Menyelami dalamnya lautan ilmu Islam hingga nampak cahaya dan terasa indah dalam sukma

Fi`il Mudhari` Marfu`

Fi`il Mudhari` Manshub

Antara Anugerah dan Keadilan



Menghuni Jannah karena Anugerah, Menghuni Jahannam karena Keadilan

وَأَنَّ اللهَ تَعَالَى خَلَقَ الْجَنَّةَ وَ النَّارَ قَبْلَ الْخَلْقِ وَ خَلَقَ لَهُمَا أَهْلاً فَمَنْ شَاءَ مِنْهُمْ إِلَى الْجَنَّةِ فَضْلاً مِنْهُ وَمَنْ شَاءَ مِنْهُمْ إِلَى النَّارِ عَدْلاً مِنْهُ
(Kami juga meyakini) bahwa Allah ta`ala telah menciptakan syurga dan neraka sebelum penciptaan (manusia). Allah swt juga menciptakan para penghuni bagi keduanya. Barangsiapa diantara mereka dikehendaki Allah menjadi penghuni syurga, maka itu disebabkan anugerah-Nya. Barangsiapa di antara mereka yang dikehendaki Allah menjadi penghuni neraka, maka itu karena keadilan-nya.

            Setelah menegaskan aqidah ahlussunnah wal jama`ah berkenaan dengan keabadian syurga dan neraka, Abu Ja`far At-Thahawi melanjutkan matan akidah dengan pernyataan bahwa Syurga dan nereka telah diciptakan oleh Allah swt sebelum Dia menciptakan manusia. Syurga dan neraka memang bukan makhluk Allah yang pertama kali diciptakan. Namun demikian keduanya lebih dulu diciptakan daripada manusia. Akidah ini dilandasi oleh firman Allah swt,
وَقُلْنَا يَا آدَمُ اسْكُنْ أَنْتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ
"Dan Kami berfirman: 'Hai Adam, diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak, lagi baik, di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim." – (QS.Al-Baqarah {2}:35)
Berdsarkan ayat tersebut para ulama menyatakan bahwa syurga dan neraka telah lebih dulu diciptakan daripada Adam.


Para Penghuni Syurga
Ath-Thahawi menyatakan bahwa Allah swt menciptakan jin dan manusia untuk memenuhi keduanya. Allah swt mengetahui siapa saja di antara jin dan manusia itu yang kelak akan menjadi penghuni syurga dan neraka, lalu Allah swt menulisnya di lauhul mahfudz, dan waktu berjalan membuktikan kesempurnaan ilmu Allah swt tentang hal ini.
Barang siapa yang yang kelak menjadi penghuni syurga, sesungguhnya syurga dicapai bukan karena amal. Amal hanyalah sarana. Syurga dicapai dengan anugerah Allah swt. Sebanyak apa pun amal shalih yang dikerjakan oleh seorang anak Adam, sungguh itu tak sebanding dengan syurga.
Memang, Allah swt mengaitkan masuknya seseorang ke syurga dengan amal. Firman Allah swt:
الَّذِينَ تَتَوَفَّاهُمُ الْمَلائِكَةُ طَيِّبِينَ يَقُولُونَ سَلامٌ عَلَيْكُمُ ادْخُلُوا الْجَنَّةَ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"(yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik, oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): 'Salaamun'alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu, disebabkan apa yang telah kamu kerjakan'." – (QS.An-Nahl {16}:32)
 Dan dalam ayat lainnya:
وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِمْ مِنْ غِلٍّ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهِمُ الأنْهَارُ وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ
"Dan Kami cabut segala macam dendam, yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai, dan mereka berkata: 'Segala puji bagi Allah, yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk, kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Rabb kami, membawa kebenaran'. Dan diserukan kepada mereka: 'Itulah surga yang telah diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan'." – (QS.Al-A`raf {7}:43)
Rasulullah saw bersabda, “Amal seseorang tidak akan memasukannya ke dalam syurga.” Para sahabat bertanya, “Termasuk engkau wahai Rasulullah saw?” Beliau menjawab, “Iya. hanya, aku diliputi Rahmat dan Anugerah dari Allah swt.” (Hadits Hasan diriwayatkan oleh Imam Ahmad)
Hadits di atas menunjukkan bahwa factor sejati masuk syurga adalah rahmat dan anugerah Allah swt. Meskipun untuk setiap amal pasti ada pahalanya, namun jika dibandingkan dengan nikmat yang selama hidupditerima oleh seorang hamba, jelaslah bahwa amal-amalnya sudah dibalas dengan berbagai nikmat tersebut. Apalagi setiap amal yang dikerjakan oleh setiap hamba tidak terlepas dari pertolongan dan taufiq dari Allah swt karena hati mereka terbuka dan mudah menerima Cahaya Islam.

