KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telahmemberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga
kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul " Bahaya Su’udzon
Dalam Bermasyarakat" dengan baik, inghsaallah.Makalah ini berisikan tentang
bahaya su’udzon dan keutamaan bagi manusia yang menjahuinya. Kami menyadari
bahwa makalah inimasih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
dari ustadz maupun ustadzah yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaanmakalah ini.Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada allah SWT.
danteman-teman yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini.Semoga
Allah SWT meridhai segala usaha kami. Amin .
Bone
Bolango, Juli 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Makalah
Suudzon dalam Kehidupan Sehari hari banyak
dikenal dengan Istilah Buruk Sangka atau Berprasangka Buruk Kepada seseorang
atau sesuatu yang sebenarnya Dia tidak tau pasti atau tidak tau jelas akan
kebenarannya.
Sering sekali dari kita kebanyakan tidak menyadari atau tidak
sengaja, pernah melakukan hal itu, baik kepada sesama makhluk hidup ataupun
tentang sesuatu hal lainnya.
Bahkan bukan hanya sekali ataupun
dua kali saja, melainkan berkali kali, dan selama itu juga kita tidak pernah
merasa atau tidak menyadarinya.
Suudzon jika dilihat sepintas memang kelihatan sepele.namun
kalau kita mau mencermatinya, sebenarnya efek dari suudzon itu sendiri
sangatlah dahsyat.
Buruk sangka (suudzon) jika kemudian diteruskan ke orang
lain yang orang itu juga tidak mengerti permasalahannya, maka akan dapat
menimbulkan fitnah.
1.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Apa
hakikat dari kita bersu’udzon?
2.Apa akibat
dari perbuatan khusnudzon?
2.Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan dalam
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.Untuk mengetahui
hakikat bersu’udzon menurut islam.
2.Untuk
mengetahui akibat berkhusnudzon.
3.Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1.Menyelesaikan
tugas Alquran Hadist
2.Menambah ilmu pengetahuan dan
mempelajari tentang sikap berburuk
sangka(su’udzon)
3.Memperkuat
iman dengan mempelajari sikap berburuk sangka(su’udzon)
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Berperasangka Buruk (su’udzon)
Menurut bahasa, as-suu’u artinya:
1. Semua yang buruk atau kebalikan dari yang bagus
2. Semua yang menjadikan manusia takut, baik dari urusan dunia maupun urusan akhirat.
1. Semua yang buruk atau kebalikan dari yang bagus
2. Semua yang menjadikan manusia takut, baik dari urusan dunia maupun urusan akhirat.
Adz-dzonn
menurut bahasa berarti:
1. Ragu. Allah berfirman: “Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah sekali-kali tiada menolongnya (Muhammad) di dunia dan akhirat, Maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, Kemudian hendaklah ia melaluinya, Kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya.” (QS 22: 15).
1. Ragu. Allah berfirman: “Barangsiapa yang menyangka bahwa Allah sekali-kali tiada menolongnya (Muhammad) di dunia dan akhirat, Maka hendaklah ia merentangkan tali ke langit, Kemudian hendaklah ia melaluinya, Kemudian hendaklah ia pikirkan apakah tipu dayanya itu dapat melenyapkan apa yang menyakitkan hatinya.” (QS 22: 15).
Suudzon adalah
akhlak yg sangat tdk terpuji karena mengandung arti berburuk sangka, dan
suudzon adalah awal dari penyakit hati. Orang yg mempunyai sifat suudzon, ia
akan menafsirkan setiap apa yg terjadi akan menjadi jelek dalam pandangannya.
Sebuah permusuhan biasanya diawali dengan suudzon.Ghibah termasuk dalam ruang
lingkup suudzon (dalam arti luas), karena suudzon itu adalah bahasa hati sedang
ghibah adalah bahasa lisan.
Adapun ayat tentang berburuk sangka:
Dan
kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja.Sesungguhnya persangkaan
itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha
Mengetahui apa yang mereka kerjakan.
- QS Yunus:13
Bicara mengenai
su’udzin tentu kita pula harus mengetahui jenis-jenisnya diantaranya:
1. Su’udzon dalam Pandangan Islam
a. Haram
1. Su’udzon kepada Allah. Allah berfirman: “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS 6: 116)
2. Su’udzon kepada Rasul
3.Su’udzon kepada orang-orang Mukmin yang dikenal dengan kebaikannya. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah berdosa.” (49: 12)
1. Su’udzon kepada Allah. Allah berfirman: “Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS 6: 116)
2. Su’udzon kepada Rasul
3.Su’udzon kepada orang-orang Mukmin yang dikenal dengan kebaikannya. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah berdosa.” (49: 12)
b. Wajib.
