Menyelami dalamnya lautan ilmu Islam hingga nampak cahaya dan terasa indah dalam sukma

Fi`il Mudhari` Marfu`

Fi`il Mudhari` Manshub

10 Tanda Runtuhnya Ruhiyah (Bag 1)



            Selain akal dan jasad, umat manusia dibekali ruh yang menyempurnakan eksistensi manusia dalam kehidupan dunia. Akal, jasad dan ruh yang dianugerahkan Allah swt untuk kita seyogyanya harus sejalan dan selaras saling melengkapi sehingga bisa membentuk manusia secara utuh tanpa kekurangan. Namun adakalanya harapan jauh dari kenyataan, karena ada sebagian orang yang orientasinya hanya kepada akal (knowledge oriented) dan melupakan yang namanya ruh (spiritual oriented), dan sebaliknya. Apabila sudah terjadi yang demikian, maka bisa dipastikan mereka akan mendapatkan ketidak seimbangan dalam hidup dan pada akhirnya kehancuranlah yang didapat, na`udzubillah.Pada postingan kali ini penulis hendak membahas tanda-tanda runtuhnya ruhiyah (spiritual) seseorang, sehingga apabila kita mengenal dan mengetahui tanda-tandanya, insya Allah kita akan mampu mengatasi lebih awal dan mencegah nilai-nilai ruhiyah kita rusak dan runtuh.

1.      Benih Kemunafikan
Agar terhindar dari bahaya kemunafikan, maka harus diwaspadai mulai dari benih-benihnya. Sebagaimana pesan Nabi saw tentang tanda-tanda orang yang munafik:
1.      Bila berbicara selalu bohong.
Orang seperti ini tidak bisa dipercayai dalam setiap perkataan yang diucapkannya. Bisa jadi apa yang dibicarakan tidak sesuai dengan hatinya.
2.      Bila berjanji, tidak ditepati
Orang munafik sulit untuk dipercayai perkataan dan perbuatannya
3.      Bila diberi kepercayaan selalu berkhianat.
Orang munafik sulit diberikan kepercayaan. Setiap kali kepercayaan yang diberikan tidak dapat dia jaga dengan baik.


Hati yang sakit biasanya dimiliki oleh orang munafik, mereka menyatakan beriman tapi sekadar di lisan, mereka laksanakan kebaikan  termasuk shalat tapi maksudnya adalah untuk mendapatkan pujian orang, karena itu mereka tidak merasakan nikmatnya beribadah dan berbuat baik. Allah SWT berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ. يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُم وَمَا يَشْعُرُونَ. فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih,disebabkan mereka berdusta. (QS Al-Baqarah:8-10)

2.      Rasa Takut tidak pada tempatnya
Rasa takut hanya kepada Allah swt, bukan kepada selain-Nya. Takut akan adzab-Nya, takut karena betapa Allah swt Maha Kuasa, Maha Perkasa dan Maha Menguasai seluruh ciptaan-Nya di langit dan di bumi. Dengan takut kepada Alah swt, maka ruh (spiritual) kita akan meningkat dan terpelihara dengan kokoh dan sebaliknya orang yang takut kepada selain Allah swt maka hal itu pertanda runtuh dan robohnya ruh. Takut kepada Allah swt (al khauf minallah) adalah salah satu bentuk ibadah yang semestinya dicamkan oleh setiap mukmin.

Rasa takut merupakan merupakan sifat orang yang bertakwa, dan semakin berilmu maka semakin takut kepada Allah swt.

Sifat Orang Yang Bertaqwa
Takut kepada Allah adalah sifat orang yang bertaqwa, dan ia juga merupakan bukti imannya kepada Allah. Lihatlah bagaimana Allah mensifati para Malaikat, Allah Ta’ala berfirman (yang artinya) : “Mereka takut kepada Rabb mereka yang berada di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka)” (QS. An Nahl: 50).
Lihat juga bagaimana Allah Ta’ala berfirman tentang hamba-hambanya yang paling mulia, yaitu para Nabi ‘alahimus wassalam (artinya) : “Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan takut. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyuk kepada Kami” (QS. Al Anbiya: 90)

Semakin Berilmu Semakin Takut Kepada Allah
Oleh karenanya, seseorang semakin ia mengenal Rabb-nya dan semakin dekat ia kepada Allah Ta’ala, akan semakin besar rasa takutnya kepada Allah. Nabi kita Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Sesungguhnya aku yang paling mengenal Allah dan akulah yang paling takut kepada-Nya” (HR. Bukhari-Muslim).
Allah Ta’ala juga berfirman (yang artinya) : “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS. Fathir: 28)

