BAB
I
1.2
Latar Belakang
Allah
menciptakan makhluk yang esensial hanya 3 macam yakni manusia, jin dan
malaikat. Sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits bersumber dari Muhammad
ibn Rafi’ dari Abd Razak.
قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : خلقت الملائكة من نور و خلق الجان من مارج من نار و خلق آدم مما و صف لكم) رواه مسلم عن محمد بن رافع عن عبد الرزاق(
Artinya:
"Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Malaikat
diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala, dan Adam diciptakan
dari apa yang kalian sifati (tanah)" (HR. Muslim).
Namun
dalam fenomena kehidupan, seolah-oleh ada dua “pemain” tambahan dalam catur
kehidupan dunia ini yakni setan dan Iblis. Sehingga seolah-olah
mahluk yang esensial itu ada 5 yaitu; manusia, jin, malaikat, setan dan iblis.
Jadi siapakah dua “pemain “ tambahan itu ? apakah memang mereka mahluk esensial
lain selain yang tiga yang Allah ciptakan?. Sekali-kali tidak, mereka adalah
“oknum” dari manusia dan jin, sebagaimana disebutkan dalam surat Al-An’am 6:12
dan Al-Kahfi 18 :50
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نِبِيٍّ عَدُوّاً شَيَاطِينَ الإِنسِ وَالْجِنِّ يُوحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوراً وَلَوْ شَاء رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ
Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain
perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika Tuhanmu menghendaki,
niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang
mereka ada-adakan. (QS: Al-An’am 6:112)
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاء مِن دُونِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِينَ بَدَلاً
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada
para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam", maka sujudlah mereka
kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin,
maka ia mendurhakai perintah Tuhannya. Patutkah kamu mengambil dia dan
turunan-turunannya sebagai pemimpin selain daripada-Ku, sedang mereka adalah
musuhmu? Amat buruklah iblis itu sebagai pengganti (Allah) bagi orang-orang
yang dzalim. (QS:Al-Kahfi 18:50)
Karena
persoalan ini sangat pelik dan dharuri untuk membahasnya secara gamblang
dengan tentunya berpedoman kepada al-Qur'an dan Hadits yang shahih. Dengan
tulisan ini diharapkan, dapat meluruskan pemahaman keliru selama ini tentang
jin. Misalnya, pemahaman bahwa jin dapat dilihat bentuk aslinya atau ketakutan
yang berlebihan terhadap jin. Pada pembahasan nanti akan nampak, bahwa tidak
ada alasan manusia harus takut berlebihan kepada jin, karena jin juga jauh
lebih takut oleh manusia.
Manusia
harus takut hanyalah oleh Allah. Di samping itu,dengan tulisan ini juga
diharapkan, para pembaca akan lebih bersemangat dan sungguh- sungguh
melaksanakan ibadahnya, karena ternyata ibadahnya itulah yang membentengi dari
gangguan jin jahat. Juga agar pembaca mengetahui apa saja perbuatan dan tujuan
serta target setan, apa kelemahan dan apa senjata yang harus dipersiapkan dalam
menghadapinya. Di atas semua itu, tulisan ini diharapkan dapat mempertebal
keimanan kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah menciptakan
jin, bahkan yang menjaga orang-orang mukmin dari gangguan jin jahat (setan).
BAB
I
1.3
Tujuan
Ø Menambah pengetahuan
tentang makhluk Allah SWT bernama JIN
Ø Mempelajari cara
membuat makalah
Ø Menyelesaikan tugas
hari raya (THR)
BAB
II
JIN
Nama dan Jenis Jin
Ibnu Abdil Bar
sebagaimana dikutip oleh Imam asy-Syibli dalam bukunya, Akamul Marjan fi
Ahkamil Jan, menuturkan bahwa jin menurut ahli kalam dan bahasa
Arab, mempunyai beberapa tingkatan:
1.
Apabila dimaksudkan jin secara umum, namanya jinny.
2.
Jin yang suka tinggal bersama manusia disebut dengan Aamir dan
bentuk jamak (pluralnya) adalah 'Ammar.
