وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ (١٤٦)
"Allah pasti mencintai orang-orang
yang sabar . " ( QS.Ali Imran 3:146 )
Kesulitan dan kemudahan adalah dua kata yang tidak
bisa dipisahkan dari kehidupan kita. Semuanya Allah swt akan memilihkan untuk
kita dengan keputusannya yang terbaik. Adanya kebaikan atau keburukan, maka hal
itu adalah suatu keuntungan untuk kita; filosofinya adalah, ketika kita
dihinggapi oleh kebaikan yang banyak maka Allah swt sangat sayang kepada kita.
Dan manakala suatu keburukan yang menimpa diri kita, maka itu merupakan bukti
Allah swt masih memperhatikan kita. Apapun yang menimpa kita semua maka tidak ada
seorangpun yang bisa menolaknya dan apa-apa yang tidak bisa menimpa kita, maka
tidak ada orang yang mampu menimpakannya kepada kita. Itu dikarenakan ada
kehendak dan keputusan Allah swt yang terbaik untuk para hamba-Nya yang
senantiasa bersyukur dan bersabar. Yang bersyukur akan ditambah nikmatnya, dan Penghargaan
hanya untuk orang-orang yang sabar dengan Keputusan Allah swt .
Sabr adalah wajib ! Panik dan ketidaksabaran tidak
bisa mencegah Keputusan Allah swt. Mengeluh dan berputus asa sangat bertentangan
dengan konsep sabar. Hanya Allah swt saja yang dapat melindungi kita dari bahaya dan memberikan kemudahan dari kesulitan
kita.
Jika hasil penderitaan dari tindakan ketaatan kepada
Allah swt, seperti terluka di medan perang, kehilangan uang selama Hijrah
( migrasi demi Allah ), kehilangan pekerjaan karena
menerima Islam atau karena salah satu upaya untuk mengikuti Sunnah Rasulullah (
Sallallahu `Alaihi Wasallam ) seperti tumbuh jenggot, memakai pakaian yang
lebih rendah di atas pergelangan kaki, dll, maka penderitaan itu adalah uji
coba. Barangsiapa bersabar maka akan dihargai dan siapapun yang menunjukkan
gangguan dan tidak ridho atas segala syari`at-Nya maka sesungguhnya dia telah
memanggil murka Allah atas dirinya. Na`udzu Billah..
Jika sebuah kesempitan dan penderitaan menimpa seseorang
akibat perbuatan dosanya, seperti penyakit yang disebabkan oleh minum alkohol
dan menggunakan obat-obatan dll,
maka penderitaan adalah hukuman dari Allah swt.
Bersegera untuk menghindari semua perbuatan dosa dan kembali ke jalan Allah swt.
Hiasi diri dengan mutiara-mutiara taubat dan cahaya istighfar. Jika tidak, sesungguhnya
hukuman di akhirat jauh lebih berat dan pedih.
Jika penderitaan diterima itu tidak berhubungan dengan
perbuatan baik atau dosa, seperti jenis lain dari penyakit dan kelemahan,
kesusahan, kehilangan
anak,
atau gagal dalam bisnis, maka kita harus mengevaluasi tindakan-tindakan kita.
Jika Kita terlibat dalam beberapa jenis perintah Allah SWT maka penderitaan
adalah hukuman bagi Kita dan sebagai pengingat untuk meninggalkan perbuatan
jahat. Jika tidak , Allah swt telah memberikan penderitaan ini untuk menguji
kesabaran Kita.
Rasulullah saw berkata : " Salah satu di antara
penghuni neraka, yang telah menjalani
kehidupan dipenuhi kemudahan dan kesenangan di dunia, pada
hari kebangkitan akan dimasukkan sekali di dalam api neraka. Kemudian Ia akan
bertanya : "Wahai anak Adam , Apakah kalian merasa nyaman. Apakah kalian
mendapatkan suatu kesenangan "Dia akan berkata : ' ? ! Demi Allah , tidak,
Tuhanku ' Kemudian seseorang, dari penghuni surga, yang telah mengarungi
kehidupan dunia yang paling menyedihkan (sengsara di dunia), akan dimasukkan
sekali ke dalam syurga dan Ia berkata kepadanya : "Wahai anak Adam ,
apakah kalian menghadapi kesulitan atau mengalami penderitaan? " ia akan
mengatakan : ' Demi Allah ! Tidak pernah saya mengalami kesulitan atau
penderitaan ' . " ( Shahih Muslim , No 6738 )
وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ
بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأمْوَالِ وَالأنْفُسِ
وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ (١٥٥)الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُمْ
مُصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ (١٥٦)أُولَئِكَ
عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِنْ رَبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
(١٥٧)
155. Dan sungguh akan Kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar,
(QS. Al-Baqarah {2}:155)
156. (yaitu) orang-orang yang
apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Innaa lillahi wa innaa ilaihi
raaji’uun 101″. (QS. Al-Baqarah {2}:156)
157. Mereka itulah yang mendapatkan
keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan mereka itulah orang-orang
yang mendapat petunjuk. (QS. Al-Baqarah {2}:157)
4 Tingkatan Manusia:
Tingkat Pertama :
Menjadi marah, dan ini dalam berbagai cara:
dan kemarahan adalah dua jenis. Jenis pertama adalah
bahwa kemarahan yang diarahkan kepada Tuhannya. Jadi dia menjadi marah pada apa
yang Allah swt telah menetapkan baginya, dan ini adalah haram (dilarang ). Dan
ada kemungkinan bahwa hal ini dapat menyebabkan kekufuran.
