Hadirin
sidang jum`at rahimakumullah !
Puji
dan syukur mari kita senantiasa panjatkan ke hadirat Allah swt. Shalawat dan
salam kepada Baginda Rasulullah saw, kepada para keluarganya, sahabatnya,
tabi`in, tabi`uttabi`in dan untuk seluruh pengikutnya yang tunduk patuh
melaksanakan sunah-sunahnya.
Pada
kesempatan yang berbahagia ini, saya selaku khatib menyampaikan wasiat taqwa
khususnya untuk diri saya pribadi dan umumnya untuk hadirin sekalian
rahimakumullah, mari kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita
kepada Allah swt karena hanya dengan ketakwaan kita dapat meraih ridho-Nya
dunia dan akhirat.
وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ
التَّقْوَى وَاتَّقُونِ يَا أُولِي الألْبَابِ
Berbekallah, dan sesungguhnya,
sebaik-baik bekal adalah taqwa, dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang
berakal." – (QS.Al-Baqarah {2}:197)
Dan
janganlah kita meninggalkan dunia ini (wafat) kecuali dalam keadaan berserah
diri kepada Allah ta`ala (Islam).
Hadirin
sidang jum`at rahimakumullah !
Banyak
sekali firman Allah swt dan hadits Rasulullah saw tentang makna taqwa. Di antaranya adalah pernyataan Thalq bin Habib:
إِذَا
وَقَعَتِ الْفِتْنَةُ فَأَطْفِئُوهَا بِالْتَّقْوَى. قَالُوْا: وَما الْتَّقْوَى؟
قَالَ: أَنْ تَعْمَلَ بِطَاعَةِ الله عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ تَرْجُو ثَوَابَ
اللهِ وَأنْ تَتْرُكَ مَعْصِيَةَ اللهِ عَلَى نُوْرٍ مِنَ اللهِ تَخَافُ عِقَابَ
اللهِ.
“Apabila
terjadi fitnah, maka padamkanlah dengan taqwa”. Mereka bertanya: “Apakah taqwa
itu?” Beliau menjawab: “Hendak-nya engkau melaksanakan keta’atan kepada Allah,
di atas cahaya Allah, (dengan) mengharap keridhaan-Nya; dan hendaknya engkau
meninggalkan kemaksiatan terhadap Allah, di atas cahaya Allah, (karena) takut
kepada siksaNya.
Ketaatan
terbesar yang wajib kita laksanakan adalah tauhid; sebagaimana kemaksiatan
terbesar yang mesti kita hindari adalah syirik.
Tauhid
adalah tujuan diciptakannya makhluk, tujuan diutusnya seluruh para rasul,
tujuan diturunkannya kitab-kitab samawi, sekaligus juga merupakan pijakan
pertama yang harus dilewati oleh orang yang berjalan menuju Rabbnya.
Perhatikanlah
firman Allah swt berikut ini:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالإنْسَ
إِلا لِيَعْبُدُونِ(56)
“Tidaklah
Aku ciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka beribadah (hanya) kepadaKu.”
(Adz-Dzaariyaat {51}: 56)
Jadi
berdasarkan ayat di atas, seluruh hamba Allah swt yang hidup di alam dunia
tidak meiliki tujuan yang lain kecuali hanya beribadah kepada Allah swt. Ibadah
yang dilaksanakan pun harus sesuai dengan tuntunan Allah swt dan contoh
Rasulullah saw. kemudian Allah swt mengutus kepada tiap-tiap umat manusia
seorang rasul untuk menampakan cahaya Allah swt dan menyampaikan risalah yang
diberikan kepada setiap insan. Sebagaimana firman Allah swt berikut ini:
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ مِنْ
رَسُولٍ إِلا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لا إِلَهَ إِلا أَنَا فَاعْبُدُونِ(25)
“Dan tidaklah kami mengutus seorang rasulpun
sebelummu melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada yang berhak diibadahi
melainkan Aku, maka beribadahlah kepadaKu.” (Al-Anbiya’ {21}: 25)
Demikian
pula firmanNya:
الر كِتَابٌ أُحْكِمَتْ آيَاتُهُ ثُمَّ
فُصِّلَتْ مِنْ لَدُنْ حَكِيمٍ خَبِيرٍ(1)
أَلا تَعْبُدُوا إِلا اللَّهَ إِنَّنِي
لَكُمْ مِنْهُ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ(2)
“Alif laam Raa, (inilah) satu kitab yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi, serta dijelaskan (makna-maknanya) yang diturunkan dari sisi (Allah) yang Maha Bijaksana lagi Maha Tahu. Agar kalian jangan beribadah kecuali kepada Allah. Sesungguhnya aku (Muhammad) adalah pemberi peringatan dan pembawa berita gembira kepada kalian daripadaNya.” (Hud {11}: 1-2)
Allah
juga berfirman:
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ وَلِلْمُؤمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ
“Ketahuilah,
bahwasanya tidak ada ilah yang berhak untuk diibadahi melainkan Allah dan
mohonlah ampunan bagimu dan bagi kaum Mukminin (laki-laki dan wanita).”