3.
Jin yang seringkali menampakkan wujudnya atau mengganggu anak-anak kecil
disebut dengan Arwah
4.
Jin yang selalu berbuat jahat dan seringkali muncul menjelma dalam berbagai
bentuknya adalah Syaithan.
5.
Apabila jin tersebut disamping berbuat jahat, menjelma, juga berbuat hal
lain yang lebih berat dari itu, seperti membunuh dan lainnya disebut dengan Marid
6.
Jin yang lebih jahat dari Marid dan memiliki kemampuan dan kekuatan
yang lebih dahsyat lagi disebut dengan Ifrit, bentul jamaknya
(pluralnya) Afariit.
7.
Sedangkan Iblis adalah nenek moyangnya jin kafir (syaithan). Menurut
Abul Mutsanna dan Ibnu Abbas, pada awalnya, Iblis ini bernama Naail. Ketika
mereka membangkang perintah Allah, Allah kemudian melaknatnya, dan diganti nama
dengan Syaithan. Iblis ini mempunyai nama kunyah (samaran) Abu
Kadus (Bapak Penimbun, maksudnya menimbun manusia agar selalu dalam
perbuatan dosa).
8.
Selain nama-nama di atas, nama-nama syaithan (jin kafir) lainnya adalah Hubab,
Syihab, Ajda' dan Asyhab
عن مسروق قال
: لقيت عمر بن الخطاب فقال
: ما اسمك ؟ فقلت
: مسروق بن الأجدع فقال
: سمعت رسول الله يقول
: ) الأجدع شيطان (
Artinya: "Masruq pernah bertutur
bahwasannya ia pernah bertemu dengan Umar bin Khatab, lalu Umar bertanya:
"Siapa nama kamu?" saya menjawab: "Masruq bin al-Ajda'"
Umar lalu berkata kembali: "Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda: "Al-Ajda' itu adalah nama
setan" (HR. Ibn Abi Syaibah).
Wujud Jin
Jin (setan)
adalah makhluk Allah yang berbeda alam dan unsur penciptaannya, sehingga jelas
manusia tidak akan mungkin dapat melihat dalam wujud aslinya. Hal ini
ditegaskan dalam surat Al-‘Araf 7:27
إِنَّهُ
يَرَاكُمْ هُوَ
وَقَبِيلُهُ مِنْ
حَيْثُ لاَ
تَرَوْنَهُمْ
Artinya: "Sesungguhnya ia (setan) dan pengikut-pengikutnya
melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka" (QS.
Al-Araf 7: 27).
Kecuali dalam kondisi
tertentu yang itu pun sangat jarang terjadi. Kondisi dimaksud misalnya ketika
seseorang meminum air sihir dari dukun, atau karena jin telah berubah wujud
misalnya menyerupai hewan. Tapi sekali lagi hal itu sangatlah jarang. Tidak
dapat dilihatnya jin dalam bentuk aslinya, tentu ini merupakan rahmat bagi
manusia, karena dengan demikian manusia bisa hidup tenang, tanpa ada rasa takut
sedikitpun. Sedangkan keadaan wujud jin itu sendiri menurut beberapa ayat dan
hadits sebagai berikut;
1. Sebagian
hewan dapat melihat wujud jin misalnya anjing dan keledai
عَنْ جَابِرٍ ،
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى الله عَلَيه وسَلَّم يَقُولُ : إِذَا سَمِعْتُمْ نُبَاحَ الْكِلاَبِ ، أَوْ نُهَاقَ الْحَمِيرِ مِنَ اللَّيْلِ فَتَعَوَّذُوا بِاللهِ
فَإِنَّهُنَّ يَرَيْنَ مَالاَ تَرَوْنَ
Artinya:
"Dari Jabir bin Abdullah berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda: "Apabila kalian mendengar anjing menggonggong dan himar
meringkik, maka berlindunglah kepada Allah karena sesungguhnya mereka itu
melihat sesuatu yang kalian tidak dapat melihatnya" (HR. Abu Dawud dalam
shahih sunannya).