Para Penghuni Neraka
              Barang siapa yang kelak menjadi penghuni neraka, maka ia dimasukkan ke neraka bukanlah karena Allah swt menzaliminya, melainkan dikarenakan perbuatan dosa mereka yang tidak diampuni oleh Allah swt dan berlakunya keadilan Allah swt atas mereka.
            Allah swt mengetahui apa yang ada di dada mereka, tidak membantu mereka dan tidak memberikan taufiq kepada mereka karena hati mereka tertutup rapat seolah tak mampu ditembus oleh Cahaya Islam sekalipun. Inilah makna Allah swt menghinakan mereka. Allah swt membiarkan mereka. Oleh karena itulah saat menjelaskan apa yang Allah berikan kepada orang-orang yang beriman, Allah berfirman:
وَاعْلَمُوا أَنَّ فِيكُمْ رَسُولَ اللَّهِ لَوْ يُطِيعُكُمْ فِي كَثِيرٍ مِنَ الأمْرِ لَعَنِتُّمْ وَلَكِنَّ اللَّهَ حَبَّبَ إِلَيْكُمُ الإيمَانَ وَزَيَّنَهُ فِي قُلُوبِكُمْ وَكَرَّهَ إِلَيْكُمُ الْكُفْرَ وَالْفُسُوقَ وَالْعِصْيَانَ أُولَئِكَ هُمُ الرَّاشِدُونَ
"Dan ketahuilah olehmu, bahwa di kalangan kamu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti (kemauan) kamu dalam beberapa urusan, benar-benarlah kamu akan mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu cinta kepada keimanan, dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu, serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus," – (QS.Al-Hujurat {49}:7)
Allah swt memberikan anugerah kepada orang-orang yang beriman dan tidak memberikannya kepada yang kafir.
Di hati orang-orang yang beriman ada kebaikan, mereka menginginkannya, dan terfokus kepadanya; sedangkan orang-orang kafir tidak menginginkan kebaikan, tidak mau mendengarkannya, dan sama sekali  enggan untuk mendapat petunjuk menuju jalan yang lurus. Maka sangat pantas jika Allah swt menyikapi mereka dengan keadilan-Nya. Allah berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ ءَأَنْذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنْذِرْهُمْ لا يُؤْمِنُونَ
خَتَمَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَعَلَى سَمْعِهِمْ وَعَلَى أَبْصَارِهِمْ غِشَاوَةٌ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ
"Sesungguhnya, sama saja bagi orang-orang kafir, kamu beri peringatan atau tidak, mereka tidak juga akan beriman." – (QS.Al-Baqarah {2}:6)
"Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat." – (QS.Al-Baqarah {2}:7)
Dalam ayat yang lain Allah swt berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ آمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا ثُمَّ ازْدَادُوا كُفْرًا لَمْ يَكُنِ اللَّهُ لِيَغْفِرَ لَهُمْ وَلا لِيَهْدِيَهُمْ سَبِيلا
"Sesungguhnya, orang-orang yang beriman, kemudian kafir, kemudian beriman (pula), kemudian kafir lagi, kemudian bertambah kekafirannya, maka sekali-kali Allah tidak akan memberi ampunan kepada mereka, dan tidak (pula) menunjuki mereka kepada jalan yang lurus." – (QS.4:137)
            Allah swt tidak pernah meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya; seperti mengurangi bagian pahala seseorang atau menimpakkan dosa seseorang kepada orang lain.
Rasulullah saw bersabda:

