Menyelami dalamnya lautan ilmu Islam hingga nampak cahaya dan terasa indah dalam sukma

Fi`il Mudhari` Marfu`

Fi`il Mudhari` Manshub

Bertetangga Dalam Islam

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Kata Al Jaar (tetangga) dalam bahasa Arab berarti orang yang bersebelahan denganmu. Ibnu Mandzur berkata: “الجِوَار , الْمُجَاوَرَة dan الْجَارُ bermakna orang yang bersebelahan denganmu. Bentuk jamaknya أَجْوَارٌ , جِيْرَةٌ dan جِيْرَانٌ .”.


Sedang secara istilah syar’i bermakna orang yang bersebelahan, secara syar’i baik dia seorang muslim atau kafir, baik atau jahat, teman atau musuh, berbuat baik atau jelek, bermanfaat atau merugikan dan kerabat atau bukan.
Jadi, tetangga adalah orang yang rumahnya dekat dengan kita, dan juga orang-orang yang berdekatan dengan kita baik di sekolah, rumah, pasar, maupun tempat-tempat lainnya, dan tidak melihat ras,suku,  agama, warna kulit, maupun bahasa.
Islam merupakan agama yang penuh dengan kasih sayang. Baik kasih sayang dengan sesama manusia, hewan, tumbuhan, dan juga Allah SWT. Salah satu kasih sayang sesama manusia adalah dengan tetangga. Sehingga kita sebagai umat islam harus memperlakukan tetangga kita dengan baik.
Indonesia yang cenderung negara timur, pasti sangat mementingkan etika dalam bergaul, sehingga adab-adab dalam bertetangga sangat dibutuhkan.Sehingga penulisan makalah ini dapat membantu orang-orang khususnya umat muslim untuk menjalin hubungan yang baik dengan tetangga.

1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Mana sajakah ayat alquran maupun hadits yang berkaitan dengan adab bertetangga?
2. Bagaimanakah adab bertetangga dalam islam?
3. Apa saja manfaat-manfaat dari bertetangga dengan baik?


1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1 Untuk mengetahui mana sajakah ayat alquran maupun hadits yang berkaitan dengan adab bertetangga
2 Untuk mengetahui adab bertetangga dalam islam
3 Untuk mengetahui manfaat-manfaat dari bertetangga


BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Ayat Alquran dan Hadits Yang Berkaitan dengan Tetangga
1. Ayat tentang berbuat baik kepada tetangga 
 Artinya : “ Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabildan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri(QS. An-Nisa : 36)
2. Hadits tentang larangan mengganggu tetangga
Muhammad Rasulullah SAW. Bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka tidak boleh menganggu tetangganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
3. Hadits tentang anjuran berbuat baik kepada tetangga
Syuraih Al Khuzai ra. Menyatakan, Muhammad Rasulullah SAW. bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berbuat baik kepada tetangganya.” (HR. Muslim)
‘Aisyah ra. menuturkan, Muhammad Rasulullah SAW. bersabda: “Jibril senantiasa berwasiat kepadaku supaya selalu baik dengan tetangga. Sehingga aku menduga bahwa Jibril akan menjadikannya pewaris.” (HR. Muslim)
4. Hadits tentang anjuran membagi makanan kepada tetangga
Muhammad Rasulullah SAW. bersabda, “Wahai kaum muslimah, janganlah kalian merasa hina untuk memberi sesuatu kepada tetangga kalian, meskipun hanya berupa kikil kambing.” (HR. Bukhari Muslim)
5. Hadits tentang anjuran mempermudah urusan tetangga
Abu Hurairah ra. mengemukakan, Muhammad Rasulullah SAW. bersabda, “Janganlah seorang tetangga menolak tetangganya yang akan menancapkan kayu pada dindingnya.” Lalu Abu Hurairah berkata kepada para sahabat, “Kenapa saya masih melihat kalian mangabaikan tuntunan ini. Demi Allah saya akan memikulkan tanggung jawab atas ajaran beliau di atas bahu kalian.” (HR. Bukhari Muslim)
6. Hadits tentang sebaik-baik tetangga
 “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah  adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah  adalah mereka yang terbaik pada tetangganya.

2.2. Adab Bertetangga dalam Islam
Setelah beberapa contoh ayat alquran maupun hadits telah dijabarkan pada subbab 2.1, maka pada dasarnya adab bertetangga secara islam yaitu mirip dengan adab kepada sesama manusia pada umumnya yaitu, berbuat baik, dan tidak berlaku buruk. Dan apabila dirinci satu per satu akan sangat banyak perilaku-perilaku yang dianjurkan untuk dilakukan terhadap tetangga. Tetapi berikut adalah beberapa cara atau adab bertetangga yang secara garis besar.
Sebagai seorang muslim hendaknya memperlakukan tetangganya dengan cara yang terbaik dan semampunya. Terkadang kita malu untuk memberikan sesuatu kepada tetangga karena menganggap benda tersebut terlalu remeh. Padahal Allah SWT telah berfirman
Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrah-pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya” (QS. Al-Zalzalah : 7)
Sehingga kita tidak perlu malu. Dan apabila kita yang diberi maka harus berterima kasih apapun pemberian dari tetangga.
     Berikutnya adalah kita tidak boleh pilih kasih, atau hanya orang-orang tertentu yang diperlakukan dengan baik. Kita bertetangga tanpa memandang ras, warna kulit, atau bahasa. Seperti firman Allah