1. Wajib su’udzon kepada orang kafir yang terang-terangan dengan kekufurannya dan permusuhannya kepada Allah, Rasulullah dan orang-orang Mukmin yang shaleh. Allah berfirman:
“Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (Tidak menepati perjanjian).” (QS 9: 8)
2. Su’udzon kepada orang Muslim yang dikenal terang-terangan berbuat maksiat, menghalangi jalan Allah dan tidak komitmen terhadap Islam.
1. Wajib su’udzon kepada orang kafir yang terang-terangan dengan kekufurannya dan permusuhannya kepada Allah, Rasulullah dan orang-orang Mukmin yang shaleh. Allah berfirman:
“Bagaimana bisa (ada perjanjian dari sisi Allah dan Rasul-Nya dengan orang-orang musyrikin), padahal jika mereka memperoleh kemenangan terhadap kamu, mereka tidak memelihara hubungan kekerabatan terhadap kamu dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian. mereka menyenangkan hatimu dengan mulutnya, sedang hatinya menolak. dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik (Tidak menepati perjanjian).” (QS 9: 8)
2. Su’udzon kepada orang Muslim yang dikenal terang-terangan berbuat maksiat, menghalangi jalan Allah dan tidak komitmen terhadap Islam.
Contoh berburuk sangka sebagai berikut:
·
Kayaknya dia meli mobil dengan cara menghutang
ke tetangga.
·
Saya pikir semua yang mereka lakukan kepada
desa kita semata-mata hanya untuk di puji.
·
Saya curiga, jangan-jangan dia mendapat nilai
seratus karena menyontek
2.Sebab- Sebab Su’udzon
1. Niatan yang buruk
2. Tidak terbiasa dalam menggunakan kaidah yang benar dalam menghukumi sesuatu. Kaidah tersebut adalah:
a. Melihat segala sesuatu dari lahiriyahnya dan membiarkan batiniahnya menjadi urusan Allah.
b. Selalu mendasarkan atas bukti-bukti
c. Memastikan kebenaran bukti-bukti tersebut
d. Bukti-bukti tersebut tidak saling bertentangan satu dengan yang lainnya.
3. Lingkungan yang buruk akhlaknya
4. Mengikuti hawa nafsu
5. Terjatuh dalam masalah syubhat
6. Tidak memperhatikan adab-adab Islam dalam berkomunikasi. Adab komunikasi adalah: a) Tidak diperbolehkan berkomunikasi berdua dan lebih baik bertiga b) Pembicaraan hendaknya dalam kebaikan dan ketaatan.
7. Mengabaikan masa kini yang baik dan hanya terpaku pada masa lalu yang buruk.
2. Tidak terbiasa dalam menggunakan kaidah yang benar dalam menghukumi sesuatu. Kaidah tersebut adalah:
a. Melihat segala sesuatu dari lahiriyahnya dan membiarkan batiniahnya menjadi urusan Allah.
b. Selalu mendasarkan atas bukti-bukti
c. Memastikan kebenaran bukti-bukti tersebut
d. Bukti-bukti tersebut tidak saling bertentangan satu dengan yang lainnya.
3. Lingkungan yang buruk akhlaknya
4. Mengikuti hawa nafsu
5. Terjatuh dalam masalah syubhat
6. Tidak memperhatikan adab-adab Islam dalam berkomunikasi. Adab komunikasi adalah: a) Tidak diperbolehkan berkomunikasi berdua dan lebih baik bertiga b) Pembicaraan hendaknya dalam kebaikan dan ketaatan.
7. Mengabaikan masa kini yang baik dan hanya terpaku pada masa lalu yang buruk.
3. Dampan Buruk Dari Berburuk Sangka
Suudzon
1.
Berpotensi menganggu jiwa dan kesehatan mental.
Selama orang suka usil dan hanya mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang maka selama itu pula pikiran dan perasaan dan pikirannya dipenuhi oleh hal negatif, selama itu pula kita tidak akan maju dan berprestasi.
2. Merusak diri.
Beburuk sangka secara berlebihan hanya akan menimbulkan penyakit dendam kesumat yang pada akhirnya kalau dibiarkan akan merusak diri.
