Siapa yang tidak ingin hidup bahagia, penuh
keni`matan dan keindahan?? Pasti semua orang ingin
adalah bagaimana cara meraihnya? Tidak sedikit orang yang ingin lalu
berusaha mendapatkannya, dan mereka belum berhasil mencapainya. Oleh karena
itu, setiap muslim hendaknya mengetahui bahwa untuk mencapai kebahagiaan dan
keindahan hidup itu adalah manakala kita berada di bawah naungan Al-Quran.
Dengan mengamalkan langkah-langkah di bawah ini:
merasakan kehidupan
tersebut. Tapi pertanyaan berikutnya
1. Meyakini Al-Qur’an itu datang dari Allah
:
هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَيْكَ
الْكِتَابَ مِنْهُ آَيَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ
مُتَشَابِهَاتٌ فَأَمَّا الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُونَ مَا
تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاءَ تَأْوِيلِهِ وَمَا يَعْلَمُ
تَأْوِيلَهُ إِلَّا اللَّهُ وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آَمَنَّا
بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ (آل
عمران : 7)
Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur’an)
kepada kamu. Di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat itulah
pokok-pokok isi Al qur’an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat . Adapun
orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti
sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah
untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal tidak ada yang mengetahui ta’wilnya
melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami
beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan
kami." Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan
orang-orang yang berakal. (QS. Ali Imran : 7)
2. Meyakini kebenaran isi Al-Qur’an :
وَبِالْحَقِّ أَنْزَلْنَاهُ
وَبِالْحَقِّ نَزَلَ وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا مُبَشِّرًا وَنَذِيرًا (الإسراء :
105)
Dan Kami turunkan (Al Qur’an) itu dengan
sebenar-benarnya dan Al-Qur’an itu telah turun dengan (membawa) kebenaran. Dan
Kami tidak mengutus kamu, melainkan sebagai pembawa berita gembira dan pemberi
peringatan. (QS. Al-Isra’ : 105)
فَذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمُ
الْحَقُّ فَمَاذَا بَعْدَ الْحَقِّ إِلا الضَّلالُ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ (يونس :
32)
Maka (Zat yang demikian) itulah Allah Tuhan kamu
yang sebenarnya; maka tidak ada sesudah kebenaran itu, melainkan kesesatan.
Maka bagaimanakah kamu dipalingkan (dari kebenaran)? (QS. Yunus : 32)
3. Menerima Al-Qur’an dengan hati terbuka dan
suka cita :
كِتَابٌ أُنْزِلَ إِلَيْكَ
فَلَا يَكُنْ فِي صَدْرِكَ حَرَجٌ مِنْهُ لِتُنْذِرَ بِهِ وَذِكْرَى
لِلْمُؤْمِنِينَ (الأعراف : 2)
Ini adalah sebuah kitab yang diturunkan kepadamu,
maka janganlah ada kesempitan di dalam dadamu karenanya, supaya kamu memberi
peringatan dengan kitab itu (kepada orang kafir), dan menjadi pelajaran bagi
orang-orang yang beriman. (QS. Al-A’raf : 2)
4. Memahami tujuan Al-Qur’an diturunkan Allah :
4.1. Sebagai Manhaj Hidup yang terang dan
jelas :
الر كِتَابٌ أَنْزَلْنَاهُ
إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ
إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ الْحَمِيدِ (ابراهيم: 1)
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami
turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada
cahaya terang benderang dengan izin Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang
Maha Perkasa lagi Maha Terpuji. (QS. Ibrahim : 1)
4.2. Sebagai Petunjuk Hidup yang paling lurus dan
kabar gembira :
إِنَّ هَذَا الْقُرْآَنَ
يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ
الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا (الإسراء :9)
Sesungguhnya Al Qur’an ini memberikan petunjuk
kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang
Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,
(QS. Al-Isra’ : 9)
4.3. Sebagai Obat dan Rahmat :
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ
مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا
خَسَارًا )الإسراء : 82(
Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Isra’
: 82)
4.4. Sebagai Peringatan bagi orang yang takut pada Allah dan ancaman
(neraka)-Nya :
فَذَكِّرْ بِالْقُرْآَنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ (ق :45)
فَذَكِّرْ بِالْقُرْآَنِ مَنْ يَخَافُ وَعِيدِ (ق :45)
Maka beri peringatanlah dengan Al-Qur’an orang
yang takut dengan ancaman-Ku. (QS. Qaf : 45)
مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ
الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى (2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (3) (طه : 2-3)
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar
kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada
Allah), (QS. Thaha : 2 – 3)
4.5. Sebagai Ruh (Spirit) dan Cahaya kehidupan di
dunia :
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا
إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا
الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ
عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (الشورى : 52)
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu Ruh
(Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al
Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami
menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami
kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy-Syura : 52)
4.6. Sebagai Petunjuk hidup (Sumber ajaran
Islam):
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ
هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ
مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ
فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ
بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا
هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (البقرة : 185)
Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan
mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di
negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan
itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka
(wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada
hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki
kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu
mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu
bersyukur. (QS.Al-Baqarah : 185)
5. Memahami dan meyaksikan Mukjizat Al-Qur’an
:
5.1. Mukjizat kandungan dan isi Al-Qur’an :
وَلَو أَنْزَلْنَا هَذَا
الْقُرْآَنَ عَلَى جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا مُتَصَدِّعًا مِنْ خَشْيَةِ
اللَّهِ وَتِلْكَ الْأَمْثَالُ نَضْرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
(الحشر(21:
Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Qur’an ini
kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah
disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat
untuk manusia supaya mereka berfikir . (QS. Al -Hasyr : 21)
وَلَوْ أَنَّ قُرْآَنًا
سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ أَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْأَرْضُ أَوْ كُلِّمَ بِهِ
الْمَوْتَى بَلْ لِلَّهِ الْأَمْرُ جَمِيعًا أَفَلَمْ يَيْئَسِ الَّذِينَ آَمَنُوا
أَنْ لَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيعًا وَلَا يَزَالُ الَّذِينَ كَفَرُوا
تُصِيبُهُمْ بِمَا صَنَعُوا قَارِعَةٌ أَوْ تَحُلُّ قَرِيبًا مِنْ دَارِهِمْ
حَتَّى يَأْتِيَ وَعْدُ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ (الرعد :
31)
Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang
dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau
oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al-Qur’an
itulah dia). Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah
orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki
(semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya.
Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan
mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga
datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. (QS. Ar-Ra’d :
31)
5.2. Mukjizat Bahasa Al-Qur’an :
عن ابن عباس قال: دخل الوليد بن
المغيرة على أبي بكر بن أبي قحافة فسأله عن القرآن، فلما أخبره خرج على قريش فقال:
يا عجبا لما يقول ابن أبي كبشة. فوالله ما هو بشعر ولا بسحر ولا بهذْي من الجنون،
وإن قوله لمن كلام الله (ابن كثير في تفسير اية : 11- 25 من سورة المدثر)
Dari Ibnu Abbas ia berkata : Al-Walid Ibnu
Al-Mughirah datang kepada Abu Bakar Bin Abi Quhafah dan bertanya tentang
Al-Qur’an. Setelah Abu Bakar menjelaskannnya, Al-Walid langsung mendatangi
pemuka Quraisy sambil berkata : Alanglah mengagumka apa yang dibaca oleh Abu
Kabsyah (Abu Bakar) itu. Maka demi Allah, ia bukanlah syair, dan tidak pula
sihir serta bukan juga celotehan orang gila. Sesungguhnya apa yang dibacakannya
itu adalah Kalamullah (Firman Allah). (Tafsir Ibnu Katsir membahas surat
Al-Muddats-tsir ayat 11 sampai 25)
5.3. Mukjizat Scientific (ilmu pengetahuan) :
سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي
الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ
أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (فصلت :53)
Kami akan memperlihatkan kepada mereka
tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka
sendiri, hingga jelas bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah
cukup bahwa sesungguhnya Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu? (QS.
Fush-shilat : 53)
5.4. Mukjizat Hukum dan perundang-undangan :
أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ
يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (المائدة :
50)
Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan
(hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang
yakin ? (QS. Al-Maidah : 50)
5.5. Mukjizat pengobatan fisik dan psikis :
5.5. Mukjizat pengobatan fisik dan psikis :
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ
مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا
خَسَارًا (الإسراء :82)
Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an itu
tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian. (QS. Al-Isra’
: 82)
اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ
الْحَدِيثِ كِتَابًا مُتَشَابِهًا مَثَانِيَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ الَّذِينَ
يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَى ذِكْرِ
اللَّهِ ذَلِكَ هُدَى اللَّهِ يَهْدِي بِهِ مَنْ يَشَاءُ وَمَنْ يُضْلِلِ اللَّهُ فَمَا
لَهُ مِنْ هَادٍ (الزمر :23)
Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik
(yaitu) Al-Qur’an yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang [1312],
gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian
menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk
Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan
barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.
(QS. Azzumar :23)
5.6. Mukjizat sejarah :
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ
أَحْسَنَ الْقَصَصِ بِمَا أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ هَذَا الْقُرْآَنَ وَإِنْ كُنْتَ
مِنْ قَبْلِهِ لَمِنَ الْغَافِلِينَ (يوسف :3)
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik
dengan mewahyukan Al-Qur’an ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami
mewahyukan) nya adalah termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (QS. Yusuf :
3)
5.7. Mukjizat analisa dan Futuristik :
كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (3)
ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ (4) كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ (5) لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ (6) ثُمَّ
لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ (7) ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ
النَّعِيمِ (8) (التكاثر)
Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui
(akibat perbuatanmu itu), kemudian janganlah begitu, kelak kamu akan
mengetahui. Janganlah begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang
yakin, niscaya kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim, dan sesungguhnya
kamu benar-benar akan melihatnya dengan ‘ainul yaqin, kemudian kamu pasti akan
ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia
itu). (QS. At-Takatsur : 3 – 8)
Al-Qur’an bukanlah untuk disenandungkan saja dan
tidak pula untuk dinikmati kandungan dan isinya oleh akal dan kecerdasan
intelektualitas saja. Akan tetapi wajib diyakini, dipahami dan diamalkan semua
kandungan dan isinya. Untuk itulah, mengamalkan Al-Qur’an adalah kewajiban agar
Al-Qur’an benar-benar menjadi hidayah, rahmah, syifa’ dan tadzkirah bagi kita.
