Menyelami dalamnya lautan ilmu Islam hingga nampak cahaya dan terasa indah dalam sukma

Fi`il Mudhari` Marfu`

Fi`il Mudhari` Manshub

Kemukjizatan Al-Quran

Pengertian
Kata mukjizat diambil dari bahasa arab a’jaza- yu`jizu-I’jaz yang berarati melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Pelakunya(yang melemahkan ) dinamakan mukjiz dan pihak yang mampu melemahkan pihak lain sehingga mampu membungkam lawan, dinamakan mukjizat. (M.Quraish Shihab)
           Secara etimologi, menurut Imam as-Suyuthi dalam kitab Al-Itqan fi ‘Ulum Al-Qur’an jilid 2 hal.116, “Mukjizat dalam pemahaman syara’ adalah kejadian yang melampaui batas kebiasaan, didahului oleh tantangan, tanpa ada tandingan“

Macam –macam mukjizat
          Secara garis besar, mukjizat dapat dibagi dalam dua bagian pokok yaitu yaitu mukjizat yang bersifat material indrawi yang tidak kekal dan mukjizat imaterial, logis, dan dapat dibuktikan sepanjang masa. Mukjizat Nabi-nabi terdahulu merupakan  jenis pertama.
Mukjizat  mereka bersifat material dan indrawi dalam arti keluar biasaan tersebut dapat disaksikan atau dijangkau  langsung lewat indra oleh masyarakat tempat mereka menyampaikan risalahnya.


Segi-segi kemukjizatan Al-Qur’an
1. Gaya Bahasa      
Gaya bahasa Al-Qur’an membuat orang Arab pada saat itu kagum dan terpesona. Kehalusan ungkapan bahasanya membuat banyak diantara mereka masuk islam. Bahkan, Umar bin Abu Thalib pun yang mulanya dikenal sebagai seorang yang paling memusuhi Nabi Muhammad SAW dan bahkan berusaha untuk membunuhnya, memutuskan untuk masuk islam dan beriman pada kerasulan Muhammad hanya karena membaca petikan ayat-ayat Al-Qur’an. Susunan Al-Qur’an tidak dapat disamakan oleh karya sebaik apapun.

2. Susunan Kalimat
Kendati pun Al-Qur’an, hadis qudsi, dan hadis nabawi sama-sama keluar dari mulut nabi, tetapi uslub atau susunan bahasanya sangat jauh berbeda. Uslub bahasa Al-Qur’an jauh lebih tinggi kualitasnya bila di bandingkan dengan lainnya. Al-Qur’an muncul dengan uslub yang begitu indah.di dalam uslub tersebut terkandung nilai-nilai istimewa yang tidak akan pernah ada ucapan manusia.
Dalam Al-Qur’an, misalnya banyak ayat yang mengandung tasybih yang disusun kedalam bentuk yang sangat indah lagi mempesona, jauh lebih indah dari apa yang dibuat oleh para penyair atau sastrawan. Dapat dilihat dari satu contoh dalam surat Al-Qariah ayat 5, Allah berfirman :
Artinya : “Dan gunung-gunung seperti bulu yang di hambur-hamburkan”
3. Hukum Illahi yang sempurna     
           Al-Qur’an menjelaskan pokok-pokok akidah, norma-norma keutamaan, sopan santun, undang-undang ekonomi, politik, sosial dan kemasyarakatan, serta hukum-hukum ibadah. Apabila memperhatikan pokok-pokok ibadah, kita akan memperoleh kenyataan bahwa islam telah memperluasnya dan menganekaragamkan serta meramunya menjadi ibadah amaliyah, seperti zakat dan sedekah. Ada juga berupa ibadah amaliyah sekaligus ibadah badaniyah, seperti berjuang di jalan Allah.

