BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR
BELAKANG
Kebiasaan adalah segala sesuatu yang
kita lakukan terus menerus sehingga menghasilkan pola yang menyebabkan kita
mengerjakan hal tersebut secara otomatis bahkan tanpa berpikir. Kebiasaan ada
yang baik dan ada juga yang buruk, tergantung bagaimana mengatur kebiasaan
tersebut. Kebiasaan berhubungan dengan adab. Adab adalah etika dalam kehidupan
sehari-hari, dan adab sudah di atur dalam agama.Islam sudah mengatur bagaimana
seorang manusia itu harus beradab. Untuk menciptakan adab yang baik dalam diri,
diperlukan kebiasaan atau dengan cara terus menerus atau berulang-ulang.
Sehingga kita harus mengetahui bagaiman cara-cara membentuk kebiasaan itu dan
kebiasaan-kebiasaan apa yang perlu dibentuk.
“Dan demikianlah Kami menurunkan
Al-Qur’an dalam bahasa arab, dan Kami telah menerangkan dengan
berulang kali di dalamnya sebahagian dari ancaman, agar mereka
bertakwa atau (agar) Al-Qur’an itu menimbulkan
pengajaran begi mereka “ (QS.Thaha: 113)
Mempelajari bagaimana suatu
kebiasaan terbentuk, akan membuat kita mampu dengan mudah membentuk suatu
kebiasaan baru yang bagus dan menghilangkan kebiasaan buruk kita. Selain itu
mempelajari adab juga akan memberikan wawasan dan pengetahuan kita tentang bagaimana adab yang baik menurut
agama itu sebenarnya. Serta adab-adab apa saja yang harus dilakukan dan adab
apa yang harus ditinggalkan.Bahkan bukan hanya menjadi sebuah pengetahuan atau
wawasan melainkan akan mudah dipraktekkan atau diamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
B.RUMUSAN
MASALAH
Adapun
permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
·
Bagaimana cara untuk membentuk kebiasaan itu?
·
Adab apakah yang harus dimiliki seorang muslim?
·
Adab apakah yang harus ditinggalkan oleh seorang
muslim?
·
Apa saja keuntungan memiliki kebiasaan atau adab yang
baik?
C.TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah
ini adalah:
ü
Mengetahui cara membentuk sebuah kebiasaan
ü Mengetahui adab baik yang
harus dimiliki seorang muslim
ü Mengetahui adab buruk
yang harus ditinggalkan oleh seorang muslim
ü
Mengetahui keuntungan memiliki kebiasaan atau adab
yang baik, sehingga memacu kita untuk mengamalkannya dengan baik pula
BAB II
PEMBAHASAN
Kebiasaan
adalah segala hal yang kita lakukan secara otomatis atau bahkan tanpa berpikir.
Kebiasaan ini bisa mencakup apa saja, mulai dari berfikir, sikap mental, cara
makan, berjalan, membaca bahkan berbahasa. Semua itu muncul bahkan tanpa kita
sadari, akibat dari pengulangan-pengulangan yang tidak disadari pula. Proses
terbentuknya kebiasaan pada manusia:
Pemikiran-Tujuan - Aksi -Kebiasaan –Kepribadian
Pemikiran adalah pangkal dari
terbentuknya kebiasaan, pemikiran yang berbeda akan membentuk cara pandang yang
berbeda. Seorang muslim akan selalu menjadikan akhirat sebagai tujuannya
karena cara pandang (aqidah) yang yakini bahwa dunia bukanlah akhir dari kehidupan
melainkan hanya tempat singgah sementara.
“
Bagaimana jika (nanti) mereka Kami kumpulkan pada
hari (kiamat ) yang tidak diragukan terjadinya dan kepada setiap
jiwa diberi balasan yang sempurna sesuai dengan apa yang telah dikerjakannya
dan mereka tidak dizalimi (dirugikan)?”(
QS. Ali Imran:25)
Perbedaan
cara pandang tentang dunia akan melahirkan perbedaan aktivitas. Bagi non
muslim, mereka hanya memperhatikan materi atau kekayaan saja. Jadi apapun yang
ia lakukan hanya untuk memenuhi kesenangan dalam mendapatkan materi/kekayaan
tersebut. Seorang muslim juga boleh menjadi kaya. Namun ia tidak akan terjebak
dalam menikmati kekayaan, melainkan akan lebih fokus dengan bagaimana kekayaan
itu akan mengantarkan dia kepada tujuannya. Seperti mencari kekayaan untuk
memberangkatkan orangtua pergi haji atau untuk membantu jihad saudara kita di
palestina, bisa juga untuk membantu saudara kita sesama muslim yang kekurangan.
Untuk membentuk sebuah kebiasaan diperlukan yang namanya latihan dan
pengulangan dalam rentang waktu tertentu. Latihan perlu dilakukan agar
kita membentuk kebiasaan dengan cara yang benar, sedangkan pengulangan untuk
menyempurnakannya. Dalam melakukan pengulangan dibutuhkan waktu yang tidak
singkat, seperti nasihat Imam Syafi’i kepada siapa saja yang ingin menguasai
suatu ilmu:
“Wahai saudaraku, kalian
tidak akan dapat menguasai suatu ilmu kecuali dengan 6 syarat yang akan saya
sampaikan: dengan kecerdasan, menuntutnya dengan bersemangat, dengan
kesugguhan, dengan memiliki bekal (investasi), bersama pembimbing, serta waktu
yang lama”
Jangan tergesa-gesa dalam
membentuk suatu kebiasaan karena semua itu membutuhkan waktu. Mungkin pada
awalnya akan terasa sulit, namun lama-kelamaan hal itu akan menjadi lebih
mudah.