3. Membuat kita tidak produkitf.
Pengalaman menunjukan bahwa berburuk sangka hanya membuat kita tidak produktif, malas, dan lebih sering menggunakan perasaan untuk membela diri yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.
4. Sulit Untuk bahagia.
Jika perasaan buruk sangka ini terus menerus dikembangkan pada orang disekitar kita msialnya teman atau tetangga kita dapat dipastikan kita tidak akan memperoleh kebahagiaan dalam hidup ini, karena perasaan kita selalu diliputi oleh rasa dengki dan iri hati.
Selama orang suka usil dan hanya mencari-cari kesalahan dan kelemahan orang maka selama itu pula pikiran dan perasaan dan pikirannya dipenuhi oleh hal negatif, selama itu pula kita tidak akan maju dan berprestasi.
2. Merusak diri.
Beburuk sangka secara berlebihan hanya akan menimbulkan penyakit dendam kesumat yang pada akhirnya kalau dibiarkan akan merusak diri.
3. Membuat kita tidak produkitf.
Pengalaman menunjukan bahwa berburuk sangka hanya membuat kita tidak produktif, malas, dan lebih sering menggunakan perasaan untuk membela diri yang sebenarnya tidak perlu dilakukan.
4. Sulit Untuk bahagia.
Jika perasaan buruk sangka ini terus menerus dikembangkan pada orang disekitar kita msialnya teman atau tetangga kita dapat dipastikan kita tidak akan memperoleh kebahagiaan dalam hidup ini, karena perasaan kita selalu diliputi oleh rasa dengki dan iri hati.
5. Bisa
membuat sakit.
Berburuk sangka bisa membuat kita sakit secara fisik.Hal ini bukanlah sekedar kata orang tetapi telah dibuktikan secara ilmiah.Dalam studi yang dilakukan di Amerika Serikat, partisipan dalam penelitian yang hanya memfokuskan fikirannya pada masa-masa lalunya yang menyedihkan, sistem kekebalan tubuhnya melemah secara signifikan.Dari penelitian tersebut, juga terlihat adanya hubungan antara aktivitas bagian otak yang berhubungan dengan depresi, dan tentunyahal ini sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.
Berburuk sangka bisa membuat kita sakit secara fisik.Hal ini bukanlah sekedar kata orang tetapi telah dibuktikan secara ilmiah.Dalam studi yang dilakukan di Amerika Serikat, partisipan dalam penelitian yang hanya memfokuskan fikirannya pada masa-masa lalunya yang menyedihkan, sistem kekebalan tubuhnya melemah secara signifikan.Dari penelitian tersebut, juga terlihat adanya hubungan antara aktivitas bagian otak yang berhubungan dengan depresi, dan tentunyahal ini sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh kita.
6. Sikap
Pengecut.
Berburuk sangka adalah sesuatu yang tidak ksatria dan cenderung melamahkan semangat hidup utuk berkompetisi sehingga akhirnya menimbulkan sikap pengecut di dalam diri kita. Tentunya kalau kita ingin maju, sudah barang tentu berbagai macam hambatan dan rintangan haruslah dilalu dengan cara yang benar, bukan dengan mencari-cari kesalahan orang lain agar kita dianggap benar.
7. Tidak Rasional.
Sangat tidak rasional kalau kita berburuk sangka pada orang lain karena prestasi yang mereka buat karena kita lebih menggunakan aspek perasaan daripada logika perfikir kita, dimana kalau kita biarkan terus menerus hal ini bisa membuat diri kita menjadi kerdil.
Berburuk sangka adalah sesuatu yang tidak ksatria dan cenderung melamahkan semangat hidup utuk berkompetisi sehingga akhirnya menimbulkan sikap pengecut di dalam diri kita. Tentunya kalau kita ingin maju, sudah barang tentu berbagai macam hambatan dan rintangan haruslah dilalu dengan cara yang benar, bukan dengan mencari-cari kesalahan orang lain agar kita dianggap benar.
7. Tidak Rasional.
Sangat tidak rasional kalau kita berburuk sangka pada orang lain karena prestasi yang mereka buat karena kita lebih menggunakan aspek perasaan daripada logika perfikir kita, dimana kalau kita biarkan terus menerus hal ini bisa membuat diri kita menjadi kerdil.
4.Cara Mengatasi Su’udzon
1.