2. Jin memiliki wujud yang sangat jelek
Jin (setan), memiliki bentuk yang sangat jelek. Hal ini sebagaimana
dijelaskan dalam al-Qur'an ketika Allah menyamakan pohon Zaqum yang tumbuh di
dasar neraka, dengan kepala setan dalam hal sama-sama buruk bentuk dan rupanya.
Hal ini sebagaimana tertuang dalam firman Allah surat ash-Shafat ayat: 64-65:
إِنَّهَا شَجَرَةٌ
تَخْرُجُ فِي أَصْلِ الْجَحِيمِ طَلْعُهَا كَأَنَّهُ رُؤُوسُ الشَّيَاطِينِ
Artinya: "Sesungguhnya dia (pohon
Zaqum) adalah sebatang pohon yang ke luar dan
dasar neraka yang menyala. moyangnya seperti kepala syaitan-syaitan" (QS. As-Shafat 37:
64-65).
3.
Jin mempunyai dua tanduk dan sayap
عن ابن عمر : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال : ( لا تحروا بصلاتكم طلوع الشمس ولا غروبها فإنها تطلع بقرني شيطان )
Artinya: "Rasulullah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam bersabda: "Janganlah kalian bermaksud untuk shalat pada
waktu matahari terbit juga pada waktu matahari terbenam, karena pada kedua
waktu itu saat dimana dua tanduk setan muncul" (HR. Muslim).
Kelemahan-kelemahan Jin
Meskipun
jin dan setan memiliki kemampuan-kemampuan yang tidak dimiliki oleh manusia,
akan tetapi al-Qur'an dengan tegas mengatakan bahwa hakikatnya setan dan tipu
dayanya itu adalah lemah. Berikut adalah beberapa macam kelemahan jin , di
antaranya:
1. Tidak bisa mengalahkan orang-orang saleh.
Bukti
bahwa setan atau jin tidak akan dapat mengalahkan orang saleh adalah perkataan
setan sendiri ketika berdialog dengan Allah dalam surat al-Hijr ayat 39-
Artinya: "Iblis
berkata: "Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat,
pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma'siat) di muka
bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau
yang mukhlis di antara mereka". (QS. Al- Hijr 15: 39-40).
Dari
ayat ini dapat dipahami bahwa yang menyebabkan setan itu dapat menguasai
seseorang adalah karena perbuatan dosanya. Ketika seseorang itu dekat dengan
Allah, maka setan pun akan lari dan tidak akan pernah berani mendekatinya
apalagi menguasainya.
2. Setan takut dan lari oleh sebagian hamba Allah
Apabila
seseorang betul-betul memegang ajaran agamanya dengan benar serta menancapkan
keimanannya dengan tangguh, maka setan pun akan takut dan lari. Hal ini
misalnya terdapat pada diri Umar bin Khatab. Dalam sebuah hadits riwayat Imam
Turmu-dzi Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda kepada Umar: "Sesungguhnya setan sangat takut olehmu wahai
Umar" (HR. Turmudzi).
Bukan
hanya kepada Umar, akan tetapi setan (jin kafir) juga akan takut oleh
orang-orang beriman yang betul-betul dengan keimanannya. Dalam al-Bidayah wan Nihayah,
Ibnu Katsir pernah mengutip sebuah hadits berikut ini:
عن أبي هريرة أن النبي صلى الله
عليه وسلم، قال : إن المؤمن لينصي شيطانه كما ينصي أحدكم بعيره في السفر
Artinya:
"Sesungguhnyaorang mukminakan dapat mengendalikan (mengalahkan)
syaithannya sebagaimana salah seorang dari kalian yang dapat mengendalikan
untanya ketika bepergian" (HR. Ahmad).
