَا رَبِّ
وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِّيَ
بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لَهُ .
“Sesungguhnya Allah Ta’ala baik,
tidak menerima kecuali yang baik. Allah memerintahkan orang-orang yang beriman
sebagaimana Dia memerintahkan para rasul-Nya dengan firman-Nya, “Wahai para
rasul! Makanlah yang baik-baik dan beramal salehlah.” Dan Dia berfirman, “Wahai
orang-orang yang beriman! Makanlah yang baik-baik dari apa yang Kami rezekikan
kepada kamu.” Kemudian beliau menyebutkan tentang seseorang yang melakukan
perjalan jauh dalam keadaan rambutnya kusut lagi berdebu. Orang itu mengangkat
kedua tangannya ke langit sambil berkata, “Ya Rabbi, ya Rabbi,” padahal makanannya
haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan kebutuhannya dipenuhi dari
sesuatu yang haram, maka bagaimana doanya akan dikabulkan?” (HR. Muslim)
13.
Makanan, minuman, dan pakaiannya dari yang halal, lihat hadits di atas.
14.
Tidak berdoa yang isinya dosa dan memutuskan tali silaturrahim (telah
disebutkan haditsnya).
15.
Mengulangi doa sebanyak tiga kali.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa
sallam bersabda:
مَا
اسْتَجَارَ عَبْدٌ مِنَ النَّارِ ثَلَاثَ مِرَارٍ إِلَّا قَالَتِ النَّارُ:
اللهُمَّ أَجِرْهُ مِنِّي، وَلَا يَسْأَلُ الْجَنَّةَ إِلَّا قَالَتِ الْجَنَّةُ:
اللهُمَّ أَدْخِلْهُ إِيَّايَ
"Tidaklah seorang hamba meminta
perlindungan dari neraka sebanyak tiga kali, kecuali neraka akan berkata,
"Ya Allah, lindungilah dia dariku." Dan tidaklah ia meminta surga
kecuali, surga akan berkata, "Ya Allah, masukkanlah ia kepadaku."
(HR. Ahmad, Syaikh Syu'aib Al Arnauth berkata, "Hadits shahih, dan isnad
ini hasan karena ada Yunus bin Abu Ishaq, namun ia dimutaba'ahkan.")
16.
Menghadap kiblat, sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
menghadap ke kiblat dalam doa istisqa' (meminta hujan) dan beberapa keadaan
lainnya.
17.
Mengangkat kedua tangan, lihat hadits no. 13.
18.
Berwudhu' sebelum berdoa jika memungkinkan.
19.
Tidak berlebihan dalam berdoa.
Abdullah bin Mughaffal pernah
mendengar anaknya berdoa, "Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu
istana putih di sebelah kanan surga apabila aku memasukinya," maka
Abdullah bin Mughaffal berkata, "Wahai anakku, mintalah surga kepada Allah
dan berlindunglah kepada-Nya dari neraka. Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّهُ
سَيَكُونُ فِي هَذِهِ الْأُمَّةِ قَوْمٌ يَعْتَدُونَ فِي الطَّهُورِ وَالدُّعَاء
"Sesunggunya akan ada di umat
ini orang-orang yang berlebihan dalam bersuci dan dalam berdoa." (HR. Abu
Dawud, dan dishahihkan oleh Syaikh Al Albani).
20.
Memulai dalam berdoa untuk dirinya sendiri, jika ia hendak mendoakan orang
lain.
Syaikh Sa'id Al Qahthani berkata,
"Telah sah dari Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, bahwa Beliau berdoa
dengan memulai dari dirinya. Demikian juga telah sah, bahwa Beliau pernah tidak
memulai dari dirinya, seperti doa Beliau untuk Anas, Ibnu 'Abbas, ibu Isma'il dan
lain-lain, lihat rincian tentang masalah ini dalam Syarah Nawawi terhadap
Shahih Muslim 15/144, Tuhfatul Ahwadzi Syarh Sunan At Tirmidzi 9/338, dan
Shahih Bukhari dengan Al Fath-nya 1/218." (Ad Du'aa minal Kitab was
Sunnah hal. 10)
21.
Bertawassul dengan nama-nama Allah yang indah (lihat Al Israa': 110),
sifat-sifat-Nya yang tinggi, atau dengan amal saleh yang dilakukan oleh orang
yang berdoa, atau melalui doa seorang yang saleh yang masih hidup dan hadir di
hadapannya (sebagaiman Umar bin Khaththab meminta Abbas bin Abdul Muththalib
untuk berdoa kepada Allah meminta hujan turun).
22.