Membangun aqidah yang benar yang berpegang di atas prinsip husnudzon spada
Allah, Rasul-Nya dan orang-orang Mukmin.
2. Melakukan tarbiyah dalam rangka mengokohkan aqidah dalam diri
3. Membiasakan diri untuk komitmen dengan adab-adab Islam di dalam menghukumi segala sesuatu.
4. Menjauhkan diri dari masalah-masalah subhat
5. Berusaha untuk berada dalam lingkungan yang baik
6.Mujahadah dan berusaha untuk mengendalikan hawa nafsu dan syahwat
7.Mempersepsikan manusia dengan realitas sekarang dan bukan masa lalunya
8. Senantiasa membaca buku-buku sejarah orang-orang yang shalih
2. Melakukan tarbiyah dalam rangka mengokohkan aqidah dalam diri
3. Membiasakan diri untuk komitmen dengan adab-adab Islam di dalam menghukumi segala sesuatu.
4. Menjauhkan diri dari masalah-masalah subhat
5. Berusaha untuk berada dalam lingkungan yang baik
6.Mujahadah dan berusaha untuk mengendalikan hawa nafsu dan syahwat
7.Mempersepsikan manusia dengan realitas sekarang dan bukan masa lalunya
8. Senantiasa membaca buku-buku sejarah orang-orang yang shalih
B.
Pengertian Berperasangka Baik(khusnudzon)
1.Menurut Al Qur’an
Dan Hadist
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka.
Sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu
mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjingkan
sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging
saudaranya yang sudah mati?Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya.Dan
bertakwalah kepada Allah.Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha
Penyayang.” Q.S. Al Hujarat : 12
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا
اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌۖ وَلَاتَجَسَّسُواوَلَايَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًاۚأَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُۚ وَاتَّقُوااللَّهَۚ إِنَّاللَّهَ تَوَّابٌ رَحِيم
Dalam
sebuah hadis Qudsi allah berfirman: Aku sesuai dengan prasangka hamabaKu
terhadapKu.
Menurut Bahasa
Husnudzon arti harfiahnya adalah
berbaik sangka.Husnudzon kepada Allah berarti berbaik sangka kepada Allah dalam
hal apapun. Hal ini adalah salah satu cara agar kita dapat selalu mensyukuri
apa yang telah Allah berikan kepada kita. Kebahagiaan, kesedihan, berkah,
musibah dan apapun yang telah ditetapkan oleh Allah atas diri kita pasti
mengandung hikmah yang dapat kita petik.
Menurut
Tokoh
Ibnu Athaillah as-Sakandaru
Husnudzon atau berbaik sangka kepada Allah, merupakan salah satu dasar
utama kita membangun hubungan dengan Allah Ta’ala.karena banyak orang yang
mengalami kesulitan-kesulitan psikhologis ketika harus berbaik sangka kepada
Allah terutama jika si hamba Allah ini tertimba takdir yang dirasakan tidak
sesuai dengan keinginannya.Rasulullah pun pernah mengatakan bahwa tingkatan
ukhuwah yang paling rendah adalah husnudzon. Sedangkan yang tertinggi adalah
itsar (mendahulukan kepentingan orang lain dibanding kepentingan sendiri)
2. Pembagian
HusnudhonSecara garis besar Husnudhan dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu [3]:
a)
Husnudhan Kepada Allah
Salah satu akhlak
terpuji yang harus tertanam pada dirimu adalah sifat husnudhan kepada Allah.
Sifat husnudhan kepada Allah adalah sikap yang selalu berbaik sangka atas
segala kehendak Allah terhadap hamba-Nya. Selanjutnya yang menjadi pertanyaan
besar ialah, Mengapa kita harus
berbaik sangka kepada Allah ? . Banyak hal yang
terjadi pada kita seperti musibah membuat kita secara tidak langsung menganggap
Allah telah tidak adil kepada kita.Padahal ,sebagai seorang mukmin sejati
senantiasa menganggap apa yang ditakdirkan Allah kepada kita adalah yang
terbaik .
Seseorang boleh saja
sedih ,cemas , dan gundah bila terkena musibah, tetapi hal tersebut jangan
sampai berlarut larut sehingga akan membuat dirinya menyalakan Allah sebagai
penguasa takdir. Sikap terbaik yang dapat dilakukan adalah dengan cara
segera menata hati dan perasaan, kemudian menegguhkan sikap bahwa setiap yang
ditakdirkan Allah kepada kita mengandung hikmah, inilah yang disebut dengan
sikap husnudhan kepada Allah.