Allah berfirman : “Dan di antara manusia ada orang
yang menyembah Allah dengan berada di tepi; maka jika ia memperoleh kebajikan,
tetaplah ia dalam keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana,
berbaliklah ia ke belakang. Rugilah ia di dunia dan di akhirat. Yang demikian
itu adalah kerugian yang nyata.” )QS.Al-Hajj {22} : 11)
Tipe kedua kemarahan diungkapkan oleh lidah seperti
membuat do'a untuk kehancuran atau merusak dan apa yang mirip dengan itu, dan
ini adalah haram. Jenis ketiga kemarahan diungkapkan oleh anggota badan seperti
menampar pipi , merobek pakaian, mencabuti rambut, dan mirip dengan itu, dan
semua ini adalah haram dan bertentangan dengan kesabaran.
Tingkat Kedua :
Menjadi sabar, seperti dalam pepatah : Kesabaran
adalah seperti namanya - memiliki rasa tidak enak dan pahit, namun akan
membuahkan hasil yang lebih manis dari madu. Orang di tingkat ini terasa
penderitaan untuk berat sangat berat kepadanya, namun ia hadapi itu semua meskipun
ia tidak suka bahwa hal itu terjadi. Eksistensi keimanannya lah yang mampu
menahan dia dari rasa marah. Jadi di waktu susah dan di waktu tidak ada kesusahan
adalah sama bagi dia, dan ini ( level ini ) adalah Waajib, karena Allah swt memerintahkan
orang-orang untuk bersabar, dengan mengatakan :
" Dan bersabarlah , sesungguhnya Allah beserta
orang-orang yang sabar. " ( 08:46 )
Tingkat Ketiga:
Menjadi senang dengan penderitaan. Maksudnya ialah bahwa
orang tersebut senang dengan penderitaan dan apakah itu terjadi atau tidak, hal
itu adalah sama saja untuknya sehingga ia tidak sulit dalam menghadapinya. Dia
tidak tahan seolah-olah itu adalah sesuatu yang sangat berat baginya, dan ini (
tingkat ) adalah mustahabb ( disukai ) dan tidak Waajib menurut pendapat yang
paling benar. Perbedaan antara tingkat ini dan yang sebelumnya sangat jelas
karena penderitaan yang terjadi atau tidak terjadi adalah sama adanya karena munculnya
kesenangan yang ada di level ini. Adapun tingkat sebelumnya, penderitaan itu
sulit kepadanya , namun ia tetap sabar di atasnya .
Tingkat Keempat:
Syukur dan bersyukur dan ini adalah tingkat tertinggi.
Ini menunjukkan bahwa orang tersebut dilindungi Allah swt dari segala
penderitaan yang sebelumnya orang yang berada di level ini menyadari dengan sepenuh
hati bahwa penderitaan yang telah dilewatinya merupakan sebuah kifarat
(penghapus) atas dosa dan khilafnya dan mungkin hal itu merupakan penyebab
peningkatan perbuatan baiknya . Nabi saw bersabda : "Tidak ada penderitaan yang
menyerang Muslim kecuali bahwa
Allah swt hapuskan dengan itu setiap dosa, bahkan dengan duri yang menusuk
kakinya sekalipun. " ( Bukhari & Muslim )
Senantiasa kita dawamkan Doa dan harapan kita kepada
Allah swt: Ya Allah, jadikanlah kami dari orang-orang yang memiliki kesabaran
atas kesulitan dan yang bersyukur atas berkat dan nikmat-Mu .
Amiin !
وَاسْتَعِينُوا
بِالصَّبْرِ وَالصَّلاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلا عَلَى الْخَاشِعِينَ
(٤٥)الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُمْ مُلاقُو رَبِّهِمْ وَأَنَّهُمْ إِلَيْهِ
رَاجِعُونَ (٤٦)
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan
sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu´, [
Quran Al-Baqarah {2} :45-46 ]
Wallahu A`lam Bishshawab..
0 Comments:
Posting Komentar