Melakukan amr ma'ruf dan nahi mungkar. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda:
وَالَّذِي
نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنِ المُنْكَرِ
أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ
تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ
"Demi Allah yang jiwaku di
Tangan-Nya, kamu harus melakukan amar ma'ruf dan nahi munkar, atau Allah segera
mengirimkan hukuman dari-Nya, sehingga ketika kalian berdoa, maka doa kalian
tidak dikabulkan." (HR. Ahmad dan Tirmidzi, dihasankan oleh Syaikh Al
Albani dalam Shahihul Jami' no. 7070)
23.
Menjauhi maksiat.
Wallahu a’lam, wa shallallahu 'ala
Muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Adz Dzikru wad
Du'aa (Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al Badr), Ad Du'aa minal Kitaab was Sunnah
(Dr. Sa'id bin Ali Al Qahthaniy), Al Mausuu'ah Al Hadiitsiyyah Al ushaghgharah
(Markaz Nurul Islam li Abhaatsil Qur'ani waas Sunnah), Al Maktabatusy Syaamilah
versi 3.39 dll.
Tujuan Berdoa
Tujuan kita berdoa adalah mengikhlaskan
apapun yang sudah menjadi kehendak atau ketetapan Allah. Apapun masalah yang
kita hadapi hendaknya benar-benar menyandarkan diri kepada Allah sebagai
penolong dan pelindung yang sebaik-baiknya. Apapun yang menjadi kehendakNya dan
ketetapanNya itulah yang terbaik untuk kita.
'Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya pelindung.' (QS. al-Anbiya : 88).
Dengan berdoa memohon kepada Allah akan membebaskan diri kita dari perasaan takut akan masalah maupun ketakutan. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
'Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah. Mereka tidak mendapat bencana apapun. Mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. ali- Imran : 173).
Lantas apa kuncinya sebuah doa dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala? Kuncinya terletak pada diri kita sendiri. Apakah kita termasuk orang-orang yang bertaqwa kepada Allah sehingga doa kita layak untuk dikabulkan atau tidak? Bagaimana dengan perbuatan kita sehari-hari? apakah memudahkan doa kita dikabulkan ataukah malah menjadi penghalang doa kita untuk dikabulkan?
'Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. (QS ath- Thalaq : 2-3).
'Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baiknya pelindung.' (QS. al-Anbiya : 88).
Dengan berdoa memohon kepada Allah akan membebaskan diri kita dari perasaan takut akan masalah maupun ketakutan. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
'Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia yang besar dari Allah. Mereka tidak mendapat bencana apapun. Mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS. ali- Imran : 173).
Lantas apa kuncinya sebuah doa dikabulkan oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala? Kuncinya terletak pada diri kita sendiri. Apakah kita termasuk orang-orang yang bertaqwa kepada Allah sehingga doa kita layak untuk dikabulkan atau tidak? Bagaimana dengan perbuatan kita sehari-hari? apakah memudahkan doa kita dikabulkan ataukah malah menjadi penghalang doa kita untuk dikabulkan?
'Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberi rizki dari arah yang tidak disangka-sangka. Dan barangsiapa yang berserah diri kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. (QS ath- Thalaq : 2-3).
10 Sebab Doa Tidak Dimakbulkan
Terdapat satu kisah yang berlaku pada zaman tabiin , seorang
ulama sufi yang terkenal, Ibrahim Adham pernah di tanya mengapakah doa-doa
mereka langsung tidak dimakbulkan oleh Allah SWT.
Beliau menjawab,
“Terdapat 10 perkara kenapa doa-doa
mereka tidak di makbulkan oleh Allah SWT, antaranya ialah:
- Kamu kata kenal Allah SWT tetapi kamu tidak menunaikan
hak-Nya (tanggung jawab kamu kepadaNya)
- Kamu membaca al-Quran, tetapi kamu tidak beramal dengan
ajarannya.
- Kamu kata kamu kasihkan Rasulullah SAW, tetapi kamu
tidak beramal dengan sunnahnya.
- Kamu kata syaitan itu musuh seterumu, tetapi kamulah
karibnya dan patuh padanya.
- Kamu berdoa untuk masuk ke syurga Allah SWT, tetapi
kamu tidak beramal dengan amalan yang membawa kamu ke syurga.
- Kamu berdoa minta di jauhkan dari api neraka, tetapi
kamu beramal dengan amalan yang akan mencampakkan kamu ke neraka.
- Kamu kata mati itu benar, tetapi kamu tidak bersedia
untuk menghadapinya.
- Kamu sibuk dengan keaiban saudaramu, tetapi kamu lupa
dengan keaiban dirimu sendiri.