Sebagaimana firman Allah dalam QS. Yunus
ayat 44:
Artinya :“Sesungguhnya
Allah tidak berbuat aniaya kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itu
sendiri berbuat anuaya kepada diri mereka sendiri. (QS. Yunus: 44)”
Sebagai seseorang
mukmin yang meyakini bahwa Allah Maha Mengetahui atas apa yang terjadi terhadap
hambanya ,kita seharusnya berpikir optimis, yakinlah bahwa Rahmat dan Karunia
yang diberikan Allah kepada manusia tidak akan pernah putus. Berikut
firman Allah SWT ,di bawah ini;
Artinya: “dan rahmat
ku meliputi segala sesuatu” (QS.Al-‘Araf 7 : 156).
Sebagaimana firman
Allah diatas, yang telah menjelaskan bahwa Rahmat dan Kasih sayang Allah
meliputi segala sesuatu ,kita perlu berhusnuzan kepada Allah dalam segala hal
dan keadaan.
Allah Maha
Mengetahui, maka disaat kita senang dan suka (karena mendapatkan rezeki dan
kenikmatan dari Allah ),maupun saat dalam keadaan susah dan duka (karena
mendapatkan ujian dan cobaan ) hendaknya kita iringi dengan kita berhusnudhan
kepada Allah SWT. Sebab semua yang diberikan oleh Allah ,baik berupa
kenikmatan maupun cobaan ,di dalamnya mengandung banyak hikmah dan kebaikan.
Sebagaimana ditegaskan Allah dalam sebuah hadits qudis yang berbunyi :
Artinya : “selalu
menuruti sangkaan hamba ku terhadap diriku jika ia berprasangka baik maka akan
mendapatkan kebaikan dan jika ia berprasangka buruk maka akan mendapatkan
leburukan.” (H.R. at –tabrani dan ibnu hibban).
1.
Sikap Husnuzan Kepada Allah
yakni mempercayakan diri kepadaNya dalam
melaksanakan sesuatu pekerjaan yang telah direncanakan dengan mantap.
Dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah:112
Artinya :"Barang
siapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka
baginya pahala pada sisi Tuhan dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati”. (QS. Al-Baqarah:112)
1.
Senantiasa
taat kepada Allah.
2.
Yakin
bahwa terdapat hikmah di balik segala penderitaan dan kegagalan.
3.
Menerima
dengan ikhlas semua keputusan Allah.
4.
Syukur
dan qona’ah, yakni senatiasa berterima kasih atas pemberian Allah serta merasa
cukup atas pemberihanNya itu.
Dijelaskan dalam QS.
At-Taubah:59Artinya : "Jika mereka sungguh-sungguh rida dengan apa yang diberikan Allah dan Rasul-Nya kepada mereka, dan berkata: Cukuplah Allah bagi kami, Allah akan memberikan kepada kami sebagian dari karunia-Nya dan demikian (pula) Rasul-Nya, sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berharap kepada Allah”. (Tentulah yang demikian itu lebih baik bagi mereka).(QS. At-Taubah:59)
2.
Hikmah Husnuzan kepada Allah
Sikap husnuzan
mempunyai hikmah yang besar.Berhusnuzan kepada Allah memiliki hikmah yang
banyak, diantaranya seperti berikut.1) Dapat menumbuhkan sikap untuk selalu optimis dalam menyongsong masa depan
Sebagaimana firman Allah yang Artinya :
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui
batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat
Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya.Sesungguhnya Dia-lah
yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.
2)
Menumbuhkan perasaan tidak mudah putus asa3) Menumbuhkan perasan syukur kepada Allah atas nikmat yg telah dianugrahkan allah kepada kita [5]
4) Menumbuhkan sifat sabar dan tawakkal.
b) Husnuzan kepada Diri Sendiri
Husnuzan kepada diri sendiri adalah sikap baik sangka kepada diri sendiri dan meyakini akan kemampuan diri sendiri.
Husnuzan kepada diri sendiri dapat ditunjukkan dengan sikap-sikap berikut:[6]
1.