Al-Qur’an menggunakan dua cara tatkala menetapkan sebuah ketentuan hukum, yakni :
a. Secara global
    Persoalan ibadah umumnya diterangkan secara global, sedangkan perinciannya diserahkan kepada ulama melalui ijtihad.
b. Secara terperinci
     Hukum yang dijelaskan secara terperinci adalah yang berkaitan dengan utang piutang, makanan  yang halal dan yang haram, memelihara kehormatan wanita, dan masalah perkawinan.
4. Ketelitian Redaksinya
    Ketelitian redaksi bergantung pada hal berikut :
a. keseimbangan antara jumlah bilangan kata dan antonimnya, beberapa contoh diantaranya :
   1. Al-Hayah {hidup} dan Al-Maut {mati}, masing-masing serbanyak 145 kali
   2. An-Naf {manfaat} dan Al-Madharah {mudarat}, masing-masing sebanyak 50 kali
   3. Al-Har {panas} dan Al-Bard {dingin} sebanyak 4 kali
   4. As-Shalihat{kebajikan}danAs-Syyiat {keburukan} sebanyak masing-masing 167 kali
   5. Ath-thuma’ninah {kelapangan/ketenangan} dan Adh-dhiq {kesempitan/kekesalan} sebanyak masing-msing 13 kali
b.   Keseimbangan jumlah bilangan kata dengan sinonimnya atau makna yang dikandungnya
  1. Al-harts dan Az-zira’ah {membajak/bertani}masing-masing 14 kali
  2. Al-‘ushb dan Adh-dhurur {membanggakan diri/angkuh} masing-masing 27 kali
  3. Adh-dhaulun dan Al-mawta {orang sesat/mati jiwanya} masing-masing 17 kali
c.   Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan jumlah kata yang menunjukan akibatnya
  1. Al-infaq {infaq} dengan Ar-ridha {kerelaan}masing-masing 73 kali
  2. Al-bukhl {kekikiran} dengan Al-hasarah {penyesalan} masing-masing 12 kali
  3. Al-kafirun {orang-orang kafir} dengan An-nar/Al-ihraq {neraka/pembakaran} masing-masing 154 kali
d. Keseimbangan antara jumlah bilangan kata dengan kata penyebabnya
  1. Al-israf {pemborosan} dengan As-sur’ah {ketergesaan} masing-masing 23 kali
  2. Al-maw’izhah {nasihat/petuah} dengan Al-lisan {lidah} masing-masing 25 kali
  3. Al-asra {tawanan} dengan Al-harb {perang} masing-masing 6 kali
e.   Di samping keseimbangan-keseimbangan tersebut, di temukan juga keseimbangan khusus
1. Kata yawm {hari} dalam bentuk tunggal sejumlah 365 kali, sebanyak hari-hari dalam setahun, sedangkan kata hari dalam bentuk plural {ayyam} atau dua {yawmayni}, berjumlah tiga puluh, sama dengan jumlah hari dalam sebulan. Disisi lain, kata yang berarti bulan {syahr} hanya terdapat dua belas kali sama dengan jumlah bulan dalam setahun.
2. Al-Qur’an menjelaskan bahwa langit itu ada tujuh macam. Penjelasan ini diulangi sebanyak tujuh kali pula, yakni dalam surat Al-Baqarah ayat 29, surat Al-Isra ayat 44, surat Al-Mu’minun ayat 86, surat Fushilat ayat 12, surat Ath-thalaq 12, surat Al- Mulk ayat 3, surat Nuh ayat 15, selain itu, penjelasan tentang terciptanta langit dan bumi dalam enam hari dinyatakan pula dalam tujuh ayat.
3. Kata-kata yang menunjukkan kepada utusan Tuhan, baik rasul atau nabi atau basyir {pembawa berita gembira} atau nadzir }pemberi peringatan}, kesemuanya berjumlah 5189 kali. Jumlah ini seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul dan pembawa berita tersebut yakni 518.
5. Berita tentang hal-hal yang gaib
         Sebagaian ulama mengatakan bahwa sebagian mukjizat Al-Qur’an itu adalah berita-berita gaib. Firaun yang mengejar-ngejar Nabi Musa, diceritakan dalam surat Yunus ayat 92 :
Artinya ; “Maka pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang dating sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami”
Pada ayat itu ditegaskan bahwa badan firaun tersebut akan diselamatkan Tuhan untuk menjadi pelajaran bagi generasi berikutnya. Tidak seorang pun mengetahui hal tersebut karena telah terjadi sekitar 1.200 tahun SM. Pada awal abad ke-19 tepatnya.
6. Isyarat-isyarat ilmiah
Banyak sekali isyarat ilmiah yang di temukan dalam Al-Qur’an, misalnya :
a. Cahaya matahari bersumber dari dirinya dan cahaya bulan merupakan pantulan. Sebagaiman yang dijelaskan dalam firman Allah surat Yunus ayat 5
Artinya : “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkannya manzilah-manzilah {tempat-tempat} bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan {waktu}. Allah tidak menciptakan yang demikian itu, melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda {kebesaran-Nya} kepada orang-orang yang mengetahui}”
b. Kurangnya oksigen pada ketinggian dapat menyesakkan napas.Al-Qur’an surat Al-An’am ayat 25
c. Perbedaan sidik jari manusia. Al-Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 4
d. Aroma atau bau manusia berbeda-beda. Al-Qur’an surat Yusuf ayat 94
e. Masa penyusunan yang tepat dan masa kehamilan minimal, Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 233
f. Adanya nurani {superego} dan bawah sadar manusia. Al-Qur’an surat Al-Qiyamah ayat 14
g. Yang merasakan nyeri adalah kulit. Al-Qur’an surat An-nisa ayat 56: Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat kami, kelak akan kami masukkan mereka kedalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah maha perkasa lagi maha bijaksana”
Perbandingan Mukjizat Al-Quran Dengan Kitab Sebelumnya

    A.    Mukjizat Nabi sebelumnya bersifat fisik (hissiyah), dan akan lenyap dengan berlalulnya waktu. Sedangkan Al-Quran adalah mukjizat yang terjaga, abadi dan berkelanjutan. Karenanya hingga hari ini masih banyak temuan-temuan tentang mukjizat Al-Quran.
    B.     Mukjizat Nabi-nabi sebelumnya hanya berkisar peristiwa yang bisa dilihat oleh panca indera semata. Sedangkan mukjizat Al-Quran mengarah pada keterbukaan hati dan akal. Sehingga pengaruhnya akan bertahan lama
   C.     Mukjizat Nabi sebelumnya di luar konteks dakwah dan mukjizat yang yang ada untuk mendukung atau pembuktiaan utusan Allah Swt. Contohnya menghidupkan orang mati, tongkat menjadi ular dan lainnya. Yang sebenarnya tidak berhubungan dengan materi kitab Taurat dan Injil. Sementara Al-Quran adalah mukjizat yang mendukung dakwah kenabian Muhammad Saw.


Share:

Related Posts:

0 Comments:

Posting Komentar

Latest Posts

Back to Top

Recent Posts

default
Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Cari Blog Ini


CAHAYA ISLAM

Join & Follow Me

Recommend us on Google!

Postingan Populer