3.      Berprasangka Buruk
Imam al-Ghazali berkata dalam Ihya Ulumuddin (3/150), “Ketahuilah bahwa prasangka buruk (su’u zhan) adalah haram seperti halnya ucapan yang buruk. Sebagaimana haram atasmu membicarakan keburukan seseorang kepada orang lain, maka tidak boleh juga membicarakannya kepada dirimu (hatimu) sendiri dan engkau berprasangka buruk terhadap saudaramu. Dan yang aku maksudkan adalah keyakinan hati terhadap orang lain dengan keburukan. Adapun apa yang terlintas dan bisikan hati maka hal itu dimaafkan, bahkan keraguan juga. Akan tetapi yang dilarang adalah menyangka, dan prasangka adalah kata lain dari sesuatu yang dijadikan sandaran yang hati condong kepadanya.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah oleh kalian kebanyakan prasangka, (karena) sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.”(QS. al-Hujurat:12)

Ibnu Qudamah al-Maqdisi berkata, “Tidak boleh engkau berprasangka buruk kepada saudaramu sesama muslim, kecuali jika terlihat sesuatu yang tidak mungkin lagi untuk ditakwil (dicari-cari alasannya). Jika seseorang yang adil mengabarkan kepadamu tentang hal itu, lalu hatimu condong untuk membenarkan maka engkau tidak bersalah. Karena jika engkau mendustakan, berarti engkau telah berburuk sangka terhadap orang yang mengabarkannya. Tidak pantas engkau berbaik sangka terhadap seseorang dan berburuk sangka terhadap orang lain, akan tetapi hendaknya engkau mencari tahu, apakah di antara keduanya ada permusuhan atau kedengkian. ”(Mukhtashor Minhajil Qashidin: 172)

4.      Ghibah

Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok.
Secara bahasa, ghibah berarti menggunjing. Banyak orang meremehkan masalah ghibah, padahal dalam pandangan Allah swt ia adalah sesuatu yang keji dan kotor. Hal itu dijelaskan dalam sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Riba itu ada tujuh puluh dua pintu, yang paling ringan daripadanya sama dengan seorang laki-laki yang menyetubuhi ibunya (sendiri), dan riba yang paling berat adalah pergunjingan seorang laki-laki atas kehormatan saudaranya". (As-Silsilah As-Shahihah,)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bersabda,
اتدرون ما الغيبه؟ قالوا: الله ورسوله أعلم .قال:الْغِيبَة ذِكْرك أَخَاك بِمَا يَكْرَه قِيلَ : أَفَرَأَيْت إِنْ كَانَ فِي أَخِي مَا أَقُول ؟ قَالَ : إِنْ كَانَ فِيهِ مَا تَقُول فَقَدْ اِغْتَبْته ، وَإِنْ لَمْ يَكُنْ فَقَدْ بَهَتّه
“Tahukah kalian apa itu ghibah?”
Mereka (para sahabat) menjawab, “Allah dan Rasul-Nya lebih tahu.”
Kemudian beliau shallahu’alaihi wasallam bersabda, “Engkau menyebut-nyebut saudaramu tentang sesuatu yang ia benci.”

Kemudian ada yang bertanya, “Bagaimana menurutmu jika sesuatu yang aku sebutkan tersebut nyata-nyata ada pada saudaraku?”
Beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Jika memang apa yang engkau ceritakan tersebut ada pada dirinya itulah yang namanya ghibah, namun jika tidak berarti engkau telah berdusta atas namanya.” (HR Muslim 2589 Bab: Al-Bir Wash Shilah Wal Adab)

5.      Gampang Marah
A. Orang Kuat ialah yang Mampu Menahan Marahnya
Ketika seseorang marah dan dia tidak mampu mengendalikan nafsu amarahnya, maka terkadang refleks keluar dari mulutnya kata-kata yang menghinakan. Baik berupa cacian, perkataan kotor, bahkan dia bisa saja berbuat sesuatu yang dapat mencelakakan dirinya dan orang lain. Karena sesungguhnya nafsu amarah itu mendorong orang untuk melakukan perbuatan yang buruk dan tercela.
Dari Abu Hurairah ra., ia berkata, Rasulullah saw bersabda: “Orang kuat itu bukanlah orang yang dapat bergulat. Tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan nafsunya ketika sedang marah.” (Mutafaq’alaih) [1]