Gigih dan Optimis
Gigih berarti sikap
teguh pendirian, tabah, dan ulet atau berkemauan kuat dalam usaha mencapai
sesuatu cita-cita.Sedangkan optimis adalah sikap yang selalu memiliki harapan
baik dan positif dalam segala hal.Manfaat sikap gigih adalah:
a. Membentuk pribadi yang tangguh.
b. Menjadikan seseorang teguh pendirian sebab tidak mudah menerima pengaruh buruk dari orang lain.
c. Menjadikan seseorang kreatif.
d. Menyebabkan seseorang tidak gampang berputus asa dan menyerah terhadap keadaan.
2. Berinisiatif
Berinisiatif artinya
pelopor atau langkah pertama, atau senantiasa berbuat sesuatu yang sifatnya
produktif.Berinisiatif menuntut sikap bekerja keras dan etos kerja yang tinggi.Ciri khas orang penuh inisiatif, adalah:
a. Kreatif
b. Tidak kenal putus asa
c) Husnuzan kepada Sesama Manusia
Husnuzan kepada sesama manusia adalah sikap yang selalu berpikir dan berprasangka baik kepada sesama manusia. Sikap ini ditunjukkan dengan rasa senang, berpikir positif, dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga, dengki, dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas.
Nilai dan manfaat dari sikap husnuzan kepada manusia adalah:
a. Hubungan persahabatan dan persaudaraan menjadi lebih baik.
b. Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama.
c. Selalu senang dan bahagia atas kebahagiaan orang lain.
C.
Kisah-Kisah Tentang Su’udzan
Seorang dokter yang
sedang bergegas masuk ke dalam ruang operasi... Ayah dari anak yang akan dioperasi menghampirinya: "Kenapa lama sekali anda sampai ke sini? Apa anda tidak tau, nyawa anak saya terancam jika tidak segera di operasi?", Labrak si ayah.
Dokter itu tersenyum, "Maaf, saya sedang tidak di Rumah Sakit tadi, tapi saya secepatnya ke sini setelah ditelepon pihak Rumah Sakit."
Kemudian ia menuju ruang operasi, setelah beberapa jam ia keluar dg senyuman di wajahnya. "Alhamdulillah...keadaan anak anda kini stabil."
Tanpa menunggu jawaban sang ayah, dokter tsb berkata: "Suster akan membantu anda jk ada yg ingin anda tanyakan." Dokter tersebut berlalu.
"Kenapa dokter itu angkuh sekali?Dia kan sepatutnya memberikan penjelasan mengenai keadaan anak saya!"Sang ayah berkata pada suster.
Sambil meneteskan airmata suster menjawab: "Anak dokter tersebut meninggal dalam kecelakaan kemarin sore, ia sedang menguburkan anaknya saat kami meneleponnya untuk melakukan operasi pada anak anda. Sekarang anak anda telah selamat, ia bisa kembali berkabung." ... :O
JANGAN PΕRNΑН TERBURU2 MENILAI SESEORANG...
Tapi maklumilah tiap jiwa di sekeliling kita yg menyimpan cerita kehidupan tak terbayangkan di benak kita...
Αdα air mata dibalik setiap senyuman...
Αdα kasih sayang dibalik setiap amarah...
Αdα pengorbanan dibalik setiap ketidak pedulian...
Αdα harapan dibalik setiap kesakitan...
Αdα kekecewaan dibalik setiap derai tawa...
Semoga bermanfaat! Semoga kita menjadi manusia dg rasa maklum yang semakin luas dan bersyukur dg apa yg telah miliki dlm hidup ini.
INGAT, kita bukan satu2nya manusia dg segudang masalah...
Tersenyumlah...
Senyum mampu membasuh setiap luka...
Maafkanlah...
Maaf mampu menyembuhkan semua rasa sakit...
(the and)
Malam itu hujan gerimis turun. Angin pun
bertiup sungguh sangat dingin. Tapi kedua suami isteri yang tinggal di sebuah
rumah kecil itu berkeinginan betul hendak keluar juga.Kerana ibu si suami itu
dalam keadaan sakit tenat, mungkin hanya tinggal menunggu waktu saja.Hanya yang
sangat merisaukan hati mereka, bagaimana dengan anaknya Harun, anak mereka yang
baru saja berumur empat bulan.Kalau diajak pergi takut masuk angin dan dapat
menyebabkan sakit.
“Bagaimana Aminah, kita bawa saja Harun?” Tanya si
suami.
“Jangan bang, angin kencang,” cegah isterinya.
“Habis siapa yang akan menjaganya di rumah? Apakah
mungkin akan kita tinggalkan dia sendirian? Aku tak sanggup, sebab rumah kita
ini terlalu dekat dengan tanah perkuburan,” kata si suami.