Jama’ah
sekalian rahimakumullah..!
Kalau
kedudukan tauhid sedemikian tinggi dan penting di dalam agama ini, maka
tidaklah aneh kalau keutamaannya juga demikian besar. Bergembiralah dengan nash-nash
seperti di bawah ini:
عَنْ
عُبَادَةْ بِنْ الصَّامِتْ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: مَنْ شَهِدَ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ
الله وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ النَّارَ.
Dari
Ubadah bin Shamit Radhiallaahu anhu , ia berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallaahu
alaihi wasallam bersabda: “Barangsiapa yang bersaksi bahwa tidak
ada ilah yang berhak disembah melainkan Allah dan bahwa Muhammad adalah
Rasulullah (niscaya) Allah mengharamkan Neraka atasnya (untuk menjilatnya).” (HR. Muslim No. 29)
Subhanallah,
betapa besar pahala dan balasan bagi yang memiliki tauhid yang kuat, menjaga
keimanan kepada Allah swt dan tidak tergoda oleh kemusyrikan-kemusyrikan yang
merajalela.
Terdapa
juga hadits lain yang diterima dari Utsman bin Affan Radhiallaahu anhu ,
bahwasanya Rasulullah Shallallaahu
alaihi wasallam bersabda:
عَنْ عُثْمَانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ
اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ مَاتَ وَهُوَ يَعْلَمُ أَنَّهُ لآ
إِلَهَ إِلاَّ الله دَخَلَ الْجَنَّةَ.
“Barangsiapa
yang meninggal dunia, sedangkan dia menge-tahui bahwa tidak ada ilah yang
berhak disembah melainkan Dia (Allah) niscaya akan masuk Jannah (syurga).” (HR. Muslim No. 25)
Demikian
juga sabdanya Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam:
وَعَنْ
أَبِي ذَرًّ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ النَبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَقُولُ الله عَزَّ وَجَلَ: وَمَنْ لَقِيَنِيْ بِقُرِابِ الأَرْضِ
خَطَايًا لاَ يُشْرِكُ بِيْ شَيْئًا لَقَيْتُهُ بِمِثْلِهَا مَغْفِرَةً.
“Dan barangsiapa yang menemuiKu dengan
(membawa) dosa sepenuh bumi sekalipun, namun dia tidak menye-kutukan Aku dengan
sesuatu apapun, pasti Aku akan menemuinya dengan membawa ampunan yang semisal
itu.” (HR. Muslim No. 2687)
Allahu
Akbar, betapa besar dan agung balasan kebaikan iman seseorang yang tergambar
dalam bentuk ketauhidan dalam hati sanubari yang paling dalam. Jika balasan
kebaikan tauhid begitu besar, maka sebaliknya adzab yang besar dan pedih atas
sebuah kemusyrikan. Syirik juga memiliki banyak bahaya yang mengerikan, dimana
sudah seharusnya kita benar-benar merasa takut terhadapnya. Diantara bahaya
syirik itu adalah sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits Jabir:
عَنْ
جَابِرٍ رَضِىَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: جَاء أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِي صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ مَا الْمُوْجِبَتَانِ ؟
فَقَالَ: مَنْ مَاتَ لاَ يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئًا دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ مَاتَ
يُشْرِكُ بِهِ شَيْئًا دَخَلَ النَّارَ.