Bahkan,
apabila seseorang betul-betul dan terus menerus taat dan shaleh, ia dapat
membawa qarinnya
(penyertanya, karena setiap manusia itu pasti disertai oleh setan (jin kafir)
di sebelah kirinya dan malaikat di sebelah kanannya atau sering disebut dengan qarin) masuk Islam. Hal
ini sebagaimana disebutkan dalam sebuah hadits riwayat Imam Muslim berikut ini:
عن عبد الله قال قال رسول الله {صلى
الله عليه وسلم} ما منكم من أحدٍ إلا وقد وكل به قرينه من الجن وقرينه من الملائكة
قالوا وإياك يا رسول الله قال وإياي ولكن الله أعانني عليه فأسلم فلا يأمرني إلا
بخير
Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam bersabda: "Tidak ada seorangpun kecuali ia disertai oleh seorang
qarin (penyerta) dari jin dan seorang qarin (penyerta) dari malaikat".
Para sahabat bertanya: "Apakah termasuk Anda juga wahai Rasulullah?"
Rasulullah menjawab: "Ya termasuk saya, hanya saja Allah menolong saya
sehingga jin itu masuk Islam. Ia (jin tadi) tidak pernah menyuruh saya kecuali
untuk kebaikan" (HR. Muslim).
3. Jin takluk dan taat kepada Nabi Sulaiman.
Di
antara mukjizat Nabi Sulaiman adalah dapat menaklukan jin dan setan sehingga
semuanya dapat bekerja atas perintahnya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam
ayat al-Qur'an berikut ini dalam surat Shad ayat 36-38:
Artinya: "Kemudian Kami tundukkan kepadanya
angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya, dan
(Kami tundukkan pula kepadanya) syaitan-syaitan semuanya ahli bangunan dan
penyelam, dan syaitan yang lain yang terikat dalam belenggu" (QS. Shad ayat 36-38).
Mukjijat
ini diberikan kepada Nabi Sulaiman sebagai pengabulan atas doanya yang
mengatakan:
Artinya: "Dan
berikanlah kepadaku kerajaan yang tidak diberikan kepada seseorang
setalahku" (QS Shad 38:35).
Doa
Nabi Sulaiman inilah yang menyebabkan Rasulullah tidak jadi untuk mengikat jin
yang datang dengan melemparkan anak panah ke muka beliau. Dalam sebuah hadits
Muslim dikatakan:
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ قَالَ
قَامَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَمِعْنَاهُ يَقُولُ
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ ثُمَّ قَالَ أَلْعَنُكَ بِلَعْنَة اللَّهِ ثَلَاثًا
وَبَسَطَ يَدَهُ كَأَنَّهُ يَتَنَاوَلُ شَيْئًا فَلَمَّا فَرَغَ مِنْ الصَّلَاةِ
قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِ قَدْ سَمِعْنَاكَ تَقُولُ فِي الصَّلَاةِ شَيْئًا
لَمْ نَسْمَعْكَ تَقُولُهُ قَبْلَ ذَلِكَ وَرَأَيْنَاكَ بَسَطْتَ يَدَكَ قَالَ
إِنَّ عَدُوَّ اللَّهِ إِبْلِيسَ جَاءَ بِشِهَابٍ مِنْ نَارٍ لِيَجْعَلَهُ فِي
وَجْهِي فَقُلْتُ أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْكَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ ثُمَّ قُلْتُ
أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللَّهِ التَّامَّةِ فَلَمْ يَسْتَأْخِرْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ
ثُمَّ أَرَدْتُ أَخْذَهُ وَاللَّهِ لَوْلَا دَعْوَةُ أَخِينَا سُلَيْمَانَ
لَأَصْبَحَ مُوثَقًا يَلْعَبُ بِهِ وِلْدَانُ أَهْلِ الْمَدِينَةِ
" Dari Abu Darda berkata : “Suatu hari
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bangun, tiba-tiba kami mendengar
Rasulullah mengatakan: "Aku berlindung kepada Allah darimu", kemudian
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga berkata: "Allah telah
melaknatmu" sebanyak tiga kali. Rasulullah lalu menghamparkan tangannya seolah-olah
beliau sedang menerima sesuatu. Ketika Rasulullah selesai shalat, kami
bertanya: "Wahai Rasulullah, kami mendengar anda mengatakan sesuatu yang
belum pernah kami dengar sebelumnya. Kami juga melihat anda membukakan kedua
tangan anda". Rasulullah menjawab: "Barusan Iblis, musuh Allah datang
membawa anak panah api untuk ditancapkan di muka saya, lalu aku berkata:
"Aku berlindung kepada Allah darimu" sebanyak tiga kali, kemudian
saya juga berakata: "Allah telah melaknatmu dengan laknat yang
sempurna" sebanyak tiga kali. Kemudian saya bermaksud untuk mengambilnya.