“Ah, abang, janganlah berfikir yang bukan-bukan,”
kata isterinya yang cantik dan manis itu. “kan ada Hurairah (kucing) di rumah.
Dia saja kita suruh menjaga Harun.”Kata si isteri.
“Betul juga, mengapa aku tidak ingat pada si
Hurairah.”Balas suaminya dengan gembira.
“Meong….” teriaknya kemudian.Maka terdengarlah
suara Hurairah membalas suara tuannya itu.Lalu dengan langkah-langkah kecil dia
mendekati tuannya.
“Wahai Hurairah, malam ini engkau tidak usah
menjaga padi dari dimakan oleh tikus-tikus, kami berdua mahu pergi, oleh kerana
itu jagalah si Harun,” kata si suami.
Kucing yang cantik
itu mengeong sambil mengibas-ngibaskan ekornya. Kalau boleh berkata dia akan
menjawab: “Jangan bimbang tuan, saya akan menunggu dan menjaga si Harun supaya
ia tertidur dengan nyenyak. Tidak akan saya izinkan seekor nyamuk pun hinggap
di tubuhnya.”Setelah berpesan begitu, maka pasangan suami dan isteri itu pun berangkat dengan perasaan lega. Mereka tahu bahawa Hurairah akan melakukan pekerjaannya dengan baik, sebab dia adalah seekor kucing yang sangat setia dengan majikannya.
Setelah melihat majikannya sudah pergi, maka Hurairah dengan cepat dan diam-diam melompat ke atas tempat tidur.Ia duduk di sebelah si Harun yang tengah mendengkur dengan nyenyaknya. Ekornya dikibas-kibaskannya agar tidak seekor nyamuk pun yang berani mengganggunya.Matanya dengan tajam mengawasi sekelilingnya, sementara kedua kaki depannya siap mencakarkan kukunya kepada siapa saja yang berniat untuk mengusik ketenangan majikan kecilnya.
Menjelang pukul sepuluh malam, tiba-tiba kucing itu mendengar bunyi mendesis dari bawah tempat tidur.Dengan secepat mungkin Hurairah memasang kuda-kuda serta siap untuk menghadapi segala kemungkinan.Matanya tiba-tiba terbeliak terkejut dan marah, ketika melihat sebuah mulut yang ternganga dengan taring dan lidah yang menjulur panjang.Rupanya dia adalah seekor ular besar yang sudah siap untuk menelan Harun yang masih kecil itu.
Dengan cepat Hurairah melompat, giginya langsung masuk menghunjam ke leher ular tersebut, dan cakarnya menyerang dengan buas. Ular itu murka kerana niatnya dihalang-halangi oleh makhluk lain. Matanya merah seperti besi terbakar.Dia membalas menyerang dengan hebat.Badan Hurairah dibelit dengan kuat, sambil mulutnya mematuk-matuk muka Hurairah.
Hurairah hampir kehabisan tenaga, kerana dibelit oleh ular besar itu, manakala mukanya pun telah berlumuran darah.Namun dia tidak mahu binasa sebelum dapat membunuh ular tersebut. Dengan segala kemampuan dan kesakitannya, ia berusaha untuk menyelamatkan nyawa anak tersayang kedua majikannya itu. Akhirnya ia berhasil melepaskan diri, lalu dengan cepat menerkam leher ular itu. Digigitnya batang leher makhluk jahat tersebut sekuat tenaga sehingga akhirnya matilah musuhnya itu.
Begitu dilihatnya binatang pengganggu itu sudah tergolek kaku, barulah Hurairah dengan sisa-sisa tenaganya naik lagi ke atas tempat tidur si Harun dan duduk semula di samping si Harun.Anak kecil itu masih tertidur dengan nyenyak.Hurairah menjilat-jilat lukanya, sementara rasa pedih dan letih terasa sekujur badannya.Mulutnya masih penuh dengan darah ular tadi, sedangkan pada mukanya terdapat luka-luka yang menganga.
Belum pulih lagi tenaganya, akan tetapi secara tiba-tiba dia mendengar suara majikannya di halaman rumah. Dengan gerakan yang lemah dan lunglai, Hurairah turun dari tempat tidur. Perlahan-lahan ia berjalan menuju ke pintu, menyambut kedatangan kedua majikannya yang sangat dicintainya itu. Dilihatnya ibu Harun berjalan menunduk sambil terisak-isak.Bapanya pula terlihat sangat sedih.Hurairah pun ikut berdukacita memperhatikannya.