Agar Al-Qur’an itu dapat diamalkan, maka kita harus memposisikan Al-Qur’an
sebagai berikut :
1. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Buku pelajaran
utama (الْكِتَابُ)
:
مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ
يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ
لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِي مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلَكِنْ كُونُوا
رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنْتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنْتُمْ
تَدْرُسُونَ (آل عمران :79)
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah
berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada
manusia: "Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah
Allah." Akan tetapi (dia berkata): "Hendaklah kamu menjadi
orang-orang rabbani[208], karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan
disebabkan kamu tetap mempelajarinya. (QS. Ali-Imran : 79)
2. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Bacaan paling
utama dan paling mulia
(الْقُرْآَنُ
الْكَرِيمُ / الْعَظِيمُ: )
إِنَّ الَّذِينَ يَتْلُونَ
كِتَابَ اللَّهِ وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَأَنْفَقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا
وَعَلَانِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ (فاطر : 29)
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca
kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang
Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu
mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, (QS. Fathir : 29)
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ
مِنَ الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ (العنكبزت : 45)
Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu
Al Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah
dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah
(shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan
Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Ankabut : 45)
3. Menjadikan Al-Qur’an sebagai referensi
utama dalam pembentukan pemikiran, intelektualitas dan karakter
(تَدَبَّرُ الْقُرْآَنَ ) :
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ
الْقُرْآَنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ
اخْتِلَافًا كَثِيرًا (النساء :82)
Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur’an?
Kalau kiranya Al-Qur’an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya. (QS. Annisa’ : 82)
4. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Ruh (Spirit)
hidup (الرُّوحُ) :
وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا
إِلَيْكَ رُوحًا مِنْ أَمْرِنَا مَا كُنْتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا
الْإِيمَانُ وَلَكِنْ جَعَلْنَاهُ نُورًا نَهْدِي بِهِ مَنْ نَشَاءُ مِنْ
عِبَادِنَا وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ (الشورى : 52)
Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu
(Al-Qur’an) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al
Kitab (Al-Qur’an) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami
menjadikan Al-Qur’an itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami
kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar- benar
memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. (QS. Asy-Syura : 52)
5. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Cahaya
kehidupan (النُّورُ)
:
اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ
وَالْأَرْضِ مَثَلُ نُورِهِ كَمِشْكَاةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ الْمِصْبَاحُ فِي
زُجَاجَةٍ الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُوقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُبَارَكَةٍ
زَيْتُونَةٍ لَا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِيءُ وَلَوْ
لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ نُورٌ عَلَى نُورٍ يَهْدِي اللَّهُ لِنُورِهِ مَنْ يَشَاءُ
وَيَضْرِبُ اللَّهُ الْأَمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
(النور :35)
Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi.
Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di
dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan
bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari
pohon yang diberkahi, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur
(sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya yang minyaknya (saja)
hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya
(berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki,
dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha
Mengetahui segala sesuatu. (QS. Annur : 35)
6. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Petunjuk hidup
(The Way of Life) (الْهُدَى)
:
ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ
فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ (البقرة : 2)
Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya;
petunjuk bagi mereka yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah : 2)
7. Menjadikan Al-Qur’an sebagai Peringatan
(تَذْكِرَةً)
:
مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ
الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى (2) إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى (3)
Kami tidak menurunkan Al-Qur’an ini kepadamu agar
kamu menjadi susah; tetapi sebagai peringatan bagi orang yang takut (kepada
Allah) (QS. Thaha : 2 – 3)
8. Merasakan Mukjizat Al-Qur’an :
8.1. Mukjizat kandungan dan isi Al-Qur’an
8.2. Mukjizat Bahasa Al-Qur’an
8.3. Mukjizat Scientific (ilmu pengetahuan) Al-Qur’an
8.4. Mukjizat Hukum dan perundang-undangan
8.5. Mukjizat pengobatan fisik dan psikis
8.6. Mukjizat sejarah
8.7. Mukjizat analisa dan Futuristik
Insya
Allah, dengan kesungguhan dan perjuangan, kemudian diikuti oleh sikap yang
tepat terhadap al-quran maka kita akan merasakan betapa indahnya hidup di bawah
naungan Al-Quran.
Wallahu A`lam
Sumber
Wallahu A`lam
Sumber
0 Comments:
Posting Komentar