Seorang lelaki Arab datang
menemui Rasul saw meminta nasihat kepada beliau. Nabi saw kemudian menjawabnya
dengan sebuah kalimat singkat : La taghdhab yang berarti
“jangan marah”.
Lelaki itu pun merasa puas
dengan nasihat singkat itu lalu kembali menuju kabilahnya. Secara kebetulan,
begitu dia sampai di tengah-tengah masyarakat kabilahnya, dia dihadapkan pada
sebuah situasi di mana mereka sudah siap berperang dengan kabilah lain karena
suatu permasalahan.
Pada mulanya, lelaki itu secara
tidak sadar terbawa emosi dan tersulut fanatik kesukuan, dia tergerak untuk
ikut bertempur membela sukunya. Dia kenakan semua perlengkapan perang dan
langsung bergabung dalam barisan kabilahnya. Pada saat itu, dia teringat oleh
nasihat Rasul saw yang mengajaknya untuk tidak mudah marah dan naik pitam. Dia
berhasil meredam amarahnya dan sejenak merenung. Dia berpikir apa gunanya dua
kelompok masyarakat tanpa alasan yang jelas saling membunuh dan menumpahkan
darah. Dia pacu kudanya ke arah musuh dan menanyakan duduk persoalannya.
Akhirnya, dia bersedia
memberikan ganti rugi dan apa yang menjadi tuntutan mereka dari harta
pribadinya. Kemuliaan pribadi dan kebesaran jiwa lelaki itu disambut baik oleh
musuhnya. Mereka pun segera mengurungkan niat untuk menyerbu. Api amarah dan
dendam seketika padam oleh sejuknya air kebijaksanaan, hati nurani, dan akal
sehat. Nasihat pendek Nabi saw yang mulia berhasil menyelamatkan ratusan jiwa.
0 Comments:
Posting Komentar