- Kamu memakan nikmat Allah SWT, tetapi kamu tidak
bersyukur kepada-Nya.
- Kamu kuburkan saudaramu yang sudah mati, tetapi kamu
tidak mengambil iktibar daripadanya.
Dengan itu maka taatlah akan Allah
SWT,beramallah dengan Al-Quran, hidupkanlah amalan sunnah Rasulullah SAW,
perangilah syaitan dengan penuh kesungguhan, berjalanlah di atas jalan menuju
ke syurga, hindarilah dirimu dari masuk ke jalan ahli neraka.
Bersedialah untuk menghadapi maut,
perbaikilah keaiban dirimu. Banyakkanlah meminta ampun (istighfar) dan
bersyukur. Ingatlah kamu bahawa setiap diri di ikat oleh maut. Insya Allah,
jika engkau demikian, maka doamu sentiasa di terima Allah SWT.”
Sahabat yang dirahmati Allah,
Marilah kita beramal dengan 10
amalan yang dinyatakan oleh Ahli Sufi Ibrahim Adham kerana kesemua perkara
tersebut adalah ajaran Islam yang sepatutnya kita beramal dan melaksanakannya
dalam kehidupan kita.
Jika kita istiqamah dengan Islam,
melaksanakan semua perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya dan mematuhi
sunah Rasulullah SAW dan menjaga hubungan kita sesama manusia maka yakinlah
insya Allah doa-doa kita akan dimakbulkan oleh Allah SWT.
Hikmah berdoa
1. Doa adalah sebagai pelindung dan senjata kepada setiap orang mukmin dari godaan dan hasutan syaitan serta dari kejahatan manusia.
2. Dengan berdoa akan meningkatkan lagi ketaqwaan dan kekuatan iman seseorang mukmin.
3. Allah amat mengasihi dan menyukai akan hamba-hambaNya yang selalu berdoa dan meminta sesuatu kepada-Nya.
4. Dengan berdoa akan mententeramkan jiwa kita, menjadi penawar dan penenang kepada hati yang bersedih. Firman Allah, 'Ketahuilah, dengan mengingati Allah, hati akan menjadi tenang'. (surah Ar-Ra'du ayat 28).
5. Berdoa adalah ubat penyembuh bagi segala jenis penyakit yang ada pada diri manusia sama ada penyakit zahiriah mahupun penyakit batiniah.
6. Doa merupakan tali penghubung di antara anak dengan kedua ibu bapa yang telah meninggal dunia maka doa dari anak-anaknya yang soleh amatlah dinantikan untuk mendoakan kesejahteraan mereka di dalam kubur. Bersabda Rasulullah, 'Apabila anak Adam meninggal dunia, maka putuslah semua amalannya melainkan 3 perkara iaitu, sedekah jariah, ilmu yang manfaat dan anak yang soleh yang (setiasa) mendoakannya'. (H.R.Bukhari dan Muslim)
7. Dengan berdoa Allah akan membukakan pintu rahmat-Nya kepada manusia. Bersabda Rasulullah, 'Doa itu adalah anak kunci kepada pintu rahmat'. (H.R.Ad-Dailami)
8. Doa adalah penghubung dan pengikat tali persaudaraan dan kasih sayang di antara sesama mukmin. Bersabda Rasulullah, 'Doa seseorang mukmin terhadap saudaranya (mukmin) secara diam-diam, pasti diperkenankan oleh Allah. (H.R.Muslim)
1. Doa adalah sebagai pelindung dan senjata kepada setiap orang mukmin dari godaan dan hasutan syaitan serta dari kejahatan manusia.
2. Dengan berdoa akan meningkatkan lagi ketaqwaan dan kekuatan iman seseorang mukmin.
3. Allah amat mengasihi dan menyukai akan hamba-hambaNya yang selalu berdoa dan meminta sesuatu kepada-Nya.
4. Dengan berdoa akan mententeramkan jiwa kita, menjadi penawar dan penenang kepada hati yang bersedih. Firman Allah, 'Ketahuilah, dengan mengingati Allah, hati akan menjadi tenang'. (surah Ar-Ra'du ayat 28).
5. Berdoa adalah ubat penyembuh bagi segala jenis penyakit yang ada pada diri manusia sama ada penyakit zahiriah mahupun penyakit batiniah.