قال رسول الله -صلى الله عليه وسلم :( مَنْ سَنَّ فِي الإسلام سُنَّةً حَسَنَةً فَعُمِلَ بِها بعْدَهُ كُتِب لَه مثْلُ أَجْر من عَمِلَ بِهَا وَلا يَنْقُصُ مِنْ أُجُورِهِمْ شَيْءٌ، ومَنْ سَنَّ فِي الإسلام سُنَّةً سَيِّئَةً فَعُمِلَ بِهَا بَعْدَهُ كُتِبَ عَلَيْهِ مِثْلُ وزر من عَمِلَ بِهَا ولا يَنْقُصُ من أَوْزَارهِمْ شَيْءٌ ) [رواه مسلم]
Artinya:
Rasulullah saw bersabda: “Barang siapa yang memberi contoh dalam Islam dengan contoh yang baik, lalu dikerjakan amal tersebut setelahnya, maka baginya pahala seperti pahalanya orang yang mengerjakan contoh tersebut tanpa mengurangi pahalanya (orang yang mengikuti) sedikit pun. Dan barang siapa yang memberi contoh dalam Islam dengan contoh yang buruk, lalu dikerjakan keburukan tersebut setelahnya, maka baginya dosa seperti dosanya orang yang mengerjakan contoh tersebut tanpa mengurangi dosanya (orang yang mengikuti) sedikit pun. (HR.Muslim)

Firman Allah swt:
إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ وَلا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَى ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ
"Jika kamu kafir, maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu, dan Dia tidak meredhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meredhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Rabb-mulah kembalimu, lalu Dia memberitakan kepadamu, apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui, apa yang tersimpan dalam (dada)mu." – (QS.Az-Zumar {39}:7)

Amal Shalih VS Amal Salah
            Allah swt memasukan orang-orang yang beriman ke dalam syurga dengan rahmat dan anugerah-Nya. Anugerah Allah swt yang telah lalu dan yang akan datang. Hanya dengan keduanya manusia dapat masuk syurga. Sedangkan orang-orang kafir, tiada yang pantas diberikan kepada mereka kecuali tempat terburuk yakni neraka jahannam dimana hal tersebut merupakan bentuk dari keadilan Allah swt bukan karena Allah swt berlaku dzalim kepada mereka.
Perhatikan Ayat-ayat berikut ini:
وَتِلْكَ حُجَّتُنَا آتَيْنَاهَا إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشَاءُ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ
"Dan itulah hujjah Kami, yang Kami berikan kepada Ibrahim, untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan, siapa yang Kami kehendaki, beberapa derajat. Sesungguhnya Rabb-mu Maha Bijaksana, lagi Maha Mengetahui." – (QS. Al-An`am {6}:83)
 إِنَّ اللَّهَ لا يَظْلِمُ النَّاسَ شَيْئًا وَلَكِنَّ النَّاسَ أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
"Sesungguhnya Allah tidak berbuat zalim kepada manusia, sedikitpun, akan tetapi manusia itulah, yang berbuat zalim kepada diri mereka sendiri." – (QS.Yunus {10}:44)
وَعَلَى الَّذِينَ هَادُوا حَرَّمْنَا مَا قَصَصْنَا عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَمَا ظَلَمْنَاهُمْ وَلَكِنْ كَانُوا أَنْفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
"Dan terhadap orang-orang Yahudi, Kami haramkan apa yang telah Kami ceritakan dahulu kepadamu; dan Kami tiada menganiaya mereka, akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri." – (QS.An-Nahl {16}:118)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا وَمَا رَبُّكَ بِظَلامٍ لِلْعَبِيدِ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal yang shalih, maka (pahalanya) untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang berbuat jahat, maka (dosanya) atas dirinya sendiri; dan sekali-sekali tidaklah Rabb-mu menganiaya hamba-hamba(-Nya)." – (QS.Fushshilat {41}:46)
            Nash-nash di atas menunjukkan ternafikannya kedzaliman Allah swt dan bahwa orang yang memasuki neraka tiada lain dikarenakan telah adilnya Allah swt dan mereka berhak memasukinya.
            Siapa saja yang masuk neraka kelak, maka akan mengerti bahwa ia memang berhak masuk neraka. Hanya saja mereka akan memohon kepada Allah swt agar meringankan adzabnya.
Firman Allah swt:
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ قَالَ إِنَّكُمْ مَاكِثُونَ
"Mereka berseru: 'Hai Malik, biarlah Rabb-mu membunuh kami saja'. Dia menjawab: 'Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini)'." – (QS.Az-Zukhruf {43}:77)