Seandainya saya tidak ingat doa saudara kami, Sulaiman, tentu saya akan
mengikatnya sehingga menjadi mainan anak-anak penduduk Madinah" (HR.
Muslim).
4.
Jin atau setan tidak dapat menyerupai Rasulullah
Setan
dan jin tidak dapat menyerupai bentuk dan muka Rasulullah Saw. Oleh karena itu,
apabila seseorang bermimi melihat Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam,
maka ia sungguh telah melihatnya. Dalam hadits shahih dikatakan:
أبا هريرة يقول قال رسول صلى الله
عليه و سلم : من رآني في المنام فقد رآني إن الشيطان لا يتمثل بي
Artinya: "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa
Sallam bersabda: "Barangsiapa yang bermimpi melihatku, maka dia sungguh
telah melihatku, karena setan tidak dapat menyerupaiku" (HR. Muslim).
Takutnya Jin
Jin
dan manusia memiliki perbedaan derajat. Manusia lebih tinggi derajatnya dari
pada jin. Karena itulah sebenarnya jin sangat takut pada manusia. Namun karena
jin berhasil menakut-nakuti manusia maka manusia menjadi takut pada jin.
Sebagai seorang muslim seharusnya kita tidak boleh takut sama jin, tetapi kita
pun tidak menangtang jin, namun jika jin mengganggu manusia sudah sewajarnya
manusia untuk melawannya,
إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ
يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءهُ فَلاَ تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Artinya:
"Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti
(kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), karena itu
janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaKu, jika kamu
benar-benar orang yang beriman" (QS. Ali Imran 3:175).
عن مجاهد قال الشيطان أشد فرقا من
أحدكم منه فإن تعرض لكم فلا تفرقوا منه فيركبكم ولكن شدوا عليه فإنه يذهب
Artinya:
"Mujahid berkata: "Syaithan itu sebenarnya sangat takut oleh salah
seorang dari kalian (manusia). Oleh karena itu, apabila kamu mendapatinya,
janganlah takut karena kalau takut, ia akan menunggangi kalian (mengganggu),
akan tetapi kerasi (kasarilah), pasti ia akan pergi". (Riwayat Ibn Abi
Dunya)
عن مجاهد قال بينا انا ذات ليلة
أصلي إذ قام مثل الغلام بين يدي قال فشددت عليه لآخذه فقام فوثب فوقع خلف الحائط
حتى سمعت وقعته فما عاد إلي بعد ذلك
Artinya: "Imam
Mujahid berkata: "Suatu malam ketika saya sedang melaksanakan shalat,
tiba-tiba muncul makhluk sebesar anak laki-laki di hadapan saya. Lalu saya
desak dia untuk ditangkap. Akan tetapi ia bangun dan lompat ke belakang dinding
sehingga saya mendengar jatuhnya. Setelah itu, ia tidak penah datang lagi"
(Riwayat Ibnu Abi Dunya).
BAB
III
Kesimpulan
Ø Jin itu ada beberapa
macam, ada yang taat kepada Allah SWT dan ada juga yang kafir terhadap-Nya
Ø Terdapat banyak cara
untuk menjauhkan diri dari jin(syaitan), seperti :
Ø Menjadi orang yang
shaleh dan shaleha
Ø Taat terhadap
perintahnya dan menjauhi larangannya
Ø Melakukan sunnah nabi
Ø Dll.
Penulis: Ahmad Risal, Siswa Kelas XII IPA 3. MAN Insan Cendekia Gorontalo.
0 Comments:
Posting Komentar