6. Doa merupakan tali penghubung di antara anak dengan kedua ibu bapa yang telah meninggal dunia maka doa dari anak-anaknya yang soleh amatlah dinantikan untuk mendoakan kesejahteraan mereka di dalam kubur. Bersabda Rasulullah, 'Apabila anak Adam meninggal dunia, maka putuslah semua amalannya melainkan 3 perkara iaitu, sedekah jariah, ilmu yang manfaat dan anak yang soleh yang (setiasa) mendoakannya'. (H.R.Bukhari dan Muslim)
7. Dengan berdoa Allah akan membukakan pintu rahmat-Nya kepada manusia. Bersabda Rasulullah, 'Doa itu adalah anak kunci kepada pintu rahmat'. (H.R.Ad-Dailami)
8. Doa adalah penghubung dan pengikat tali persaudaraan dan kasih sayang di antara sesama mukmin. Bersabda Rasulullah, 'Doa seseorang mukmin terhadap saudaranya (mukmin) secara diam-diam, pasti diperkenankan oleh Allah. (H.R.Muslim)
Perintah Berdoa
Allah Swt. menyuruh kita untuk berdoa dan niscaya
doa yang kita panjatkan akan dikabulkan-Nya. Selain itu, Allah Swt. berfirman, ”Sesungguhnya
orang-orang yang sombong terhadap menyembah-Ku, mereka nanti akan masuk ke
dalam neraka Jahanam dalam keadaan terhina” (Q.S. Al Mukmin: 60).
Allah Swt. yang Mahaagung, yang melimpah
karunia-Nya, menjadikan permohonan hamba-Nya untuk memenuhi hajatnya sebagai
suatu ibadah kepada-Nya. Dia mencela hamba-Nya yang enggan berdoa. Orang yang
tidak mau berdoa digolongkan sebagai orang yang sombong yang diancam dengan
neraka. Sebagaimana Rasulullah saw. bersabda, ”Barang siapa yang tidak
meminta kepada-Nya, Allah Swt. akan marah kepadanya” (H.R. Tirmidzi).
Renungkanlah syair di bawah ini. Alangkah
indahnya ucapan seorang penyair berikut ini.
Janganlah kau meminta kepada Bani Adam
Suatu hajat kebutuhan
Tetapi, mintalah kepada Allah Swt.,
Yang pintu-Nya selalu terbuka.
Allah Swt. akan marah
Bila engkau tidak meminta kepada-Nya
Sedangkan manusia menjadi marah
Bila engkau meminta kepadanya.
Pada ayat yang lain Allah Swt. memerintahkan agar
manusia memohon kepada-Nya, ”Mohonlah kepada Allah Swt. sebagian dari
anugerah-Nya” (Q.S. An Nisa: 32). Berapa pun banyaknya yang meminta dan
betapa pun banyaknya yang mereka semua minta, lalu semua diberi sesuai dengan
permintaannya, itu hanya sebagian kecil dari anugerah Allah Swt..
Rasulullah saw. juga bersabda yang menunjukkan
betapa besar nilai doa sekaligus merupakan anjuran memanjatkan doa, ”Tiada
sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah Swt. melebihi doa.” Sabdanya
dipertegas lagi dalam hadis berikut,”Doa adalah ibadah” (H.R. Tirmidzi
dan Abu Daud).
Hal ini disebabkan setiap ibadah mengandung
permohonan. Permohonan yang sebenarnya adalah yang tulus ditujukan kepada Allah
Swt. setelah mengakui keesaan-Nya. Di sisi lain, kata ibadah sering kali
digunakan dalam Al Qur’an dalam arti doa, begitupun juga sebaliknya.
Allah Swt. membuka pintu selebar-lebarnya bagi
manusia untuk memohon kepada-Nya, bahkan Dia akan marah kepada mereka yang
enggan berdoa. Keengganan itu mengisyaratkan bahwa manusia tidak mengakui
kelemahannya dan kebutuhannya kepada Allah Swt. Padahal, semua manusia pasti
membutuhkan pertolongan-Nya.
Allah Swt. berfirman, ”Hai manusia, kamulah
orang-orang yang butuh kepada Allah Swt. dan Dia Mahakaya lagi Maha Terpuji”
(Q.S. Fathir: 15).
Ayat di atas menyebutkan terlebih dahulu
kebutuhan manusia kepada Allah Swt., baru menegaskan bahwa Allah Swt. sama
sekali tidak butuh kepada manusia. Hal ini dimaksudkan untuk lebih menanamkan
perlunya kerendahan hati dalam diri manusia guna mencapai apa yang dikehendaki
dari pernyataan di atas. Semua makhluk membutuhkan Allah Swt. Akan tetapi,
kebutuhan manusia kepada Allah Swt. melebihi makhluk yang lain.