Artinya : “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (QS. Al-Hujurat : 10)
Apabila tetangga justru melakukan hal yang bertolak belakang, hendaknya kita tidak melakukan hal yang serupa dan tetap memaafkan kesalahannya walaupun mereka belum meminta maaf. Allah berfirman

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran : 134)
Kemudian kita tidak boleh menggunjing tetangga baik dia muslim maupun non-muslim. Karena menggunjing merupakan perbuatan yang haram dilakukan, sebagaimana Allah berfirman

 Artinya : “ Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Hujurat : 12)
Dan apabila kita memiliki tetangga non-muslim baik yahudi maupun kristen, tetap menjaga hubungan baik dengan mereka, sesuai dengan firman Allah
 Artinya : “Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. Al-Mumtahanah : 8).
Tetapi bukan berati dengan selalu menerima ajakan mereka, dan juga berkasih sayang atau terlalu erat menjalin hubungan, karena Allah berfirman
 Artinya : “ Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung.” (QS. Al-Mujaadilah : 22).
Iutlah beberapa adab dalam bertetangga dalam islam dan juga beberapa ayat yang mebdukung, sehingga kita sebagai umat muslim sebaiknya dapat mekaksanakan hal tersebut dengan ikhlas, dan tidak perlu ragu, karena sudah jelas sumbernya, dan hal tersebut bukanlah sesuatu hal yang merugikan.

2.3. Manfaat-Manfaat dalam Bertetangga
Dalam bertetangga dengan adab islam, banyak sekali manfaat yang dapat dipetik. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat kita petik dari apa yang telah dilakukan kepada tetangga sesuai dengan ajaran islam
1. Dapat menjalakan syariat agama islam sehingga dapat terhindar dari siksa api neraka
2. Memperkecil terjadinya konflik-konflik yang menimbulkan perpecahan
3. Mempererat tali silaturahmi
4. Memberikan kebahagiaan lahir maupun batin
5. Kehidupan akan terasa jauh lebih harmonis dan juga tentram
6. Apabila terjadi sesuatu yang darurat, maka tetangga tidak segan untuk segera menolong
7. Lebih banyak ladang untuk mendapatkan pahala
8. Menimbulkan jiwa gotong royong

            
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Menjalani kehidupan bertetangga dengan baik dan sesuai dengan ajaran agama islam dapat menimbulkan suasana yang lebih harmonis dan membuat kebahagiaan. Rasulullah SAW. bersabda, “Ada empat perkara yang termasuk dari kebahagiaan: istri yang shalihah, tempat tinggal yang luas, tetangga yang shalih dan tunggangan (kendaraan) yang nyaman. Dan ada empat perkara yang termasuk dari kesengsaraan; tetangga yang jelek, istri yang jahat (tidak shalihah), tunggangan yang jelek, dan tempat tinggal yang sempit.” (HR. Ibnu Hibban, hadits ini dishahihkan asy-Syaikh Muqbil rahimahullah dalam kitab beliau ash-Shahihul Musnad Mimma Laysa fish- Shahihain 1/277)
Adab bertetangga dalam islam pada intinya adalah melakukan segala sesuatu yang baik kepada tetangga dan juga jangan membuat kesal ataupun mengganggu, berbuat yang buruk atau tidak baik terhadap tetangga. Karena hal tersebut tidak diperkenankan dan juga dapat menimbulkan rasa kesal sehingga kehidupan tidak harmonis dan kebahagiaan bertetangga menjadi tidak didapat. Karena banyak sekali manfaat yang dapat dipetik dari bertetangga.

3.2. Saran
     Harapan saya dengan adanya penulsian makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca semua, dan juga lebih menyadari betapa pentingnya menjalin hubungan yang baik denagn tetangga. Makalah ini jauh dari kesempurnaan, jadi kritik dan saran sangat diperlukan bagi penulis makalah. Dan penulis memohon maaf dengan adanya kekurangan yang terdapat dalam makalah ini.



DAFTAR PUSTAKA

Al-Hasyimi, Dr. Muhammad Ali. 2007. It's My Life. Semarang:Norma Pustaka
Hamid, Syamsul Rijal. 2005. BUKU PINTAR HADITS. Jakarta:Bhuana Ilmu Populer

Penulis: Jihan Syifa Hanunah, Siswi kelas XII IPA 1,
MAN Insan Cendekia Gorontalo





Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Latest Posts

Back to Top

Recent Posts

default
Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Cari Blog Ini

Blog Archive


CAHAYA ISLAM

Join & Follow Me

Recommend us on Google!

Postingan Populer

Sepakbola GP

Blog Archive