Yang diperlukan hanyalah keinginan
untuk mencoba dan mencoba. Jangan menyerah.
Kebiasaan akan membentuk kepribadian. Kepribadian
seseorang dilihat dari bagaimana dia beradab. Islam mengajarkan adab yang baik.
Bahkan dalam hal terkecil seperti makan dan tidur.
Dari Umar bin Salamah radhiallahu
‘anhu, ia berkata:
Rasulullah shalallahu alaihi
wasallam bersabda:” Sebutlah nama Allah (bacalah basmallah), dan makanlah
dengan tangan kananmu, serta makanlah dari makanan yang dekat dengan kamu”
(Mutafaq’alaih)
Dari Hudzaifah
radhiallahu’anhu,katanya:
“Apabila Rasulullah
shalallahu alaihi wasallam hendak tidur di waktu malam, beliau meletakkan
tangannya di bawah pipinya lalu mengucap: Allahumma bismika amutu wa ahya (Ya
Allah dengan nama Mulah aku mati dan aku hidup). Dan apabila beliau bangun,
lalu beliau berdoa: Alhamdulillaahil ahyaana ba’da ma amaatana wailaihin
nusyuur (Segala puji bagi Allah yang memberikan kehidupan kepada kami sesudah
mematikan kami dan kepadaNya tempat kembali)” (HR.Bukhari)
Hadits diatas adalah sebagian
kecil dari beribu-ribu hadits yang menjelaskan tentang bagaiman cara beradab
yang baik dalam islam. Dalam AlQuran juga dijelaskan bagaimana beradab yang
baik.
“Dan orang-oarang yang
beriman laki-laki dan perempuan, sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian
yang lain. Mereka menyuruh berbuat makruf dan mencegah dari yang mungkar,
melaksanakan shalat, menunaikan zakat, dan taat kepada Allah dan RasulNya.
Mereka akan diberi rahmat oleh Allah. Sungguh Allah Maha Perkasa Maha
Bijaksana.”(QS.At-Taubah:71)
Inti dari semua adab baik ada
di dalam AlQuran. Dari jujur, amanah, memiliki sifat malu, menolong sesama
muslim, ikhlas dalam berbuat kebaikan dan sebagainya.
Selain itu terdapat pula adab
–adab yang harus di tinggalkan. Seperti dusta, mencuri, memfitnah dan adab- adab
atau sifat buruk lainnya. Semua itu juga sudah dijelaskan dalam AlQuran maupun
hadits.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu
menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti
(perasaan si penerima).”(Al Baqarah:264)
“Sesungguhnya dosa itu atas
orang-orang yang berbuat zalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi
tanpa hak. Mereka itu mendapt azab yang pedih.” (QS.Asy Syuara:42)
Dari Abu Hurairah
radhiallahu’anhu bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah kalian menawar
barang dengan tujuan menipu orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari Ibnu Umar
radhiallahu’anhuma bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda:
“Janganlah sekali-kali salah
seorang kalian makan dan minum dengan tangan kiri, sesungguhnya setan makan dan
minum dengan tangan kiri.”(HR.Muslim)
Hadits dan ayat Al Quran
diataspun barulah sebagian kecil dari beribu hadits ataupun ayat Al Quran yang
membahas tentang larangan beradab buruk. Masih banyak adab buruk lain, seperti
berzina, durhaka kepada kedua orangtua, tidak bersuci dan lain sebagainya.
Keuntungan dari memiliki adab
yang baik adalah, tentu saja mendapatkan pahala dari Allah ta’ala. Selain itu
orang yang memiliki adab yang baik akan disukai oleh orang-orang di sekitarnya.
Karena setiap manusia tentulah menyukai orang yang beradab baik dan sopan.
Selain itu memiliki adab yang baik berarti kita telah mengamalkan apa yang ada
di dalam Al Quran dan Sunnah Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam. Semoga
kita menjadi pengikutnya yang setia dan mendapatkan syafaatnya di hari kimat
nanti. Amin
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Kebiasaan bisa diperoleh
dengan pemikiran, tujuan, dan aksi yang nyata. Sehingga lama-kelamaan akan
membentuk sebuah kebiasaan dan menjadi sebuah kepribadian. Adab baik banyak
terdapat di dalam AlQuran dan Hadits, begitu pula dengan adab buruk. Untuk
mengetahuinya bacalah, pahami dan
biasakan untuk mengamalkan adab baik yang diberitahukan dalam AlQuran dan
hadits. Serta biasakan untuk meninggalkan adab buruk yang dijelaskan didalamnya. Memiliki adab
baik membuat kita mendapat banyak keuntungan. Mendapat pahala dari Allah
ta’ala, disenangi banyak orang dan mendekatkan diri kita kepada Nya.
B.SARAN
Demikian tugas makalah ini
dibuat. Semoga bisa bermanfaat dan tulisan ini bisa menyadarkan kita akan
pentingnya membentuk kebiasaan dan beradab dengan baik. Besar harapan agar
tulisan ini bisa dipahami sebagimana mestinya. Mohon kritik dan saran dari
ustadz agar tulisan selanjutnya menjadi lebih baik. Mohon maaf atas segala
kesalahan yang terdapat dalam makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Al
Qur’anul Karim
Imam
Nawawi. 2010. Riyadhus Shalihin,
terj. Zaenal Mustaqin dkk. Bandung: Penerbit Jabal
Siauw,
Felix Y. 2013. How to Master Your Habits.
Jakarta: Al Fatih Press
Penulis: Tansaya Saleha, Siswi Kelas XII IPA 2, MAN Insan Cendekia Gorontalo.
Makasih penjelasan adabnya.
BalasHapusterima kasih.
BalasHapus