Kesadaran akan kebutuhan manusia kepada Allah
Swt. dan kesadarannya akan ketidakmampuan selain-Nya untuk memenuhi harapannya
itulah yang dilukiskan Allah Swt. dalam surat Al Fatihah: 5, ”Hanya
kepada-Mu kami mengabdi dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan.”
Ucapan ini berarti, tidak ada satu pun yang dapat menolong kecuali Allah Swt.
Siapa pun selain-Nya yang secara lahiriah memberi pertolongan, pada hakikatnya
kemampuannya itu bersumber dari Allah Swt. dan atas izin-Nya.
Berdoalah kepada Allah Swt. setiap hari, baik di
waktu sempit maupun lapang, di waktu sehat maupun sakit, dan di waktu senang
maupun susah.Ucapkanlah dengan tulus, ”Wahai Tuhan Pemeliharaku” niscaya
Allah Swt. akan menyambut permohonan hamba-Nya dengan mengatakan,”Kusambut
panggilanmu. Mohonlah niscaya engkau Ku-beri.”
KESIMPULAN
Sahabat yang dikasihi Allah S.W.T,
Doa adalah senjata orang mukmin.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang bermaksud :
“Doa adalah senjata orang mukmin,
tiang bagi agama dan cahaya dari langit.” (Hadis riwayat Hakim)
Seorang hamba yang merendahkan
dirinya dan bersifat tawaduk akan sentiasa berdoa dan bermunajat kepada Allah
SWT.
Orang yang sombong dan merasakan
dirinya serba cukup tidak mahu berdoa kepada Allah SWT dan dia hanya bergantung
kepada hartanya, ilmunya, pangkatnya dan kekuasaannya yang dia miliki. Manusia
seperti ini satu hari akan kecewa dan mengalami kegagalan kerana
pergantungannya adalah suatu yang rapuh kerana menjauhkan dirinya daripada
Allah SWT.
Terdapat 8 Kelebihan Berdoa kepada
Allah SWT untuk dijadikan sebagai panduan kita semua. Antara 8 kelebihan
tersebut ialah:
1) Doa merupakan pelindung dan
senjata kepada setiap orang mukmin dari godaan dan hasutan syaitan serta dari
kejahatan manusia.
2) Allah SWT amat mengasihi dan
menyukai akan hamba-hamba-Nya yang selalu berdoa dan meminta sesuatu
kepada-Nya.
3) Dengan berdoa ketakwaan dan
kekuatan iman seseorang mukmin akan meningkat.
4) Dengan berdoa jiwa kita akan
berasa tenteram, menjadi penawar dan penenang kepada hati yang bersedih.
Firman Allah,
Firman Allah,
‘Ketahuilah, dengan mengingati
Allah, hati akan menjadi tenang.’ (Surah ar-Ra’du ayat 28)
5) Dengan berdoa, Allah SWT akan
menimbulkan pintu rahmat-Nya kepada manusia. Sabda Rasulullah SAW yang
bermaksud :
“Doa itu adalah anak kunci kepada
pintu Rahmat.” (Hadis riwaya Ad-Dailami)
6) Doa merupakan penghubung di
antara anak dengan kedua ibu bapa sama ada yang masih hidup ataupun yang telah
meninggal dunia. Bagi ibu bapa yang telah meninggal dunia maka doa dari anak-anaknya
yang soleh ini amatlah dinantikan untuk mendoakan kesejahteraan mereka di alam
kubur.
Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud
:
“Apabila anak Adam meninggal dunia,
maka putuslah semua amalannya melainkan tiga perkara iaitu, sedekah jariah,
ilmu yang bermanfaat dan anak yang soleh yang (sentiasa) mendoakannya.” (Hadis
riwayat Bukhari dan Muslim)
7) Berdoa adalah ubat penyembuh bagi
segala penyakit yang ada pada diri manusia sama ada penyakit zahiriah mahupun
penyakit batiniah.
8) Doa adalah penghubung dan pengikat
tali persaudaraan dan kasih sayang di antara sesama mukmin. Bersabda Rasulullah
SAW yang maksudnya :
“Doa seseorang mukmin terhadap
saudaranya (mukmin) secara diam-diam, pasti diperkenankan oleh Allah.” (Hadis
riwayat Muslim)
Namun begitu, walaupun doa mempunyai
banyak kelebihan, apakah sebabnya doa-doa kita masih tidak dimakbulkan oleh
Allah SWT dan apakah yang perlu kita perbaiki agar doa-doa kita diterima dan
dimakbulkan oleh Allah SWT?
ditulis oleh: Muhammad Wafiq, siswa kelas XII IPA 2, MAN Insan Cendekia Gorontalo.
0 Comments:
Posting Komentar