Mereka berbimbingan tangan memasuki halaman rumah. Ketika mereka tiba di depan pintu, Hurairah berbunyi lembut: “Ngeong…., ngeong…., sambil terhuyung-huyung mendekati majikannya.
Tiba-tiba saja ibu Harun menjerit, “Bang….! Harun bang….!”
Suaminya terperanjat tapi tidak mengerti, “Mengapa Harun Aminah?”Tanya suaminya.
“Lihatlah si Hurairah, mulutnya berlumuran darah.Pasti anak kita telah diterkam dan dibunuhnya. Oh, Harun…. anak kita, bang. Bunuh Hurairah, bang! Ia telah memakan anak kita!”Kata si isteri.
Si suami baru tahu apa yang dimaksudkan oleh isterinya. “Betul! Mulut Hurairah penuh dengan darah segar, pasti Harun telah diterkamnya.”
Tanpa berfikir panjang, si suami lalu mengambil besi.Dengan penuh kemurkaan lalu dipukulnya benda keras itu ke tubuh si Hurairah. Kucing itu menjerit; “ngeong….” Lelaki itu bertambah marahnya lagi, lalu diambilnya pula sebuah batu, ditimpakannya ke kepala Hurairah.
Maka bercucuranlah darah dari kepala binatang yang tidak berdosa itu.Badannya terkejang-kejang.Dari matanya mengeluarkan air mata yang jernih satu-satu.Setelah mengeong untuk terakhir kalinya, kucing yang cantik itu pun menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Melihat korbannya sudah mati, maka pasangan suami isteri itu terburu-buru masuk ke bilik.Alangkah terkejutnya mereka ketika melihat suasana bilik itu. Yang nampak pertama kali di depan pintu adalah bangkai seekor ular besar yang hampir putus lehernya. Maka dengan hati berdebar-debar mereka berlari ke tempat tidur. Ternyata anaknya Harun masih tetap dalam keadaan tertidur nyenyak.
Barulah mereka dapat meneka apa yang telah terjadi selama mereka tidak berada di rumah tadi. Bukan Hurairah yang bersalah, ternyata kucing itu telah berjuang mati-matian untuk menyelamatkan anak mereka.Seketika itu juga pucatlah wajah mereka.Mereka menyesal berkepanjangan.
Ternyata Hurairah adalah kucing yang tetap setia.Dia tidak mempedulikan keselamatan dirinya asalkan tugas yang dipercayakan kepadanya ditunaikannya.Kalau perlu dirinya sendiri menjadi korban untuk menyelamatkan nyawa majikan kecilnya. Namun balasan yang diterimanya bukan belaian kasih sayang dan terima kasih, akan tetapi nyawanya dihabiskan dengan penuh kekejaman. Akibat buruk sangka
Suami isteri itu menangis tersedu-sedu menyesali kesalahannya, ia bertaubat kepada Allah SWT serta berjanji untuk tidak lagi berbuat semena-mena terhadap binatang yang tidak berdosa, tanpa periksa terlebih dahulu. Bangkai Hurairah diangkat dan diciumnya, tapi yang sudah pergi tidak akan kembali, dan penyesalan mereka juga sudah tidak bererti, kerana yang sudah mati itu tidak akan hidup lagi. Cuma sebagai pedoman atau pengajaran buat masa yang akan datang.
(the and)
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
a. sikap su’udzan merupakan sarana
syaitan untuk menyesatkan kita keneraka
jahannam.
b. kehidupan bermasyarakat dapat
tercipta dengan harmonis dengan kita menerapkan sikap rosulullah saw. yakni
khusnudzan.
B. SARAN
a.marilah kita bersama menjahui
sikap su’udzan, demi kepentingan pribadi dan umum.
b.bersikaplah su’udzan karena itu
mendekatkan kita kepada allah SWT.
c.mari bersama memupuk keimanan
kita dengan bersama-sama berperasangka baik.
C. REFERENSI
(http://lathifashofi.wordpress.com/2011/05/10/makalah-materi-pai/)Sumber Gambar: http://anam.alkhoirot.net/2012/01/bodohnya-orang-yang-suudzon.html
Penulis: Irsyadul Ibad, Siswa Kelas XII IPA 2,
MAN Insan Cendekia Gorontalo
0 Comments:
Posting Komentar