“Seorang
Arab Badui datang menemui Rasulullah Shallallaahu alaihi wasallam , lalu
bertanya: “Wahai Rasulullah, apakah dua perkara yang pasti itu?” Beliau
menjawab: “Barangsiapa yang meninggal dunia dalam keadaan tidak menyekutukan
Allah dengan suatu apapun, niscaya dia akan masuk Jannah. Dan barangsiapa yang
meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan Allah dengan sesuatu, niscaya dia
akan masuk Neraka”. (HR. Muslim
No. 93)
Firman
Allah:
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ
يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ
بِاللَّهِ فَقَدِ افْتَرَى إِثْمًا عَظِيمًا(48)
إِنَّ اللَّهَ لا يَغْفِرُ أَنْ
يُشْرَكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَا دُونَ ذَلِكَ لِمَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُشْرِكْ
بِاللَّهِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلالا بَعِيدًا (116)
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni (dosa) syirik dan Dia mengampuni dosa selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki”. (An-Nisa {4}: 48,116)
Firman
Allah:
ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ
مَنْ يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَلَوْ أَشْرَكُوا لَحَبِطَ عَنْهُمْ مَا كَانُوا
يَعْمَلُونَ(88)
“Dan seandainya mereka berbuat syirik, pastilah gugur amal perbuatan yang telah mereka kerjakan.” (Al-An’am {6}: 88).
Firman
Allah:
مَا كَانَ لِلْمُشْرِكِينَ أَنْ
يَعْمُرُوا مَسَاجِدَ اللَّهِ شَاهِدِينَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ بِالْكُفْرِ
أُولَئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ وَفِي النَّارِ هُمْ خَالِدُونَ(17)
“Tidaklah
pantas orang-orang musyrik itu memakmurkan masjid-masjid Allah, (sedangkan)
mereka mengakui bahwa mereka sendiri kafir. Itulah orang-orang yang sia-sia
amalan-amalan mereka, dan mereka kekal di dalam Neraka.” (At-Taubah {9}: 17).
Maka
merupakan musibah jika seseorang jahil (bodoh) terhadap perkara tauhid dan
perkara syirik, dan lebih musibah lagi jika seseorang telah mengetahui perkara
syirik namun dia tetap melakukannya. Dengan ini hendaklah kita terpacu untuk
menam-bah/menuntut ilmu sehingga bisa melaksanakan tauhid dan menjauh dari
syirik dan pelakunya.
وَ
اللهَ نَسْأَلُ أَنْ يَرْزُقَنَا عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيِّبًا وَعَمَلاً
مُتَقَبَّلاً، وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ
وَصِحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.
Khutbah
kedua:
إِنَّ
الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ
مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ
فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُّضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ
إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا
عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسْلِمًا. أَمَّا بَعْدُ:
Hadirin
jama’ah Jum’at Rahimakumullah !
Tatkala
kita membicarakan masalah syirik, janganlah kita menganggap bahwa syirik itu
hanya ada di kalangan orang-orang Yahudi, Nashrani, Hindu, Budha, Konghuchu dan
lain-lain. Sedangkan kaum Muslimin sendiri dianggap sudah terbebas dari dosa
ini. Padahal tidaklah demikian. Banyak juga kalangan kaum Muslimin yang
tertimpa dosa sekaligus penyakit ini, baik sadar maupun tidak. Karena makna
atau pengertian syirik adalah: mempersekutukan peribadatan kepada Allah; yakni
memberikan bentuk-bentuk ibadah yang semestinya hanya dipersembahkan kepada
Allah, namun dia berikan kepada selain-Nya. Baik itu kepada para malaikat, nabi,
orang shalih, kuburan, patung, matahari, bulan, sapi dan lain sebagainya.
Sedangkan bentuk-bentuk ibadah (yang dipersembah-kan) kepada selain Allah itu
bisa berupa: Do’a, berkurban, nadzar, puncak kecintaan, puncak rasa takut dan
lain-lain.
Saudara-saudaraku fillah, pada
khutbah kedua di sini, sengaja khatib hendak
menyampaikan sarimakna dari keutamaan tauhid sebagaimana yang telah dibahas
pada khutbah yang pertama:
- Diharamkannya Neraka itu bagi kaum Muwahhidin (Ahli Tauhid). Kalaupun mereka masuk Neraka, mereka tidak akan kekal di dalamnya.
- Dijanjikannya mereka untuk masuk Jannah.
- Diberikan kepada mereka ampunan dari segala dosa.
Sedangkan
di antara bahaya-bahaya syirik adalah:
- Diancamnya orang yang melakukan syirik akbar untuk masuk Neraka dan kekal di dalamnya.
- Tidak akan diampuni dosanya itu selama ia belum bertaubat.
- Gugurlah amal perbuatannya.
- Syirik adalah perbuatan dzalim yang terbesar.
Semoga
Allah swt senantiasa membimbing kita untuk mengarungi kehidupan ini, menjaga
kita agar senantiasa berada di jalan tauhid yang lurus.Amin.. Fa’tabiru ya
ulil albab.
0 Comments:
Posting Komentar