B. Wasiat Nabi saw. Pada Seorang Lelaki
Diantara wasiat Rasul saw kepada umatnya adalah agar mampu menahan amarahnya, bahkan kalau bisa jangan sampai marah. Karena kalau seseorang sudah berada di luar kontrol akalnya karena tidak mampu menguasai marahnya, maka akan sangat berpengaruh besar terhadap ucapan dan perbuatannya.
Wasiat Nabi saw tentang larangan marah ini disampaikan agar kita mampu mengontrol diri kita. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang bersumber dari Abu Hurairah ra, ada seorang lelaki berkata kepada Nabi saw, “Berilah saya nasihat.” Beliau bersabda, “Jangan marah.” Lelaki itu terus mengulang-ulang permintaannya dan beliau tetap menjawab, “Jangan marah.” (HR. Bukhari) [2]
Imam Nawawi rahimahullah mengatakan, “Makna jangan marah yaitu janganlah kamu tumpahkan kemarahanmu. Larangan ini bukan tertuju kepada rasa marah itu sendiri. Karena pada hakikatnya marah adalah tabi’at manusia, yang tidak mungkin bisa dihilangkan dari perasaan manusia.”

C. Nasihat Nabi saw. Dalam Mengatasi Marah
Apabila seseorang marah, maka Nabi saw memberikan tips buat kita untuk megatasi marah yang membara dalam diri kita. Rasulullah saw bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian marah dalam kondisi berdiri maka hendaknya dia duduk. Kalau marahnya belum juga hilang maka hendaknya dia berbaring.” (HR. Ahmad)
Ini merupakan langkah yang paling baik untuk ditempuh jika seseorang marah, dan apabila masih belum juga hilang maka ambillah air wudlu lalu shalatlah, karena marah itu ibarat api, dan padamnya api tidak lain adalah dengan air.

D. Surga Buat Orang yang Mampu Menahan Amarahnya
Dibalik anjuran Rasul agar jangan marah, tentu ada hikmah yang sangat besar yang terkandung di dalamnya. Karena orang yang mampu menahan amarahnya dan tidak menumpahkannya demi melampiaskan keinginan hawa nafsunya, maka balasan bagi dirinya adalah surga.
Ada seorang lelaki yang datang menemui Rasulullah saw dan mengatakan, “Wahai Rasulullah, ajarkanlah kepada saya sebuah ilmu yang bisa mendekatkan saya ke surga dan menjauhkan dari neraka.” Maka beliau saw bersabda, “Jangan tumpahkan kemarahanmu. Niscaya surga akan kau dapatkan.” (HR. Thabrani)

E. Allah Menahan Azab Buat Orang yang Menahan Amarahnya
Hal ini dijelaskan dalam hadits Nabi saw., yang bersumber dari dari Anas ra, ia berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda, “Barang siapa mampu menahan amarahnya, Allah Akan menahan azab-Nya dari dirinya.” (HR. Thabrani dalam Al-Mu’jam Al-Ausath) [3]
Perlu digaris bawahi, bahwa bukanlah maksud Nabi saw melarang memiliki rasa marah. Karena pada dasarnya rasa marah itu merupakan bagian dari tabi’at manusia yang pasti ada. Akan tetapi maksudnya ialah kuasailah dirimu ketika rasa marah itu muncul. Supaya kemarahanmu itu tidak menimbulkan dampak yang tidak baik bagi dirimu dan orang lain.
Sesungguhnya kemarahan merupakan bara api yang dilemparkan oleh syaithan ke dalam lubuk hati bani Adam. Oleh sebab itu, perhatikanlah kalau orang sedang marah. Kita akan melihat kedua matanya menjadi merah, dan urat lehernya menonjol serta menegang. Bahkan terkadang rambutnya pun ikut rontok dan berjatuhan akibat luapan marah. Bahkan hal-hal lain yang tidak terpuji dapat timbul mengikuti di belakangnya. Hal ini akan mengakibatkan pelakunya merasa sangat menyesal atas perbuatan yang telah dia lakukan ketika dia marah.

Wallahu A`lam Bishawab.
Wallahul muwafiq


Share:

0 Comments:

Posting Komentar

Latest Posts

Back to Top

Recent Posts

default
Diberdayakan oleh Blogger.

Formulir Kontak

Cari Blog Ini

Blog Archive


CAHAYA ISLAM

Join & Follow Me

Recommend us on Google!

Postingan Populer

Sepakbola GP

Blog Archive