HADITS KETIGAPULUH EMPAT
عَنْ أَبِي سَعِيْد الْخُدْرِي رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صلى الله عليه وسلم يَقُوْلُ : مَنْ
رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ
اْلإِيْمَانِ
[رواه مسلم]
Kosa kata :
يغَيـِّر
: Merubah
|
أضعف
: Yang paling lemah
|
Terjemah hadits :
Dari
Abu Sa’id Al Khudri radiallahuanhu
berkata : Saya mendengar Rasulullah shallallahu`alaihi
wa sallam bersabda: Siapa yang
melihat kemunkaran maka rubahlah dengan tangannya, jika tidak mampu maka
rubahlah dengan lisannya, jika tidak mampu maka (tolaklah) dengan hatinya dan
hal tersebut adalah selemah-lemahnya iman. (Riwayat Muslim)
Kandungan Hadist:
1. Menentang
pelaku kebatilan dan menolak kemunkaran adalah kewajiban yang dituntut dalam
ajaran Islam atas setiap muslim sesuai kemampuan dan kekuatannya.
2. Ridha
terhadap kemaksiatan termasuk di antara dosa-dosa besar.
3. Sabar
menanggung kesulitan dan amar ma’ruf nahi munkar.
4. Amal
merupakan buah dari iman, maka menyingkirkan kemunkaran juga merupakan buahnya
keimanan.
5. Mengingkari
dengan hati diwajibkan kepada setiap muslim, sedangkan pengingkaran dengan
tangan dan lisan berdasarkan kemampuannya.
Tema-tema hadits:
1. Keutamaan mengatasi kemunkaran: 5 : 78,
7 : 165
2. Realisasi iman : 2 : 278, 3 :
139, 5 : 23,
3. Tingkatan iman : 8 : 2
0 Comments:
Posting Komentar