Pada zaman
dahulu ada seorang pemuda pengembara bernama Ahmad. Ahmad adalah seorang
pengembara yang soleh dan taat kepada Allah. Hutan, gunung serta padang pasir
telah dilalui dalam pengembaraannya.
Suatu ketika disaat Ahmad sedang menyusuri sebuah
sungai. Dia merasa dahaga yang tiada terhingga, karena hari memang sangat
panas sekali. Ahmad pun kemudian berhenti dipinggir
sungai untuk minum dan mencuci mukanya. “Alhamdulillah….. terimakasih ya
Allah, engkau telah memberikan keselamatan kepadaku dengan air sungai ini”.
Tiba-tiba Ahmad melihat sesuatu mengapung-apung disungai menuju kearahnya.
Tanpa berfikir panjang Ahmad pun kemudian mencebur dan mengambilnya yang
ternyata adalah sebuah apel. “Ini mungkin rizki untukku”. Ahmad kemudian
memakan apel itu. Tetapi disaat apel itu termakan hampir habis, Ahmad
teringat sesuatu. “Astaghfirullah, Kalau ada buah apel terjatuh, berarti
disekitar sini ada sebuah kebun. Dan bila ada sebuah kebun, mungkin kebun itu
ada yang memiliki. Ya Allah Ampunilah hambamu yang telah memakan buah ini
tanpa meminta izin kepada pemiliknya. Sebaiknya aku mencari dimana pemilik
kebun dari buah ini.
Ahmadpun
kemudian menyusuri sungai itu tanpa merasa letih. Dan benarlah, ternyata
diujung sebuah hulu sungai ada sebuah kebun apel yang sangat luas. Ahmad
kemudian mendatangi kebun itu dan mencari pemiliknya. Disaat Ahmad sedang
mencari tiba-tiba seorang kakek mengejutkannya.
“Assalamu’alaikum.
Sedang mencari apa gerangan anak muda?”
“Waalaikumussalam…
Apakah bapak tau siapa pemilik kebun anggur ini?”
“Sayalah
pemiliknya. Kenapa ?
“Jadi,
jadi pemilik kebun ini adalah bapak sendiri. Oh.. Kebetulan sekali. Saya
minta maaf karena saya telah memakan sebuah apel yang saya duga berasal dari
kebun bapak”.
“Dimana
engkau menemukannya anak muda?” tanya kakek itu.
“Disebuah
sungai disaat saya sedang minum dan membasuh muka saya”.
Kakek
Pemilik kebun apel itu terdiam dan menatap mata Ahmad dengan tajam. Ahmadpun
kemudian berkata, “Maafkanlah saya pak, saya siap menerima hukuman apapun
dari bapak. Apapun hukumannya, asalkan bapak memaafkan saya”.
“Ya, ya
ya…. Kalau begitu kau akan menerima hukuman dariku”. Kata kakek itu seraya
terus menatap tajam mata ahmad.
“Silahkan
kek, apa hukuman yang akan aku terima ?”
“Kau harus
membersihkan kebunku selama satu bulan penuh”
“Baiklah
kek, saya akan menjalankan hukuman itu dengan ikhlas karena Allah” Kata Ahmad
sabar.
Demikianlah,
berhari-hari Ahmad membersihkan kebun apel itu dengan rajin dan senang. Dia
berharap dapat menghapus kesalahan yang telah dilakukannya. Hingga tidak
terasa satu bulan penuh Ahmad telah menjalankan hukuman. Ahmadpun kemudian
mendatangi pemilik kebun itu.
“Saya
telah menjalankan hukuman untuk membersihkan kebun selama satu bulan penuh.
Dan hari ini adalah hari yang terakhir, Apakah ada hukuman lain untuk menebus
kesalahan saya?” Tanya Ahmad.
“Ada. Aku
mempunyai seorang anak gadis bernama Rokayah. Dia buta, tuli, bisu dan
lumpuh. Kau harus menikahinya.Jawab Kakek pemilik kebun
Bukan
cuman terkejut, Ahmadpun gemetar. Tubuhnya berkeringat. Karena Ahmad berfikir
begitu berat ujian dan hukuman yang dia terima. pemilik kebun itupun
bertanya.
“Kenapa,
apakah kau tidak bersedia?” tanya pemilik kebun itu membuat ahmad berfikir.
Tidak lama kemudian ahmad dapat menguasai diri. Dia yakin apabila pemilik
kebun tidak memaafkannya, maka Allahpun tidak akan memaafkan kesalahannya
yang telah memakan apel yang bukan miliknya.
“Baiklah,
saya akan penuhi. Saya ikhlas karena Allah untuk menikahi anak kakek. Jawab
Ahmad
Dengan
kesabaran dan keikhlasan Ahmadpun kemudian menikahi gadis pemilik kebun apel.
Disaat usai pernikahan, Ahmad hendak memasuki kamar pengantin yang didalamnya
telah menunggu gadis pemilik kebun apel
“Assalamu’alaikum”….
Ucap Ahmad seraya membuka tirai kamar.
“Wa’alaikummussalam,
Silahkan masuk. Aku telah menunggu sedari tadi” Seorang gadis menjawab dari
dalam kamar
Ahmad
terkejut bukan kepalang mendengar jawaban itu.
“Oh,
maafkan saya. Mungkin saya salah memasuki kamar ini. Sebenarnya saya mencari
gadis bernama Rokayah. Dia anak pemilik kebun apel”. Kata Ahmad bingung.
“Sayalah
yang engkau cari”. Jawab gadis itu
“Oh
tidak…. Tidak mungkin”.
Ahmadpun
berlalu dengan tergesa meninggalkan gadis itu dan menemui pemilik kebun.
“Sebelumnya
maafkan saya yang telah lancang memasuki sebuah kamar seorang gadis cantik.
Tapi… dimanakah sebenarnya kamar Rokayah istri saya?” Tanya Ahmad
“Kau tidak
salah. Yang kau masuki memang kamar rokayah anakku satu-satunya. Dan yang
didalam kamar memang anakku. Dialah rokayah”.
“Tetapi
kenapa saya tidak melihat dia buta, tuli, bisu dan lumpuh?” Tanya Ahmad.
“Anakku…..
Rokayah memang buta, tuli, bisu dan lumpuh. Tapi yang aku maksud dia buta,
karena dia tidak pernah menggunakan kedua matanya untuk melihat hal-hal yang
buruk. Dia tuli, karena telinganya tidak pernah digunakan untuk mendengarkan
pembicaraan-pembicaraan yang buruk. Dia bisu, karena dia tidak pernah
menggunakan mulutnya untuk berbicara kotor. Dan dia lumpuh, karena dia tidak
pernah berjalan ketempat-tempat maksiat. Sekarang segeralah kau kembali
kekamarnya. Temuilah dia yang sekarang menjadi istrimu”.
Betapa
bahagianya Ahmad yang ternyata mendapatkan seorang istri yang bukan hanya cantik
jelita, namun seorang gadis yang beriman dan taat kepada Allah.
|
0 Comments:
Posting Komentar