وَقَالَ الَّذِينَ فِي النَّارِ لِخَزَنَةِ جَهَنَّمَ ادْعُوا رَبَّكُمْ يُخَفِّفْ عَنَّا يَوْمًا مِنَ الْعَذَابِ
"Dan orang-orang yang berada dalam neraka, berkata kepada penjaga-penjaga neraka Jahanam: 'Mohonkanlah pada Rabb-mu, supaya Dia meringankan azab dari kami, barang sehari(saja)'." – (QS.Ghafir {40}:49)
            Kelak tidak ada yang mengatakan, “Kami tidak berhak untuk mendapatkan adzab ini.” Yang ada adalah mereka membuat pengakuan yang tergambar dalam ayat berikut ini:
قَالُوا رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَالِّينَ
"Mereka berkata: 'Ya Rabb-kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang tersesat." – (QS.Al-Mukminun {23}:106)
Kelak mereka akan menjadi saksi untuk dirinya sendiri, bahwa mereka pantas masuk neraka. Pada saat Allah swt menghinakan orang kafir maka itu adalah dengan keadilan dan hikmah-Nya. Allah swt Maha Mengetahui siapa yang pantas mendapatka hidayah dan taufiq, meskipun orang itu sendiri tidak menghendakinya. Contohnya ialah pada kehidupan sahabat sayyidina `Umar bin Khattab ra.
            Perlu kita ketahui bahwa Allah swt tidak pernah menghalangi pahala kecuali jika Dia menghalangi sebabnya, yaitu amal shalih. Jika seseorang telah beramal shalih dan tidak membatalkannya, maka berlakulah janji Allah swt,

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya, akan Kami berikan (pula) balasan kepada mereka, dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan." – (QS.An-Nahl {16}:97)
وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلا يَخَافُ ظُلْمًا وَلا هَضْمًا
"Dan barangsiapa mengerjakan amal-amal shaleh, dan ia dalam keadaan beriman, maka ia tidak (perlu) kuatir akan perlakuan yang tidak adil (terhadapnya), dan tidak (pula) akan pengurangan haknya." (QS. Thaha {20}:112)
Demikian pula Allah swt tidak menghukum seseorang kecuali setelah ia mendatangkan sesuatu yang mengakibatkan hukuman. Firman Allah swt:
وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ
"Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)." (QS.Asy-Syura {42}:30)
            Sungguh, tidak diragukan bahwa Allah swt memberi hidayah kepada siapa saja yang Dia kehendaki dan menyesatkan siapa saja yang Dia kehendaki.
يُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ
Allah menyesatkan orang-orang yang dikehendaki-Nya, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. (QS.Al-Muddatstsir {74}:31)
Namun semua ini adalah dengan hikmah dan keadilan-Nya. Bila Allah swt memberikan hidayah dan iman kepada seseorang, itu terjadi dengan hikmah dan anugerah-Nya; dan segala puji hanya milik Allah swt terkait dengan hal ini. Pada akhirnya dikembalikan kepada kita semua, hendak memilih apa kita di antara dua pilihan apakah amal shalih atau amal salah????

Wallahu A`lam Bishshawab..

Share:

Related Posts:

2 komentar:

  1. ust..klo kita shalat apakah udah bernilai amal shalih belum ya..?

    BalasHapus
  2. Sebenarnya ketika kita mendirikan shalat belum dikatakan amal shalih, karena baru taraf keimanan saja, adapun bentuk amal shalehnya adalah ketika Shalat itu mampu mencegah kita dari perbuatan keji dan munkar, dan bisa diterapkan fadilahnya dalam kehidupan sehari-hari. Wallahu A`lam

    BalasHapus

Latest Posts

Back to Top

Recent Posts

default
Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Cari Blog Ini

Blog Archive


CAHAYA ISLAM

Join & Follow Me

Recommend us on Google!

Postingan Populer